Vaksin AZ Sedikit Tingkatkan Risiko Gangguan Perdarahan

Kejadian ITP setelah pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca disebut sangat langka.

Republika/Thoudy Badai
Vaksin Covid-19 AstraZeneca memiliki risiko kecil untuk menyebabkan gangguan perdarahan, menurut hasil studi University of Edinburgh..
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 AstraZeneca memiliki risiko kecil untuk menyebabkan gangguan perdarahan. Temuan ini diungkapkan dalam studi terbaru yang dilakukan tim peneliti dari University of Edinburgh, Skotlandia. 

Baca Juga

Dalam studi ini, tim peneliti melibatkan orang-orang yang sudah menerima dosis pertama vaksin Covid-19 sebagai partisipan. Hasil studi menunjukkan ada sedikit peningkatan risiko gangguan perdadahan autoimun yang dikenal dengan nama immune thrombocytopenic purpura (ITP) yang berkaitan dengan vaksin AstraZeneca. Kondisi tersebut juga dikenal sebagai idiopathic thrombocytopenic purpura.

ITP merupakan gangguan yang dapat menyebabkan terjadinya memar dan perdarahan berlebih. Kondisi ini terjadi akibat kadar platelet yang begitu rendah, di mana platelet itu sendiri berperan dalam membuat bekuan darah.

Beberapa gejala dari ITP adalah darah pada urine atau feses, perdarahan menstruasi berat, mudah mengalami memar, perdarahan superfisial, dan perdarahan dari gusi atau hidung. Kondisi ini lebih umum terjadi pada perempuan muda dan orang-orang yang mengidap masalah kesehatan seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom antifosfolipid.

Dalam studi ini, peneliti menganalisis data mengenai perdarahan dan kejadian vaskular yang berkaitan dengan vaksinasi Covid-19 di antara 2,53 juta orang dewasa di Skotlandia. Orang-orang tersebut telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19 antara Desember-April. 

Di antara kelompok ini, pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca tampak sedikit meningkatkan risiko ITP dalam 27 hari setelah vaksinasi. Sebagian orang mengalami gejala ITP berupa kemunculan memar-memar di kulit. Sebagian lain ada yang mengalami penyakit jangka panjang atau perdarahan berlebih.

Akan tetapi, temuan ini tidak sepatutnya memunculkan ketakutan berlebih mengenai vaksin Covid-19, termasuk vaksin AstraZeneca. Chief Executive British Society for Immunology Dr Doug Brown mengatakan kejadian ITP setelah pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca sangat langka.

"Risikonya jauh lebih rendah dibandingkan risiko-risiko dampak kesehatan serius yang berkaitan dengan Covid-19," kata Dr Brown.

Dr Brown menambahkan, vaksinasi merupakan cara yang paling aman dan efektif untuk berlindung dari risiko terkena Covid-19. Oleh sebab itu, Dr Brown tetap menganjurkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 secara lengkap.

Studi terbaru ini telah dimuat dalam jurnal Nature Medicine. Studi ini diterbitkan setelah MHRA menganjurkan orang-orang berusia di bawah 40 tahun untuk tidak mendapatkan vaksin AstraZeneca sebagai bentuk kehati-hatian terhadap potensi risiko masalah pembekuan darah.

 
Berita Terpopuler