Amalan Ringan Bulan Zulhijjah

Amalan yang tergolong ringan yang insyaAllah mampu melakukannya.

Republika/Thoudy Badai
Berdoa (Ilustrasi)
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  Oleh: Ina Salmah Febriani

Baca Juga

Alhamdulillah, seizin Allah kita tengah berada di bulan haji, salah satu bulan haram (asyhurul hurum) dari tiga bulan haram lain (Dzulqa’dah, Muharram, dan Rajab), yang dimuliakan Allah. Bulan yang awalnya (pada hari 1 hingga 10) dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, zikrullah, hingga puasa.

Meski masih dalam suasana pandemi, bertepatan pula Jawa dan Bali sedang dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, namun tak menghentikan kita untuk tetap beribadah, belajar, bekerja, saling mendoakan, bahkan berkurban (transaksi via online) dari rumah.

Masa-masa sulit pandemi yang belum berakhir ini memang ujian bagi semua. Terlebih mereka yang terpaksa dirumahkan, diliburkan sejenak pekerjaannya sehingga mengurangi/ meniadakan penghasilan, bahkan tak sedikit pula yang dipangkas pendapatannya.

Belum lagi mereka di sektor esensial/ kritikal yang harus tetap berjualan. berdagang, tapi minim pembeli. Ya, pandemi ini menguji iman dan kebersamaan kita semua. Apakah kita tetap bertahan di rumah namun dengan pendapatan dan persediaan makanan yang melimpah, ataukah mengupayakan diri untuk mau berbagi agar yang dimiliki menjadi manfaat berbuah berkah?

 

 

Musibah adalah ujian, termasuk pandemi yang menimpa negeri ini. Tapi syukur tiada henti, jika di musim wabah ini Allah masih memberi kita ni’mat sehat, afiyat sehingga bisa memaksimalkan diri menambah amalan-amalan sunnah di bulan Dzulhijjah.

Apa sajakah amalan tersebut?

Amalan yang tergolong ringan yang semua umat Rasulullah Saw, insyaAllah mampu melakukannya, asal mau dan meluangkan waktu di sepuluh hari awal bulan yang dicintai Allah.

 “Dari Umar Radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid.” (HR. Imam Ahmad).

Melalui hadits di atas, kita mengetahui bahwa banyak cara untuk melakukan kebaikan, jikapun diri ini belum memiliki finansial yang memadai untuk berbagi, maka sebisa mungkin, tidak membatasi diri untuk meninggalkan amalan-amalan dzikrullah seperti tahlil (Laa ilaaha Illa Allah), takbir (Allahu Akbar) dan tahmid (Alhamdulillaah)—jika mau, bisa ditambah dengan lafadz tasbih (Subhaanallah), dengan jumlah zikir yang disesuaikan kemampuan masing-masing individu.

 

 

Selain amalan zikir, serta ibadah-ibadah sunnah, bersedekah/ berbagi pada sesama menjadi amalan yang dicintai Allah, tentu manfaat, khasiat dan ganjaran dari-Nya pun luar biasa. Allah mengganjar orang-orang yang ikhlas menambah amal ibadah di hari-hari awal bulan Dzulhijjah ini dengan ganjaran; dihapuskannya dosa-dosa. MasyaAllah..

Sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW, “Dari Abu Qotadah al-Anshary ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa Arofah, lalu beliau bersabda, “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Beliau juga ditanya tentang puasa Asyuro. Beliau bersabda, “Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu. Dan ketika ditanya tentang puasa di hari Senin, beliau menjawab, “Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus dan hari diturunkan al-Qur’an kepadaku,” (HR. Muslim).

Nah, mumpung masih berada di momen awal Dzulhijjah ini, mari sempatkan diri untuk menambah amal-amal ibadah ringan yang ganjarannya luar biasa ini. Ganjaran tersebut adalah penghapusan dosa langsung dari Allah. Karena siapa lagi yang mampu menghapuskan diri kita dari dosa-dosa selain Allah? Semoga Allah memberikan kesehatan yang prima untuk beribadah. Aamiin…

 
Berita Terpopuler