Komoditas Porang Turut Andil Entaskan Kemiskinan

Kementan gulirkan gerakan diversifikasi pangan, menawarkan alternatif pengganti beras

Antara/Siswowidodo
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, sejak tahun 2020, Kementan telah mengembangkan komoditas Porang secara optimal dengan mendorong baik hulu maupun hilir. (ilustrasi)
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya hidup sehat tengah menjadi tren seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga imunitas dan kesehatan terlebih di masa pandemi. Untuk itu diperlukan asupan pangan yang sehat dan bergizi sebagai sumber energi.

Dalam upaya menjamin ketersediaan pangan tersebut, berdasarkan Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan dan peraturan pemerintah Nomor 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, Kementerian Pertanian menggulirkan gerakan diversifikasi pangan, menawarkan alternatif pengganti beras sebagai sumber karbohidrat dan energi yang sehat, salah satunya yaitu Porang.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, dalam dunia kesehatan, kandungan Porang sangat istimewa. Salah satunya ada unsur glukomannan yang sangat bermanfaat untuk semua hal termasuk untuk kesehatan. Tidak hanya itu, berbagai macam produk turunan Porang dapat juga digunakan untuk diet.

"Sekarang dipasar kita ada mie porang yang harganya sangat keren dan itu sebagian besar masih impor mudah-mudahan nanti Bapak Menteri Pertanian bisa mendorong untuk segera menggeser jenis-jenis bahan makanan yang tidak ramah dengan kesehatan terutama makanan yang dipakai sehari -hari," katanya dalam Siaran Pers, Kementerian Pertanian, Jumat (18/6).

Ia juga mengatakan, pengembangan komoditas porang memiliki andil mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Madiun, di mana banyak masyarakatnya membudidayakan porang. Kedepan, ia berharap, pengembangan komoditas ini juga diharapkan tetap memberikan jaminan kesejahteraan pada petani porang bahkan sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani.

"Jadi Porang ini sangat menjanjikan dan harus kita kawal betul dalam diversifikasi kemudian riset-riset untuk meningkatkan varietas dan itu betul-betul bisa menjamin bahwa petani porang ini terjamin kesejahteraannya, syukur- syukur akan bisa meningkat," imbuhnya.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, sejak tahun 2020, Kementan telah mengembangkan komoditas Porang secara optimal dengan mendorong baik hulu maupun hilir. Saat ini Porang dan sarang burung walet bahkan sudah ditetapkan sebagai komoditas super prioritas untuk meningkatkan nilai ekspor pertanian.

"Sejak 2020 Kementan memasukkan ini dalam komoditi pertanian walaupun tanaman itu sudah lama ada tapi ini tanaman hutan sebenarnya. Jadi sekarang kita optimalkan bahkan Bapak presiden mengatakan Porang harus menjadi harta karun kita yang baru untuk mengangkat ekonomi," kata Mentan usai melakukan panen Porang.

Syahrul menambahkan Kementan akan segera menjabarkan agenda aksi dalam pengembangan budidaya, pascapanen bahkan hilisasi porang. Tidak hanya itu, Mentan juga mendorong para petani untuk turut mengembangkan porang di berbagai daerah.

"Saya berharap semua orang di dunia ini tahu bahwa Porang itu asalnya dari Indonesia. Tentu saya juga mendorong semua pihak dengan kekuatan pertanian yang semakin maju, mandiri dan modern ini mampu menghasilkan porang yang berkualitas," katanya.

 
Berita Terpopuler