CDC: Radang Jantung Setelah Vaksin Covid-19 Jarang Terjadi

FDA telah memberikan peringatan mengenai risiko radang jantung terkait dua vaksin.

Song Kyung-Seok / Pool via AP
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer BioNTech. CDC menyebut, kasus radang jantung bagi penerima vaksin Pfizer atau Moderna cenderung langka.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah memverifikasi 323 kasus peradangan jantung pada orang yang menerima vaksin Pfizer dan Moderna Covid-19. Sejalan dengan itu, Food and Drug Administration (FDA) memberikan peringatan baru mengenai adanya risiko inflamasi jantung terkait vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna.

Akan tetapi, FDA memastikan bahwa manfaat vaksinasi jauh lebih besar dibandingkan risikonya. CDC mengungkapkan, kasus radang jantung bagi penerima vaksin Pfizer atau Moderna cenderung langka.

Baca Juga

CDC menyebut, kasus miokarditis dan perikarditis telah terlihat sebagian besar pada rentang usia antara 12 hingga 39 tahun. Sebagian besar kasus terjadi setelah dosis vaksin kedua.

Dalam pertemuan publik komite penasihat vaksin CDC pada Rabu waktu setempat disampaikan bahwa kebanyakan orang yang mengalami efek samping ini telah pulih dari gejala dan baik-baik saja. Dari 323 kasus, 295 dipulangkan dari rumah sakit, sembilan tetap dirawat di rumah sakit pada minggpekan lalu, dan 14 tidak dirawat di rumah sakit sama sekali. Data hasil hilang untuk lima kasus.

"Tidak ada kematian yang dikaitkan dengan efek samping ini. Gejalanya meliputi nyeri dada atau tekanan dan kesulitan bernapas," kata ahli jantung di Rumah Sakit Anak Texas yang telah merawat pasien dengan kondisi terkait vaksin, Kristen Sexson Tejtel, dilansir dari NPR pada Kamis (24/6).

Tejtel menyebut, orang yang mengalami gejala sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau datang ke ruang gawat darurat.

"Perlu tes darah dan pencitraan jantung untuk dapat mengonfirmasi diagnosis," kata Tejtel.

CDC mengatakan, ada beberapa kasus peradangan jantung yang dilaporkan setelah vaksin Johnson & Johnson ke Sistem Pelaporan Kejadian Pasca Imunisasi, namun kasusnya tidak sebanyak dengan vaksin Moderna dan Pfizer. Jumlah kasus tidak meningkat banyak dari pekan lalu ketika Direktur CDC Rochelle Walensky menyebut ada lebih dari 300 kasus. 

Bagaimana dengan dosis kedua, jika orang mengalami peradangan jantung setelah pertama divaksinasi?

CDC mengklaim, efek samping vaksin sangat jarang terjadi. Temuan itu tidak mengubah rekomendasi dasar bahwa semua orang berusia 12 tahun ke atas harus menerima vaksin Pfizer atau Moderna.

CDC merekomendasikan bahwa jika seseorang mengembangkan miokarditis setelah dosis pertama, maka dosis kedua harus ditunda. Masyarakat bisa kembali divaksin setelah kondisinya benar-benar sembuh dan jantung telah kembali ke keadaan normal.

"Faktanya jelas: ini adalah efek samping yang sangat langka, dan hanya sejumlah kecil orang yang akan mengalaminya setelah vaksinasi," kata pejabat CDC dalam sebuah pernyataan.

"Yang penting, untuk orang muda yang mengalaminya, kebanyakan kasusnya ringan, dan individu sering sembuh dengan sendirinya atau dengan perawatan minimal. Selain itu, kita tahu bahwa miokarditis dan perikarditis jauh lebih umum jika Anda terkena Covid-19, dan risikonya ke jantung dari infeksi Covid-19 bisa lebih parah," lanjut pejabat anonim itu.

 
Berita Terpopuler