Lima Transfer Pertukaran Pemain Sepak Bola yang Paling Aneh

Pertukaran pemain ternyata tidak selalu berakhir indah.

EPA-EFE/ENRIC FONTCUBERTA
Arthur Melo dan Miralem Pjanic (kanan).
Rep: Muhammad Ikhwanuddin Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah finansial sering menjadi halangan sebuah klub untuk mendatangkan pemain baru di bursa transfer. Pertukaran pemain pun menjadi salah satu opsi praktis yang dilakukan untuk memburu pemain target sambil menghemat pengeluaran klub.

Namun, pertukaran pemain juga tidak selalu berakhir indah. Beberapa pemain hasil tukar gagal mencapai performa terbaiknya setelah berpindah klub. Laman Sportskeeda pada Kamis (15/7) merangkum lima daftar pertukaran yang paling aneh dalam sejarah sepak bola. Berikut daftarnya.

1. Clarence Seedorf - Francesco Coco (2002)

Inter Milan melepas gelandang asal Belanda, Clarence Seedorf, ke AC Milan demi mendapatkan Francesco Coco di tahun 2002. Harapan kepada Coco pun berangsur pupus karena sang pemain sering cedera. Ia hanya mencatat 40 pertandingan dari tiga musim bersama Inter. Namun bagi Seedorf, dirinya terus menunjukkan peningkatan performa dan berhasil merebut tiga trofi Liga Champions.

2. Fabio Cannavaro - Fabian Carini (2004)

Inter lagi-lagi mengalami kegagalan dalam pertukaran pemain. Inter melepas Fabio Cannavaro ke Juventus demi mendapatkan Fabian Carini pada 2004 lalu. Namun Carini ternyata hanya mampu mencatat empat penampilan bersama Nerrazzuri. Sebaliknya bagi Cannavaro, ia menjadi pilihan utama Bianconeri plus menjadi kapten timnas Italia yang berhasil merebut juara Piala Dunia 2006.

3. Ian Wright - Fasilitas Latihan (1985)

Salah satu pertukaran yang paling aneh dalam sejarah terjadi pada 1985 lalu ketika Crystal Palace merekrut Ian Wright dengan sebuah klub semi-profesional, Greenwich Borough. Alih-alih menukar dengan pemain lain atau uang tunai, Crystal Palace menawarkan sebagian lahan untuk dipakai Greenwich Borough berlatih. Kedua klub pun sepakat melakukan kerja sama ini. Ian Wright terus menunjukkan ketajamannya sebagai striker. Ia akhirnya direkrut oleh Arsenal pada 1987 dan menjadi top skorer the Gunners.

4. Alexis Sanchez - Henrikh Mkhitaryan (2018)

Manchester United (MU) berhasil mencuri perhatian ketika merekrut Alexis Sanchez dari Arsenal. Pasalnya, kedatangan Sanchez juga dibarengi dengan perginya Henrikh Mkhitaryan yang masuk ke dalam kesepakatan pertukaran pemain. Namun, Sanchez gagal memenuhi ekspektasi publik ketika hanya mencetak satu gol dari 32 pertandingan di Liga Primer Inggris. Mkrhitaryan sempat gemilang bersama the Gunners, namun akhirnya permain berpaspor Armenia itu dilepas ke AS Roma.

5. Arthur Melo - Miralem Pjanic (2020)

Barcelona resmi melepas Arthur Melo demi mendapatkan Miralem Pjanic dari Juventus pada 2020 lalu. Juventus bahkan menambah 10 juta euro untuk Barcelona. Arthur dianggap memiliki masa depan yang cerah karena sudah mencatat 60 pertandingan dengan usia yang baru menginjak 23 tahun. Sementara Pjanic sudah berstatus pemain senior berusia 30 tahun. Akibatnya, Arthur kesulitan beradaptasi dengan permainan Juventus. Hal serupa juga dialami oleh Pjanic yang sama sekali tidak mencetak gol dari 30 pertandingan.

 
Berita Terpopuler