Semangat Hijrah Bagus, Tapi Lengkapi dengan Hal Berikut Ini

Hijrah adalah tuntunan yang berkelanjutan sepanjang hidup

Pixabay
Hijrah adalah tuntunan yang berkelanjutan sepanjang hidup. Ilustrasi hijrah
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap Muslim wajib terus berhijrah dalam hidupnya hingga akhir hayat. Artinya, seorang Muslim wajib untuk terus melakukan perubahan dan perbaikan diri dengan tujuan mencapai ridha Allah SWT. 

Baca Juga

 

"Hijrah ini wajib bagi Muslim karena hijrah menuju Allah tak akan pernah terputus sampai nyawa seseorang itu dicabut Allah," tutur Ustadz Luthfi Abdul Jabbar saat mengisi kajian de ngan tema "Hijrah Ke Mana?" di Jakarta, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika.  

 

Ustaz Luthfi menjelaskan, hijrah tak akan bernilai ibadah manakala tujuannya bukan karena Allah dan Rasul. Menurut dia, seseorang yang hanya melakukan perubahan pada diri dan kehidupannya bukan karena tujuan menggapai keridhaan dan ke taatan kepada Allah maka hijrahnya tersebut sia-sia.

Dia menjelaskan, yang terpenting adalah menghijrahkan hati terlebih dulu untuk mencapai keridhaan dan ketaatan kepada Allah. Ini sebagaimana hadits Nabi SAW: 

 

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلِى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

 

"Sesungguhnya setiap amalan bergantung pada niat nya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang dia tuju itu." (HR Bukhari dari Umar bin Khattab RA).

 

Seseorang yang hendak berhijrah harus mengetahui tujuan hijrahnya. Menurut dia, puncak hijrah adalah berpindahnya penghambaan hati dari selain Allah menuju Allah. Artinya, seseorang yang berhijrah dalam menjalankan setiap aktivitas kehiduapannya senantiasa berorientasi mencapai ridha Allah.

 

Orang yang berhijrah akan sekuat tenaga meninggalkan segala hal yang dilarang dan dimurkai Allah dan menuju setiap perkara yang dicintai-Nya. 

 

Menurut Ustadz Luthfi perjalanan hijrah seorang Muslim akan menjadi mudah manakala dilandasi rasa cinta yang besar kepada Allah. Sebaliknya hijrah seseorang akan menjadi beban dan berat ketika kecintaan terhadap dunia lebih besar daripada kecintaan kepada Allah dan Rasul.

 

"Perjuangan hijrah tak akan pernah berhenti, maka kita sedang hijrah samai kapan? Sampai mati, karenanya orang yang ber hijrah akan menyiapkan perjalanannya," tutur dia.

Ustadz Lutfhi menjelaskan hijrah kepada rasul bermakna menyerahkan semua perkara agama dengan bersandarkan apa yang diajarkan Rasulullah SAW. Dalam artian, mengambil semua apa yang diajarkan Rasul dan meninggalkan hal yang dilarangnya kendati perkara tersebut tak bisa dimengerti akal dan tidak sesuai dengan nafsu diri. Ini sebagaimana tertuang dalam Alquran surat An Nisa ayat 65 yang artinya: 

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

"Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Nabi Muhammad) hakim terhadap per kara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."

Menurut Ustadz Luthfi, ayat tersebut menjelaskan, orang yang berhijrah perlu menerima semua yang diperintahkan dan dianjurkan Rasul dalam haditsnya dan tidak menentang bahkan menolak hadits Rasul dengan berbagai alasan dan pendapat pribadi.

Orang yang berhijrah kepada Rasul berarti menjadikan Rasulullah sebagai sosok yang dikagumi, diagungkan, dicintai, diteladani, dan ditaati setiap yang dikatakan Rasulullah dalam haditsnya. 

Orang yang berhijrah tak cukup hanya mengetahui tujuan hijrahnya. Dia memerlukan bekal, yakni ilmu agama untuk sampai pada keridhaan Allah. Dengan ilmu agama, seseorang yang berhijrah tidak akan tersesat dalam perjalanannya berhijrah. 

Untuk mendapatkan ilmu itu, menurut Ustadz Luthfi, tak ada cara lainnya kecuali dengan mem pe lajari dan mengikuti apa yang diajarkan Rasul, para sahabat dan orang-orang saleh yang telah berhasil dalam hijrahnya.

"Mau menuju ke Allah tujuannya tahu, tapi bagaimana supaya benar, harus dibekali ilmu agama. Kalau dia berilmu, dia tahu bagaimana jalan, arah, dan rambu-rambu menuju tujuannya itu," tuturnya. 

 

Lebih lanjut, Ustadz Luthfi menjelaskan, orang yang berhijrah harus terus bersungguh-sungguh dengan sekuat tenaga dalam hijrahnya serta menyandarkan semua usahanya dalam berhijrah kepada Allah. Artinya, orang yang berhijrah harus senantiasa meminta pertolongan kepada Allah agar terus mendapatkan petunjuk dan mengokohkan keimanan.  

 
Berita Terpopuler