Ilmuwan Temukan Plastik di Sebagian Bayi Penyu di Laut

Sebagian besar penyu dari pantai Pasifik memiliki plastik di dalamnya.

www.freepik.com
Penyu (ilustrasi).
Rep: Fuji Eka Permana Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sebagian besar bayi penyu di lautan memiliki plastik di dalam perutnya. Menurut para ilmuw an, itu adalah jebakan evolusi.

Baca Juga

Polusi plastik begitu merajalela di lautan sehingga menciptakan "perangkap evolusi" bagi penyu remaja. Ini adalah kesimpulan dari sebuah penelitian baru yang menemukan plastik di sebagian besar penyu remaja yang mereka tangkap di sepanjang pantai Pasifik dan Samudra Hindia di Australia.

Jebakan evolusioner terjadi ketika perilaku hewan yang sebelumnya adaptif sekarang memiliki efek negatif pada kelangsungan hidup dan reproduksi organisme secara keseluruhan. Ini biasanya terjadi ketika habitat suatu spesies berubah jauh lebih cepat daripada yang dapat diadaptasi oleh organisme.

Perangkap ini cukup jahat karena spesies ditipu untuk membuat pilihan habitat yang buruk berdasarkan isyarat lingkungan yang sebelumnya dapat diandalkan, bahkan ketika habitat atau sumber daya berkualitas lebih tinggi masih tersedia.

Dalam kasus khusus ini, penyu yang baru menetas telah beradaptasi untuk memasuki zona samudra di mana mereka melakukan perjalanan mengikuti arus, mencari makan, dan tumbuh hingga dewasa. Habitat ini ideal untuk perkembangan mereka, terutama karena di sanalah banyak makanan disalurkan langsung ke mulut mereka. Masalahnya, arus yang sama juga membawa sampah plastik.

"Penyu remaja telah berevolusi untuk berkembang di laut terbuka, di mana predator relatif langka," kata Dr. Emily Duncan dari Pusat Ekologi dan Konservasi di Kampus Penryn Exeter di Cornwall. Dilansir dari laman Zme Science, Selasa (3/8).

"Penyu laut remaja umumnya tidak memiliki makanan khusus, mereka makan apa saja, dan penelitian kami menunjukkan ini termasuk plastik,” ujar dia.

 

 Para peneliti di University of Exeter di Inggris dan Murdoch University di Australia mengamati seberapa banyak dan jenis plastik apa yang tertelan oleh penyu remaja kecil. Penelitian ini melibatkan 121 penyu dari lima jenis penyu dari tujuh spesies penyu di dunia. Yakni hijau, tempayan, penyu sisik, lekang, dan punggung pipih.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penyu dari pantai Pasifik memiliki plastik di dalamnya. Sebanyak 86 persen penyu jenis tempayan, 83 persen jenis hijau, 80 persen jenis pipih, dan 29 persen jenis lekang terkontaminasi plastik.

Di pantai Samudera Hindia, proporsi penyu yang mengandung plastik jauh lebih kecil, tetapi masih memprihatinkan. Di sana, 28 persen penyu pipih, 21 persen tempayan, dan 9 persen penyu hijau ditemykan plastik di perut mereka.

Tidak ada plastik yang ditemukan pada penyu sisik di kedua pantai, tetapi hal ini kemungkinan disebabkan oleh ukuran sampel yang sangat kecil yang hanya terdiri dari tujuh penyu sisik.

Semua hewan yang termasuk dalam penelitian ini adalah anakan laut yang terdampar setelah menetas dan tangkapan di Laut Coral.

Plastik sekarang mewakili 80 persen dari semua sampah laut dan dapat ditemukan hampir di mana-mana, dari air permukaan hingga sedimen laut dalam. Sampah ini umumnya diklasifikasikan sebagai makroplastik (dengan diameter lebih besar dari 1mm) dan mikroplastik (lebih kecil dari 1mm).

Namun untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengelompokkan sampah menurut warna dan jenisnya (plastik keras, tali, atau kantong plastik).

Jumlah potongan plastik yang tertelan tertinggi terjadi pada penyu hijau, yakni satu hewan di Samudera Hindia berisi 343 potongan, dan satu hewan di Samudera Pasifik berisi 144 potongan.

"Plastik di penyu Pasifik sebagian besar merupakan pecahan keras, yang bisa berasal dari berbagai macam produk yang digunakan oleh manusia, sementara plastik Samudra Hindia sebagian besar terbuat dari serat, mungkin dari tali pancing atau jaring," kata Duncan, yang merupakan penulis utama penelitian tersebut.

Polimer yang paling umum tertelan di kedua lautan adalah polietilen dan polipropilen. Namun, plastik ini sangat banyak digunakan dalam produk sehingga tidak mungkin untuk melacak sumbernya. Dengan demikian, tidak ada solusi yang layak selain menghentikan polusi plastik sebanyak mungkin di sumbernya yang di darat sebelum mencapai lautan.

 

Masih belum jelas bagaimana kesehatan penyu remaja terpengaruh akibat menelan plastik, meskipun para ilmuwan menduga itu dapat menyebabkan kekurangan gizi, kontaminasi bahan kimia, dan bahkan kematian akibat laserasi, obstruksi, dan perforasi saluran pencernaan.

 
Berita Terpopuler