Pola Makan Terbaik untuk Cegah Penyakit Jantung

Pola makan seperti apa yang baik untuk kesehatan jantung?

Flickr
Diet (ilustrasi). Memerhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi merupakan pedoman utama dalam diet untuk kesehatan jantung.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaturan pola makan yang baik bisa mengurangi risiko penyakit jantung. Penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Cardiology menganjurkan beberapa alternatifnya.

Menurut studi tersebut, memerhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi merupakan pedoman utama. Sementara, aneka makronutrien (lemak, karbohidrat, atau protein) yang dominan pada pengaturan pola makan alias diet sama-sama efektif asal memenuhi prinsip.

Artinya, tidak masalah hendak memilih diet kaya lemak tak jenuh, diet kaya protein, maupun diet kaya karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiganya bisa punya efek optimal dalam mengurangi peradangan dan cedera pada otot jantung sekaligus meningkatkan kesehatan jantung.

"Temuan kami mendukung fleksibilitas dalam pemilihan makanan untuk orang yang mencoba makan makanan yang lebih sehat dan seharusnya membuatnya lebih mudah," ungkap salah satu penulis studi, Stephen Juraschek, dikutip dari laman Spring.

Studi menggunakan tes yang sangat spesifik pada peserta dengan menganalisis sampel darah mereka. Subjek diketahui memiliki tekanan darah tinggi tetapi tidak diminta menggunakan obat apa pun untuk mengurangi kolesterol atau tekanan darah.

Para peserta hanya diminta mengonsumsi beberapa jenis makanan, yakni menu yang kaya lemak tak jenuh, menu karbohidrat, atau protein untuk jangka waktu enam pekan. Ada periode washout dari setiap penerapan diet untuk melihat hasil akurat.

Baca Juga

Diet kaya karbohidrat dalam studi ini mirip dengan diet DASH, yakni konsumsi menu kaya biji-bijian, pati, dan gula yang membentuk hampir 60 persen kalorinya. Sementara, pada penerapan diet kaya protein, 10 persen kalori dari karbohidrat diganti dengan protein.

Untuk sesi diet kaya lemak, sebanyak 10 persen kalori dari karbohidrat diganti dengan lemak tak jenuh yang ditemukan pada ikan, kacang-kacangan, dan alpukat. Menurut Juraschek, hasil akhir studinya bisa mengurai banyak perdebatan tentang karbohidrat dan lemak makanan.

"Pesan dari data kami jelas, yakni bahwa makan makanan seimbang yang kaya buah dan sayuran, daging tanpa lemak, dan serat tinggi tidak hanya membantu menanggulangi faktor risiko kardiovaskular, tetapi juga mengurangi cedera langsung pada jantung," tuturnya.

 
Berita Terpopuler