Pesan Imam Ghazali: Renungkan Setiap Manasik Haji

Para calon haji juga perlu merenungi makna dari setiap manasik haji.

AP/Amr Nabil
Jemaah haji mengelilingi Ka
Rep: Ali Yusuf Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Haji merupakan ibadah yang memerlukan kekuatan fisik prima. Pasalnya, para calon haji akan melalui rangkaian ibadah yang tempat dan waktunya berbeda-berbeda.

Baca Juga

Imam Ghazali dalam kitabnya yang diterjemaahkan menjadi judul Rahasia Haji Umrah, mengingatkan calon haji untuk merenungi kebesaran Allah dalam setiap kunjungan ke tempat-tempat suci dalam perjalanan haji. Para calon haji juga perlu merenungi makna dari setiap manasik haji, mulai awal hingga akhir agar benar-benar memaknai makna haji.

Imam Ghazali menegaskan, bahwa dalam ibadah haji, hal pertama yang harus diperhatikan adalah pemahaman. Maksudnya, memahami kedudukan haji dalam Islam, kemudian merindukan pelaksanaannya, membulatkan tekad untuk menunaikannya, dan menghapus hal-hal yang dapat menghambat perjalanan haji.

Ada keperluan utama yang perlu dipersiapkan jamaah sebelum mulai melaksanakan ibadah haji. Di antaranya membeli kain ihram, menyiapkan perbekalan, membayar biaya berangkat haji, mengikuti bimbingan manasik haji.

"Kemudian berangkat meninggalkan kampung halaman, berihram dari miqat, mengucapkan Talbiyah, lalu memasuki Makah, kemudian mengikuti amalan-amalan manasik mulai awal hingga akhir," katanya.

 

 

Setiap amalan tersebut, menurut Imam Ghazali, di dalamnya terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berpikir dan keteladanan bagi orang-orang berakal. Sebagaimana di dalamnya terdapat peringatan bagi orang yang menjalaninya dengan ikhlas.

Dan di dalam setiap amalan ibadah haji terdapat pengetahuan dan isyarat bagi orang-orang yang cerdas. Oleh karena itu, yang harus segera diketahui adalah kunci untuk memahami dan merenungi setiap pelajaran, keteladanan peringatan dan pengetahuan yang terkandung dalam haji.

"Dengan ini seseorang yang sedang melaksanakan haji bisa mengerti rahasia-rahasia yang tersembunyi di setiap manasik yang ia jalani, dalam langkah membersihkan hati, menjernihkan jiwa dan memperdalam pemahaman agama," katanya. 

Adapun pemahaman, maka harus diketahui bahwa tidak ada jalan menuju Allah SWT selain membersihkan diri dari syahwat-syahwat menjauhi berbagai macam kenikmatan duniawi, kecuali pada hal-hal yang bersifat darurat saja. Karena tidak ada jalan menuju Allah, selain dengan memurnikan niat hanya karena Allah SWT dalam semua aktifitas baik bergerak maupun diam.

Karena alasan inilah, jauh sebelum risalah Islam turun sekelompok penganut Agama terdahulu yakni agama Nasrani yang dikenal dengan istilah rahib menjauh dari pemukiman penduduk. Mereka menyepi ke puncak-puncak pegunungan dan memilih menjauhkan dari hiruk-pikuk manusia.

"Tujuannya supaya menemukan ketenangan bersama Tuhan," katanya.

 
Berita Terpopuler