Komandan Afghan: Kami tak akan Biarkan Taliban Hidup

Pertempuran sengit masih terjadi di ibu kota Helmand, Lashkar Gah.

AP/Rahmat Gul
Personel keamanan Afghanistan berjaga-jaga di lokasi ledakan dahsyat di Kabul, Afghanistan, Selasa, 3 Agustus 2021. Ledakan itu mengguncang lingkungan mewah ibu kota Afghanistan tempat beberapa pejabat senior pemerintah tinggal.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah bom mobil meledak di dekat rumah pejabat menteri pertahanan Afghanistan di Kabul pada Selasa (3/8) malam waktu setempat. Insiden ini terjadi beberapa jam setelah tentara Afghanistan mendesak penduduk di kota lain mengungsi jelang operasi melawan Taliban.

Seperti dilansir laman CNN, Rabu (4/8), ledakan terjadi di dekat kediaman Bismillah Mohammadi di Kabul. Menurut juru bicara kementerian pertahanan Fawad Aman, empat penyerang tewas oleh pihak keamanan.

Mohammadi sedang tak berada di rumah saat ledakan terjadi. Keluarganya juga dikonfirmasi dalam keadaan selamat dan aman. Aman mengatakan, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Baca Juga

Sebelum ledakan terjadi, seorang komandan tentara Afghanistan mendesak penduduk di ibu kota provinsi Helmand, Lashkar Gah untuk meninggalkan rumah mereka jika Taliban aktif di daerah tersebut.

Kekhawatiran memang terus meningkat atas korban sipil dari akibat pertempuran gerakan kelompok militan di beberapa kota terbesar di negara itu. Sami Sadat, yang memimpin Korps Maiwand 215, mengatakan pada Senin lalu, bahwa militer akan mengintensifkan perang melawan Taliban di Lashkar Gah.

Dia juga memperingatkan penduduk setempat bahwa yang terbaik adalah pergi untuk menjalankan misi tim keamanan secara efektif. "Kami tidak akan membiarkan Taliban hidup-hidup dengan ongkos berapa pun," kata Sadat dalam pesan suara yang didistribusikan ke media.

"Permintaan saya adalah jika, Anda mengungsi selama beberapa hari, mohon maafkan kami, segera setelah Anda dapat meninggalkan daerah-daerah di mana Taliban (berada) sehingga militer dapat memerangi kelompok itu di daerah-daerah itu, ujarnya melanjutkan.

Ada semakin banyak bukti bahwa warga sipil terbunuh dan terluka dalam bentrokan yang sedang berlangsung di Lashkar Gah. Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) mengeluarkan pernyataan pada Selasa (3/8) tentang keprihatinan yang mendalam bagi warga sipil Afghanistan ketika pertempuran semakin memburuk.  "Sedikitnya 40 warga sipil tewas dan 118 warga sipil terluka dalam 24 jam terakhir di Lashkar Gar," kata UNAMA.

Sementara Human Rights Watch menggemakan keprihatinan PBB pada Selasa. HRW mengatakan, bahwa serangan membabi buta, termasuk mortir, roket, serangan udara, senjata peledak lainnya dan tembakan menyebabkan cedera dan kematian bencana di Lashkar Gah.  

Gambar dan video dari kota menunjukkan gedung-gedung universitas terbakar pada Selasa. Taliban mengklaim bahwa universitas Bost terkena serangan udara; belum ada kabar dari pemerintah.

Dua distrik polisi dan sebuah stasiun TV milik pemerintah sekarang berada di bawah kendali Taliban di Lashkar Gah. Kota ini terletak di rute strategis ke segala arah, termasuk jalan raya antara Kandahar dan Herat dan area pertanian penting di selatan kota.

Sementara Taliban telah lama memiliki kehadiran yang kuat di Provinsi Helmand, termasuk daerah-daerah di sekitar Lashkar Gah. Mereka tidak menduduki bagian mana pun dari kota itu sejak digulingkan pada  2001.


 
Berita Terpopuler