Risiko Serangan Jantung Naik 2 Pekan Setelah Kena Covid-19

Risiko serangan jantung pada orang yang positif Covid-19 sama untuk semua umur.

Foto : MgRol112
Ilustrasi serangan jantung. Studi di Swedia menunjukkan peningkatan risiko serangan jantung dua pekan setelah orang positif Covid-19.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah ahli memperingatkan bahwa pasien infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari segala usia berisiko mengalami serangan jantung dalam dua pekan setelah tertular penyakit wabah ini. Kewaspadaan itu muncul menyusul temuan penelitian terbaru yang dilakukan tim ilmuwan di Swedia.

Menurut peneliti, virus memengaruhi semua organ dalam tubuh. Kebanyakan orang akan mengatasi serangan virus penyebab Covid-19 dengan cepat, namun tidak sedikit yang pada akhirnya mengalami masalah kesehatan yang serius dan harus berjuang melawan gejala yang melemahkan.

Para peneliti di Umeå University, Swedia melihat data dari 86 ribu pasien Covid-19. Dari sana, ditemukan peningkatan tiga kali lipat risiko infark miokard akut dan strok dalam dua pekan pertama setelah infeksi virus corona jenis baru terjadi.

Tim ilmuwan mengatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan risiko yang sama di semua kelompok umur. Studi yang dilakukan juga disesuaikan dengan faktor risiko yang diketahui seperti usia, jenis kelamin, dan faktor sosial ekonomi.

Rekan penulis studi Ioannis Katsoularis, yang juga merupakan seorang dokter konsultan di bidang kardiologi di Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Klinis, mengatakan bahwa hasil studinya menunjukkan bahwa komplikasi kardiovaskular akut merupakan manifestasi klinis penting dari Covid-19. Temuan timnya sekaligus menunjukkan betapa pentingnya untuk menyegerakan vaksinasi Covid-19, terutama pada lansia yang berisiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kardiovaskular akut.

Para ahli di Swedia memang tidak memasukkan pasien yang sebelumnya pernah mengalami strok. Krister Lindmark, seorang dokter konsultan medis di bidang kardiologi dan rekan penulis penelitian ini menjelaskan itu sengaja dilakukan karena akan sulit untuk menghitung risiko kontribusi Covid-19 terhadap infark miokard akut dan strok kalau individu yang pernah mengalaminya disertakan.

"Sebab, risiko berulangnya infark miokard akut dan strok meningkat setelah kejadian pertama," ujar Lindmark, dilansir The Sun, Selasa (3/8).

Baca Juga

Para ahli mengatakan, studi yang dilakukan saat ini menjadi salah satu yang terbesar dalam menghubungkan Covid-19 dengan strok. Keterkaitan infeksi virus corona jenis baru dengan pembengkakan jantung sebelumnya pernah diteliti dengan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna.

Saat ini, regulator obat Inggris telah memperbarui informasi keamanan untuk menunjukkan kemungkinan efek samping untuk kedua vaksin tersebut. Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris mengatakan, kondisi ini masih sangat jarang dan biasanya ringan.

Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)

 

Peradangan otot jantung dapat merusak organ dari waktu ke waktu. Para ahli mengatakan, manfaat dari mendapat vaksinasi tetap jauh lebih besar daripada risikonya.

Baik infeksi maupun peradangan diketahui meningkatkan risiko strok dan infark miokard akut. Para ahli mengatakan, bukti menunjukkan bahwa komplikasi kardiovaskular akut mungkin merupakan manifestasi klinis penting dari Covid-19 dan efek jangka panjangnya mungkin menjadi tantangan di masa depan.

"Temuan ini dapat mengubah praktik klinis dan menjamin prioritas strategi pencegahan dan diagnostik, yang dapat memengaruhi pengobatan dan, oleh karena itu, mengurangi beban morbiditas dan mortalitas pada kelompok pasien ini," jelas para peneliti dalam studi terbaru.

 
Berita Terpopuler