Korban Tewas Akibat Banjir di Cox's Bazar Capai 24 Jiwa

Tenda-tenda darurat ribuan pengungsi Rohingya terendam banjir

Korban tewas di distrik Cox's Bazar Bangladesh akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan monsun berhari-hari telah bertambah menjadi 24 jiwa.
Red: Nur Aini

 

Baca Juga

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Korban tewas di distrik Cox's Bazar Bangladesh akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan monsun berhari-hari telah bertambah menjadi 24 jiwa.

Enam orang Rohingya di kamp pengungsi Balukhali termasuk di antara korban tewas selain 18 penduduk setempat dari berbagai distrik. Sebagian korban meninggal akibat tertimbun tanah longsor dan terseret arus banjir.

Wakil Komisaris Cox's Bazar Md Mamunur Rashid mengatakan mereka tengah mengupayakan bantuan pemerintah baik untuk penduduk lokal maupun Rohingya.

"Kami telah memindahkan banyak orang ke daerah yang lebih aman dan memberi mereka makanan, air minum, dan barang-barang esensial lainnya, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19," jelas Rashid.

Dia menambahkan bahwa di bawah pengawasan hakim eksekutif, pemerintah setempat bekerja memindahkan ribuan penduduk dari daerah perbukitan yang berisiko ke lokasi yang lebih aman. Karena hujan lebat, banyak jalan utama dan jalan raya di distrik itu terendam banjir.

Nasib Rohingya memburuk

 

Akibat bencana itu, ribuan warga Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan harus kehilangan rumah mereka karena tenda darurat mereka terendam banjir yang dipicu oleh hujan monsun.

“Kesengsaraan adalah bagian tak terpisahkan dari hidup kami,” kata pengungsi Rohingya Mohammad Shamsuddoha, yang berlindung di Camp 4.

Dia mengatakan setiap kali musim hujan mendekat, tingkat stres mereka pun meningkat.

"Saya mendesak pihak berwenang tolong lakukan sesuatu yang efektif untuk melindungi kami dari tanah longsor yang mengerikan selama musim hujan," ujar Shamsuddoha.

Komisaris Komisi Bantuan dan Repatriasi Pengungsi Bangladesh Md. Shamsud Douza, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa mereka akan memastikan relokasi yang aman bagi Rohingya yang terdampar dan mereka yang berisiko tinggi terdampak tanah longsor.

Setidaknya 10.000 Rohingya telah dipindahkan ke lokasi aman pada Rabu malam.

Lebih dari 1,2 juta Rohingya, yang sebagian besar melarikan diri dari kekerasan militer brutal di negara asal mereka, Myanmar, pada Agustus 2017, tinggal di kamp-kamp pengungsi Bangladesh yang terletak di daerah perbukitan Cox's Bazar.

Ratusan tenda di permukiman di kamp pengungsi terbesar di dunia ini dibangun di lereng perbukitan yang terjal dengan risiko tinggi terkena longsor saat musim hujan.

Belasungkawa PBB

Dalam sebuah pernyataan, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyatakan belasungkawa atas kematian enam pengungsi Rohingya.

"Kami bersedih dengan kematian tragis enam pengungsi Rohingya ketika hujan lebat selama tiga hari dan angin kencang yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di situs-situs pengungsi di Cox’s Bazar Bangladesh," kata badan itu.

Pernyataan itu menambahkan bahwa lebih dari 12.000 pengungsi telah terdampak, sementara sekitar 2.500 tempat penampungan rusak atau hancur. Menurut laporan pantauan cuaca, lebih dari 300 milimeter (11,8 inci) hujan telah turun di kamp-kamp pengungsi Rohingya dalam 24 jam terakhir.

 

 
Berita Terpopuler