Haiti Minta Bantuan Keamanan dari AS dan PBB

Haiti khawatir dengan keamanan nasional usai tentara bayaran bunuh Presiden Moise.

AP/Matias Delacroix
Tentara Republik Dominika menjaga perbatasan dengan Haiti di Jimani, Republik Dominika, Kamis, 8 Juli 2021. Presiden Dominika Luís Abinader memerintahkan penutupan perbatasan pada hari Rabu, setelah pemerintah Haiti melaporkan bahwa tim pria bersenjata telah membunuh Presiden Jovenel Moïse.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID,  PORT-AU-PRINCE -- Menteri pemerintah Haiti meminta bantuan ke Amerika Serikat (AS) dan pasukan keamanan PBB untuk melindungi infrastruktur penting seperti bandara dan pelabuhan. Permintaan ini diajukan usai tentara bayaran asing membunuh President Jovenel Moise.

Pembunuhan Moise yang dilakukan satu skuat bersenjata pada Rabu (7/7) dini hari di kediamannya di  Port-au-Prince dikhawatirkan mendorong krisis politik Haiti semakin dalam. Situasi itu dikhawatirkan akan memperburuk kelaparan, kekerasan kelompok kriminal dan wabah Covid-19.

Menteri Pemilihan Umum Haiti Mathias Pierre mengatakan Pelaksana Tugas Perdana Menteri Claude Joseph sudah membahas permintaan bantuan keamanan ini ke Menteri Luar Negeri AS Antony Bliken. Pierre menambahkan Haiti juga meminta bantuan pasukan ke Dewan Keamanan PBB.

"Kami berada di situasi di mana kami yakin infrastruktur negeri seperti pelabuhan, bandara dan infrastruktur energi mungkin menjadi target," kata Pierre, Sabtu (10/7).

Pierre mengatakan tujuan lain dari permintaan bantuan keamanan adalah harga Haiti dapat menggelar pemilihan presiden dan legislatif yang dijadwalkan 26 September. Joseph mengirimkan surat ke Kantor PBB di Haiti pada 7 Juli lalu.

Dalam surat itu ia meminta bantuan pasukan untuk membantu polisi nasional menegakan kembali keamanan dan melindungi infrastruktur penting di seluruh Haiti. Surat tersebut dikirimkan tidak lama setelah pembunuhan Moise. Surat yang serupa di tanggal yang sama juga dikirimkan ke Kedutaan Besar AS di Haiti.

Pengerahan pasukan keamanan PBB ke Haiti membutuhkan persetujuans dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB. Kantor PBB di New York belum merespon permintaan komentar mengenai surat tersebut.

Juru bicara Pentagon mengkonfirmasi pemerintah Haiti meminta bantuan keamanan dan penyelidikan. Kementerian Pertahanan AS mengatakan akan terus melakukan kontak dengan pemerintah Haiti untuk membahas apa yang dapat AS bantu.

AS dan Kolombia mengatakan sudah mengirimkan petugas penegak hukum dan intelijen untuk membantu Haiti memeriksa warga negara mereka yang ditangkap atas pembunuhan Moise. Polisi Haiti mengatakan pembunuhan dilakukan oleh satu unit komando berusia 26 orang Kolombia dan 2 orang Haiti-Amerika.

Baca Juga

Dua orang Haiti-Amerika diidentifikasi sebagai James Solages, berusia 35 tahun dan Joseph Vincent berusia 55 tahun. Keduanya berasal dari Florida. Tujuh belas orang termasuk Solages dan Vincent ditangkap usai baku tembak antara pihak berwenang Haiti dengan para tentara bayaran di Petionville.

Polisi Haiti mengatakan tiga orang tewas dan delapan lainnya masih buron. Pihak berwenang sedang berburu otak dari operasi pembunuhan ini.

Seorang hakim penyidik kasus ini mengatakan Moise ditemukan bersimbah darah di dalam kamar tidurnya. Pintu depan rumahnya didobrak, sementara kamar-kamar lain diacak-acak. "Tubuhnya penuh dengan peluru, ada banyak darah di jenazah dan tangga," kata hakim tribunal Petionville Carl Henry Destin.

 
Berita Terpopuler