Israel Izinkan Kelompok Sayap Kanan Gelar Pawai Bendera

Pawai Bendera dilakukan untuk merayakan penaklukan Yerusalem Timur oleh zionis.

AP/Maya Alleruzzo
Israel Izinkan Kelompok Sayap Kanan Gelar Pawai Bendera. Seorang polisi Israel berteriak pada seorang pria Palestina untuk meninggalkan Gerbang Damaskus ke Kota Tua Yerusalem setelah bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Jumat, 7 Mei 2021.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel menyetujui penyelenggaraan pawai bendera oleh kelompok sayap kanan Yahudi. Surat kabar Israel Haaretz melaporkan pawai bendera akan diadakan pada Selasa (15/6).

Baca Juga

Rute pawai bendera rencananya akan dimulai dari Gerbang Damaskus kemudian melewati Gerbang Jaffa dan menuju ke Tembok Barat Masjid Al Aqsa. Gerbang Damaskus telah menjadi titik ketegangan antara warga Palestina dan polisi dalam beberapa bulan terakhir.

“Kami berterima kasih kepada Polisi Israel, komisaris polisi dan Distrik Yerusalem atas kerja sama mereka dan senang bendera Israel akan dikibarkan dengan bangga di semua bagian Kota Tua,” kata penyelenggara.

"Kami meminta semua warga Israel bergabung dengan kami Selasa ini dengan bendera Israel, memuji kepahlawanan Israel, dan menari dengan gembira di Yerusalem," ujar penyelenggara.

Sebelumnya, kabinet keamanan Israel memutuskan tidak mengadakan pawai bendera. Mereka khawatir pawai bendera akan kembali menyulut pertempuran antara Palestina dan pasukan Israel.

 

Beberapa kelompok sayap kanan Israel telah merencanakan prosesi pengibaran bendera melalui Gerbang Damaskus Kota Tua, dan masuk ke kawasan Muslim pada Kamis (10/6). Kelompok Hamas di Gaza memperingatkan jika pawai tetap berlangsung maka akan ada permusuhan baru.

Anggota parlemen sayap kanan Itamar Ben-Gvir menolak larangan pawai bendera yang sebelumnya dikeluarkan oleh polisi. Komisaris Polisi Israel Kobi Shabtai sebelumnya mengatakan pawai bendera di Kota Tua kemungkinan akan memicu kerusuhan. 

Shabtai juga memutuskan melarang Ben-Gvir memasuki Masjid Al Aqsa. Larangan tersebut membuat Ben- Gvir marah.

"Ini adalah lonceng kematian demokrasi. Alih-alih berurusan dengan perusuh, polisi menyerang kekebalan anggota Knesset yang meminta berbaris melalui ibu kota kami Yerusalem dengan bendera Israel," ujar Ben-Gvir.

Wakil Pemimpin Hamas di Gaza Khalil Al-Hayya memperingatkan jika pawai bendera tetap dilakukan, maka pertempuran baru akan dimulai. Pada saat yang sama, sayap militer Hamas menyatakan agar pawai bendera tidak melukai Al Aqsa.

 

"Kami dengan cermat mengikuti tindakan provokatif dan agresif oleh para perampas kekuasaan dan pemimpin mereka di Yerusalem dan Masjid Al Aqsa. Kami memperingatkan agar tidak melukai Al Aqsa dan memberi hormat kepada para pembelanya yang bebas di Yerusalem," ujar sayap militer Hamas. 

Pawai Bendera dilakukan untuk merayakan penaklukan Yerusalem Timur oleh pasukan pendudukan Zionis pada 1967. Dalam pawai tersebut, para anggota sayap kanan akan meneriakkan "kematian bagi orang Arab" dan menyanyikan lagu rasialis serta lagu-lagu yang sangat ofensif.

Sebelumnya, Pawai Bendera dijadwalkan pada Hari Yerusalem bulan lalu. Namun, pawai telah dialihkan karena meningkatnya ketegangan yang dipicu upaya Israel mengusir secara paksa keluarga Palestina di lingkungan Syekh Jarrah dan penyerbuan Masjid Al Aqsa selama bulan Ramadhan.

Penyelenggara pawai, yang mencakup sejumlah kelompok ultra-nasionalis sayap kanan, memutuskan membatalkan acara pawai. Pembatalan dilakukan setelah mereka tidak diizinkan melakukan pawai dengan rute yang melalui wilayah Muslim karena masalah keamanan.

 
Berita Terpopuler