NIYA, Wadah Kegiatan Positif Pemuda Muslim Selandia Baru

Muslim Selandia Baru kini memiliki organisasi yang menaungi para pemuda.

Antara/Ramadian Bachtiar
Umat muslim melintasi karangan bunga yang diletakkan warga di depan Masjid Wellington saat pelaksanaan salat Jumat pertama pascapenembakan di dua masjid kota Christchurch pada Jumat (15/3) di Kilbirnie, Wellington, Selandia Baru, Jumat (22/3/2019).
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, WELLINGTON -- Muslim Selandia Baru kini memiliki organisasi yang menaunginya dengan tujuan untuk mengadvokasi pemuda Muslim dan masyarakat luas, yaitu National Islamic Youth Association (Asosiasi Pemuda Muslim Nasional/NIYA). NIYA diluncurkan pada April lalu, untuk menyediakan platform bagi pemuda Muslim.

Baca Juga

Sekaligus juga untuk menjadi suara persatuan yang berbicara tentang isu-isu ketidakadilan sosial dan politik. Juni lalu, suara kelompok itu terdengar setelah membuat petisi, yang telah mengumpulkan lebih dari 73 ribu tanda tangan, menyerukan agar film yang diusulkan They Are Us, berdasarkan tanggapan Perdana Menteri Jacinda Ardern terhadap serangan teror Christchurch 2019, untuk ditutup.

Adibah Khan, anggota NIYA, menyampaikan bahwa tumbuh sebagai Muslim di negara non-Muslim memiliki tantangannya sendiri. Dia ingin NIYA menjadi lebih dari sekadar organisasi untuk orang-orang.

"Ini adalah rumah di mana kami ingin orang tahu bahwa mereka akan selalu memiliki tempat, tidak peduli siapa mereka atau di mana mereka berada dalam perjalanan mereka," kata dia sebagaimana dilansir dari laman Stuff, Rabu (14/7).

Khan mengatakan, sebelum asosiasi itu dibentuk, mereka semua telah mendengar tentang prestasi dan hal-hal menarik yang dilakukan pemuda Muslim di seluruh negeri. "Kami ingin pencapaian tersebut diakui dan memberikan ruang di mana pemuda Muslim dapat merasa diberdayakan, tetapi tidak ada suara pemuda Muslim yang kohesif," tutur Khan, yang berusia 22 tahun itu.

 

 

Meski baru terbentuk beberapa bulan lalu, NIYA memiliki 110 anggota, dan semuanya mendengar tentang NIYA dari mulut ke mulut. Khan mengatakan kelompok tersebut ingin terhubung dengan kelompok lain yang berfokus pada pemuda.

"Komunitas Muslim terdiri dari orang-orang yang berbicara bahasa yang berbeda, budaya yang berbeda dan apa yang mengikat mereka semua bersama adalah iman dan cinta mereka untuk Islam. Kami saling memanggil saudara dan saudari, dan kami ingin belajar satu sama lain," kata Khan.

Menjadi ummah (komunitas) sangat penting untuk menjadi seorang Muslim dan NIYA berusaha untuk mendorong dan memperkuat nilai-nilai bersama. Dengan cara ini, kita dapat menjembatani antara pengalaman hidup kita bersama dan kemanusiaan bersama, sambil merayakan nilai-nilai unik dan sejarah budaya kita," tambahnya.

Ke depan, NIYA berencana untuk memberikan kursus pengembangan profesional, lokakarya dan konferensi sambil terus menjadi suara nasional bagi pemuda Muslim.

Sondos Qur’aan, yang berbicara dari Christchurch, mengatakan, asosiasi merupakan sesuatu yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat sejak lama. Qur'aan, 21 tahun, adalah salah satu ketua asosiasi tersebut. Tumbuh di Christchurch, dia adalah seorang jamaah di Masjid Al Noor dan belajar hukum.

 

 

Qur'aan mengatakan kelompok itu bertujuan untuk mengangkat suara pemuda Muslim dan menyediakan program yang akan membantu kaum muda bersinar dan membuat dampak yang mereka inginkan.

Melihat asosiasi dalam tindakan memberdayakan karena memberikan suara pemuda Muslim yang independen, tetapi juga datang dengan banyak tanggung jawab. Pendapat yang berbeda disambut dan tidak ada hambatan untuk bergabung kecuali usia, kisarannya adalah 16 hingga 30 tahun.

"Saya pikir itu benar-benar sehat. Kami dapat mengukur seberapa banyak bakat dan keunggulan yang ada di komunitas pemuda Muslim. Advokasi kelompok ini tidak akan pernah berhenti terutama dalam hal undang-undang dan kebijakan," katanya.

 

 

 

 
Berita Terpopuler