Sederet Bonus untuk Greysia/Apriyani

Kemenangan Greysia/Apriyani lengkapi perolehan bulutangkis Indonesia di Olimpiade.

AP/Markus Schreiber
Peraih medali emas Greysia Polii, kiri, dan Apriyani Rahayu merayakan saat upacara perebutan medali emas ganda putri pada Olimpiade Musim Panas 2020, Senin, 2 Agustus 2021, di Tokyo, Jepang.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Fitriyanto

Ganda putri bulutangkis Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyumbangkan medali emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Sejumlah hadiah menanti Greysia dan Apriyani yang menorehkan sejarah sebagai penyumbang medali emas pertama Indonesia dari cabang ganda putri bulutangkis.

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga menjanjikan bonus Rp 5 miliar untuk peraih emas, perak Rp 2 miliar, dan perunggu Rp 1 miliar di Olimpiade tahun ini. Tak hanya mendapat bonus berupa uang tunai, mereka juga bakal mendapat apresiasi berbentuk sebidang tanah hingga gerai bakso.

Berbagai kalangan telah menyatakan akan memberikan bonus kepada peraih medali dalam pesta olahraga terbesar di dunia tersebut. Misalnya, bos dari J99.Corp, Gilang Widya Pramana, menjanjikan peraih medali emas Rp 500 juta, perak Rp 250 juta, dan perunggu Rp 100 juta.

Selain berbentuk uang, bonus lainnya juga datang berupa sebidang tanah yang dijanjikan Wakil Wali Kota Tomohon Wenny Lumentut untuk Greysia Polii yang merupakan atlet berdarah Manado, Sulawesi Utara. Ada pula bonus gerai kuliner Baso Aci Akang dari influencer sekaligus Youtuber, Arief Muhammad. Dalam akun Instagramnya, Senin (2/8), ia mengucapkan selamat sekaligus berjanji memberikan Greysia/Apriyani masing-masing paket usaha bakso tersebut.

"FINALLY!!! Bangga banget sama Greysia Polii dan Apriyani Rahayu. Terima kasih sudah membawa pulang medali emas untuk Indonesia. Sesuai janji, cabang @basoaciakang untuk kalian sudah menunggu di Indonesia. Masing-masing dapet satu!," kata Arief Muhammad dalam akun Instagramnya.

Menpora Zainudin Amali juga pernah mengatakan bahwa Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate bakal memberikan bonus. Meski begitu, Amali belum mengungkapkan secara detail bonus yang diberikan.

"Nanti pada saatnya akan diumumkan. Menkominfo Johnny G Plate menyampaikan bahwa itu dari dana pribadi beliau dan akan mengajak teman-temannya juga untuk ikut memberi apresiasi kepada para pahlawan olahraga nasional yang sudah mengibarkan Merah Putih di kancah tertinggi perhelatan olahraga dunia," kata Menpora.

Amiruddin Pora, ayah dari pebulu tangkis ganda putri Apriyani Rahayu, sejak awal pertandingan merasa yakin akan kemenangan putrinya. "Sebelum main, saya yakin pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu akan menang telak. Saya tidak merasa deg-degan ketika pasangan ini turun ke lapangan," kata Amiruddin Pora ketika dihubungi dari Kendari.

Apriyani Rahayu bersama Greysia Polii berhasil merebut medali emas setelah menang dua set langsung atas pasangan China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dengan angka 21-19, 21-15. "Sekali lagi saya tidak merasa deg-degan atau khawatir ketika mereka turun di lapangan karena sudah terbiasa. Jadi tidak ada pengaruhnya tampil di Olimpiade maupun kejuaraan-kejuaraan yang lain," katanya.

Ia nonton bareng di rumahnya bersama dengan warga. Kemenangan Greysia/Apri membuat suasana di perumahannya langsung riuh. "Kayak mau pecah ini rumah," kata Amiruddin.

Apriyani Rahayu bergabung dengan PB Pelita Bakri pada 3 September 2011 ketika mantan juara dunia bulu tangkis Icuk Sugiarto menjadi ketua PBSI DKI Jakarta. Ia kemudian akhirnya hijrah ke PB Jayaraya Jakarta hingga sekarang ini.

Ketika ditanya apakah Apriyani sempat pulang ke rumah sebelum tampil pada Olimpiade Tokyo ini, Amiruddin mengatakan, seminggu sebelum tampil di Olimpiade anaknya sempat pulang. Apri sengaja ziarah ke makam ibunya saat itu.

Baca Juga

Sedangkan Geysia Polii bisa dikatakan sebagai pebulu tangkis putri Indonesia yang mempunyai prestasi lengkap di ajang multi event. Koleksinya pun bertambah setelah memastikan diri meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo.

Datang ke Tokyo dengan menempati peringkat ketujuh daftar Race to Tokyo BWF di nomor ganda putri dengan mengumpulkan poin 67.805, bisa dibilang pasangan ini kurang begitu diunggulkan. Namun, setelah sukses menundukkan pasangan peringkat satu dunia Yuki Fukushima/Sayaka Hirota kondisi itu berubah.

Greysia/Apriyani pun melaju mulus hingga final. Tradisi emas bulu tangkis di Olimpiade tetap terjaga melalui kemenangan keduanya.

Sebelum meraih emas di Olimpiade Tokyo, Greysia ternyata sudah memiliki sederet prestasi di ajang multi event. Selain itu juga banyak meraih hasil terbaik di single event dengan pasangan yang berbeda.

Medali emas multi event yang diraih oleh Greysia Polii antara lain Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008. Saat itu, pemain berusia 33 tahun itu berpasangan dengan Nathalia Poloualan untuk mewakili kontingen Sulawesi Utara.

Setelah emas PON, prestasi Greysia terus meningkat dan selanjutnya merebut medali emas pada kejuaraan multi event tingkat Asia. Greysia yang saat itu berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari sukses meraih emas Asian Games 2014. Lima tahun berselang, Greysia Polii yang sudah berpasangan dengan Apriyani Rahayu sukses menyumbangkan medali emas bagi Kontingen Indonesia di SEA Games 2019 Filipina.

Rencananya Greysia akan segera gantung raket. Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) diminta untuk mencarikan mitra yang tepat dulu untuk Apriyani Rahayu, sebelum Greysia pensiun.

Ketua Harian Klub Jaya Raya, Imelda Wigoena, ketika berbincang kepada Republika, Senin (2/8) mengatakan perlunya pengganti yang tepat dan bagus untuk Apriyani sebelum ditinggal pensiun oleh Greysia. "Harus ada pengganti Greysia dulu, sambil dicoba dipasangkan dengan Apriyani. Sebelum Greysia nantinya memutuskan untuk pensiun," katanya.

"Saya yakin pelatih kepala tunggal putri Eng Hian, dapat menemukan partner yang tepat untuk Apriyani. Sebelumnya juga kan Apriyani saat masuk Pelatnas pasangannya bukan Greysia," terangnya.

Imelda meminta jangan ditinggal dulu Apriyani sebelum mendapatkan pasangan yang tepat. "Tunggulah satu atau dua tahun ke depan."

Greysia/Apriyani melengkapi daftar peraih medali emas Indonesia untuk sektor ganda putri, setelah sektor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra dan ganda campuran terlebih dahulu mendulang medali emas dalam Olimpiade sebelum-sebelumnya. Torehan emas Indonesia dalam ajang Olimpiade dipelopori sektor tunggal putra dan tunggal putri melalui Alan Budi Kusuma dan Susy Susanti di Olimpiade Barcelona 1992, ketika bulu tangkis pertama kali dipertandingkan secara resmi di Olimpiade.

Sektor tunggal putra kemudian mengulangi kejayaan melalui Taufik Hidayat yang meraih medali emas di Athena tahun 2004. Sektor ganda putra sukses mendulang medali emas tiga kali. Diawali Ricky Subagja/Rexy Mainaki di Olimpiade Atlanta 1996.

Tren emas ganda putra berlanjut empat tahun kemudian. Tony Gunawan/Candra Wijaya menjadi yang terbaik di Olimpiade Sidney 2000. Emas terakhir ganda putra dipersembahkan Hendra Setiawan/Markis Kido. Mereka meraihnya di Olimpiade Beijing 2008.

Di sektor ganda campuran, Indonesia merengkuh medali emas melalui pasangan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir pada Olimpiade Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Berikut daftar atlet bulu tangkis Indonesia yang merebut medali emas di Olimpiade.

Tunggal Putra:
Alan Budikusuma (Barcelona 1992)
Taufik Hidayat (Athena 2004)

Tunggal Putri:
Susy Susanti (Barcelona 1992)

Ganda Putra:
Ricky Subagja/Rexy Mainaki (Atlanta 1996)
Tony Gunawan/Candra Wijaya (Sidney 2000)
Hendra Setiawan/Markis Kido (Beijing 2008)

Ganda Campuran:
Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad (Rio de Janeiro 2016)

Ganda Putri:
Greysia Polii/Apriyani Rahayu (Tokyo 2021)

Peraih medali emas Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu (kanan) bereaksi selama upacara pemberian penghargaan Bulutangkis Ganda Putri di Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Chofu, Tokyo, Jepang, 02 Agustus 2021. - (EPA-EFE/MAST IRHAM)

 
Berita Terpopuler