Dari Iran Hingga Rusia, Bantu Turki Atasi Kebakaran

Kebakaran hutan dekati pembangkit listrik di Turki

AP/AP
Seorang pria menyusuri jalan di desa Sirtkoy yang dilanda kebakaran, dekat Manavgat, Antalya, Turki, Minggu, 1 Agustus 2021. Lebih dari 100 kebakaran hutan telah dikendalikan di Turki, menurut para pejabat. Menteri kehutanan mentweet bahwa lima kebakaran terus berlanjut di tujuan wisata Antalya dan Mugla.
Rep: Dwina Agustin Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, MILAS -- Kebakaran hutan mendekati pembangkit listrik tenaga batu bara di Turki barat daya pada Selasa (3/8) malam. Kebakaran hutan berkobar di dekat resor selatan untuk hari ketujuh ketika pesawat pemadam kebakaran dari Spanyol dan Kroasia bergabung dalam pertempuran untuk memadamkannya.

Sebanyak 11 titik kebakaran masih berkobar, dipicu oleh angin kencang, suhu di atas 40 derajat Celcius, dan tingkat kelembaban yang rendah. Gumpalan asap hitam membumbung dari lereng bukit dan hutan di dekat resor pantai Bodrum dan Marmaris. "Situasinya sangat serius. Api telah mencapai tepi pembangkit listrik termal," kata wali kota Milas di sebelah timur resor utama Bodrum, Muhammet Tokat.

Tokat membagikan video yang diambil dari sebuah kapal di laut yang menunjukkan api berkobar di lereng bukit di bawah langit malam. Kobaran itu beberapa ratus meter dari pembangkit listrik Kemerkoy dan meminta sebuah pesawat atau helikopter dengan penglihatan malam untuk dikirim ke daerah tersebut.

Sebanyak dua pesawat pemadam kebakaran dari Spanyol dan satu dari Kroasia bergabung dengan tim dari Rusia, Iran, Ukraina dan Azerbaijan untuk memerangi kobaran api pada Selasa. Tambahan bantuan datang setelah Turki meminta dukungan Eropa.

Wali kota kota resor selatan Bodrum dan Antalya telah memohon lebih banyak pesawat minggu ini ketika kebakaran berkobar di dekat pantai Mediterania dan Aegea. Sebuah desa dekat Milas dievakuasi dengan api yang melalap rumah dan bangunan.

Partai-partai oposisi mengkritik Presiden Tayyip Erdogan dan pemerintahannya karena 'menghabiskan' sumber daya pemadam kebakaran selama bertahun-tahun.

"Terus terang, Turki tidak dikelola, Pemerintah istana (presiden) telah membuat negara kita tidak mampu," kata pemimpin oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu.

Baca Juga

Menanggapi kritik bahwa pemerintah telah menolak beberapa tawaran bantuan internasional, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan Turki telah menilai banyak proposal, memprioritaskan tawaran pesawat dan helikopter. Dia mengatakan beberapa negara, termasuk Prancis dan Yunani, membatalkan penawaran karena kebutuhan dan kebakaran mereka sendiri. Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pihaknya membahas situasi dengan pejabat Turki tetapi diberitahu bahwa Ankara tidak membutuhkan bantuan.

Gelombang panas yang memicu kebakaran terjadi setelah berbulan-bulan cuaca sangat kering di barat daya Turki. Data dari Layanan Informasi Kebakaran Hutan Eropa menunjukkan ada tiga kali lebih banyak kebakaran dari biasanya tahun ini, sementara lebih dari 136.000 hektar yang terbakar di Turki, rata-rata tiga kali luas area yang terbakar dalam satu tahun penuh.

Pemerintah sedang menyelidiki penyebab kebakaran, termasuk kemungkinan pembakaran. Kementerian Pertahan menyatakan, pihak berwenang menangkap satu orang yang mencoba menyalakan api di luar kompleks militer di provinsi barat daya Denizli.

 
Berita Terpopuler