20 Maksiat Lisan yang Membinasakan dan Dikecam Islam  

Lisan mempunyai potensi maksiat yang sangat besar jika tidak dijaga.

pxhere
Lisan mempunyai potensi maksiat yang sangat besar jika tidak dijaga. Ilustrasi Bergunjing Ibarat Memakan Daging Saudara Sendiri. Ilustrasi ghibah
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam sangat menaruh perhatian pada aktivitas lisan agar setiap Muslim tidak binasa hanya karena lisannya yang tidak dijaga. Segala sesuatu yang diucapkan oleh lisan, maka menjadi tanggung jawab orang tersebut.

 

 مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ  "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS Qaf ayat 18). Rasulullah SAW bersabda: 

 

 وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ "Seorang hamba berbicara satu kalimat dari yang dibenci Allah,  bisa membuatnya tergelincir ke dalam neraka Jahanam." (HR Bukhari) 

 

Islam memberikan rambu-rambu mengenai berbagai hal yang dilarang diucapkan oleh setiap Muslim. Dan, berikut ini adalah 20 jenis ucapan lisan yang dapat membinasakan setiap Muslim: 

 

1. Membicarakan sesuatu yang bukan menjadi urusannya  

 

Ini menjadi salah satu hal yang membinasakan seorang Muslim jika dilakukan. Seorang Muslim sangat mungkin membicarakan sesuatu yang sebetulnya tidak menjadi urusannya. Atau mencari informasi yang sebetulnya tidak penting.

 

Termasuk membuang-buang waktu dengan membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Karena itu, ketika seorang Muslim diam terhadap hal tersebut, ia terhindar dari dosa. Setiap Muslim harus berhati-hati dalam menjaga lisannya dari pembicaraan yang tidak berguna, dan membiasakan diri berdiam dari hal-hal yang tidak menyangkut dirinya. 

 

إنَّ من حُسْنِ إسلامِ المرءِ تَركَهُ ما لا يَعْنِيهِ "Sesungguhnya di antara kebaikan seorang Muslim itu ialah meninggalkan apa yang tidak menjadi urusannya." (HR Tirmidzi)

 

2. Mengutuk

 

Mengeluarkan kata-kata yang mengutuk atau melaknat berarti menjauhkan diri dari rahmat Allah SWT. Karena itu, tidak boleh menggunakan kata-kata laknat pada apa pun, baik itu kepada manusia, binatang, benda mati, suatu kelompok atau orang tertentu. Sebab, semuanya itu tercela dan dilarang. 

 

Seorang Muslim tidak boleh membiasakan lisannya mengucapkan kata-kata yang mengutuk. Rasulullah SAW bersabda: 

 

ليس المؤمنُ بطعَّانٍ ولا بلعَّانٍ "Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berperangai buruk, dan mengeluarkan ucapan yang kotor." (HR Tirmidzi)

 

3. Melebih-lebihkan atau mengulang perkataan

 

Islam mengajarkan untuk tidak mengucapkan kata-kata secara berlebihan, termasuk mengulang-ulang perkataan tanpa ada manfaat. Seorang Muslim diharuskan untuk menjaga lisan agar tidak berbicara dengan meluap-luap. Maka, hendaknya bicara secukupnya sesuai yang dibutuhkan. Rasulullah SAW bersabda: 

 

طُوبَى لِمَنْ أَمْسَكَ الْفَضْلَ مِنْ لِسَانِهِ، وَأَنْفَقَ الْفَضْلَ مِنْ مَالِهِ "Beruntunglah mereka yang mampu menahan lidahnya dari berbicara yang melebihi porsinya dan mau membelanjakan kelebihan dari harta yang dimilikinya di jalan Allah.” (HR Tirmidzi)   

 

 

4. Membicarakan kebatilan 

Seorang Muslim hendaknya tidak membicarakan kebatilan, seperti masalah wanita, berbagai bentuk maksiat, dan kezaliman yang dilakukan pemimpin. Termasuk juga membicarakan tentang kepalsuan, bidah, dan doktrin agama yang rusak. Semua ini bersumber dari rusaknya lisan seseorang sehingga harus dijauhi seorang Muslim. Rasulullah SAW bersabda:  

إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ خَطَايَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ خَوْضًا فِي الْبَاطِلِ "Manusia yang paling besar dosanya di Hari Kiamat adalah orang yang paling banyak berbicara hal yang batil." (HR Al Iraqi)

5. Ghibah

Ghibah adalah menyebut-nyebut kesalahan seseorang saat orang yang dibicarakannya itu tidak ada. Pelaku ghibah menyalah-nyalahkan orang yang dibicarakannya, baik pada sisi akhlaknya, fisiknya, keturunannya, perbuatannya, perkataannya, agamanya, atau sesuatu yang tidak disukainya. Walaupun yang dibicarakannya benar, tetap itu termasuk ghibah.

Ghibah juga bisa artikan sebagai perbuatan di mana ada seseorang atau lebih yang berbicara di belakang orang yang sedang dibicarakan. Bentuknya bisa berupa tindakan, sindiran, senyum tersembunyi, atau saling memandang. Allah SWT memberi peringatan terkait perbuatan ghibah melalui Surat al Hujuraat ayat 16. 

6. Adu domba (namimah) 

Adu domba adalah percakapan di antara orang-orang di mana satu pihak mengungkapkan sesuatu yang dibencinya atau kabar yang didapatkan dari orang lain, termasuk membocorkan rahasia.

Bedanya adu domba dengan dengan ghibah adalah motif adu domba, yaitu untuk berbuat jahat kepada orang yang dibicarakan atau untuk menggali kebohongan dan omong kosong. Semua itu dilarang dalam Islam. Rasulullah SAW memperingatkan: 

لا يَدخلُ الجنّةَ نَمَّامٌ "Tidak akan masuk surga orang-orang yang melakukan namimah atau adu domba."

7. Berdebat

Maksud berdebat di sini adalah merasa keberatan atas suatu pernyataan lalu keberatan tersebut disampaikan hingga menimbulkan perdebatan atau kontroversi. Seorang Muslim harus meninggalkan perdebatan. 

Jika memang apa yang disampaikan orang lain itu benar, harus memercayainya. Namun, jika apa yang disampaikan tersebut tidak benar dan tidak berkaitan dengan masalah agama, harus diam. Rasulullah SAW bersabda:  

لاَ تُمَارِ أَخَاكَ وَلاَ تُمَازِحْهُ وَلاَ تَعِدْهُ موعدًا فتُخلِفَه "Janganlah kamu mendebat saudaramu, janganlah kamu bercanda dengannya (dengan canda yang dapat menyinggungnya), dan janganlah kamu menjanjikannya suatu janji lalu kamu mengingkarinya." (HR Tirmidzi) 

8. Adu mulut

Maksudnya adu mulut di sini adalah bertengkar melalui kata-kata yang menyakiti orang lain dengan tujuan menghancurkan lawannya. Semua ini adalah bahaya lisan yang harus dihindari. Rasulullah SAW bersabda:  

إنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِمَنْ أَلانَ الْكَلامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ "Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata lembut, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur." (HR Tirmidzi)

9. Terlalu banyak bicara

Seorang Muslim tidak boleh banyak bicara apalagi dengan kata-kata yang kasar. Saat bicara, seorang Muslim harus menyampaikan idenya tanpa melebih-lebihkan dan menghindari kata-kata yang tidak perlu sehingga tidak terjerumus dalam kemunafikan. Rasulullah SAW bersabda: 

إنَّ مِن أبغضَكِم إليَّ وأبعدَكُم منِّي يومَ القيامةِ الثَّرثارونَ والمُتشدِّقونَ والمُتفيهِقونَ  "Orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada Hari Kiamat adalah ats-tsartsarun (orang yang banyak bicara secara dibuat-buat hingga keluar dari kebenaran), al-mutasyaddiqun (orang yang memperpanjang pembicaraan sampai memperolok manusia) dan al-mutafaihiqun (orang yang memperpanjang bicaranya dengan kesombongan)." (HR Tirmidzi)

10. Mengeluarkan kata-kata yang melecehkan

Tidak boleh bagi seorang Muslim mengeluarkan kata-kata yang bersifat melecehkan atau cabul yang dimaksudkan untuk mengungkapkan hal-hal yang buruk secara gamblang. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ الْفُحْشَ وَالتَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنَ الإِسْلامِ فِي شَيْءٍ، وَإِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلامًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا "Sesungguhnya berkata melecehkan atau melakukan pelecehan bukanlah dari ajaran Islam dan sesungguhnya sebaik-baik Islamnya seseorang adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Ahmad)

11. Berlidah dua

Kita mengenalnya dengan istilah bermuka dua. Orang yang melakukan ini ialah orang yang menunjukkan persetujuan atau dukungan kepada dua pihak yang berselisih. 

Jika bertemu salah satu pihak, ia akan mendukung pihak tersebut dan menjelekkan pihak yang lain. Sifat ini tanda kemunafikan dan mengandung gosip. Rasulullah SAW bersabda: 

تجدون شرَّ الناسِ يومَ القيامةِ عندَ اللهِ ذا الوجهينِ: الذي يأتي هؤلاءِ بوجْهٍ، ويأتي هؤلاءِ بوجْهٍ "Kalian akan menemukan bahwa seburuk-buruk orang pada Hari Kiamat di sisi Allah adalah orang yang bermuka dua...." 

12. Nyanyian dan syair

Beberapa nyanyian dan syair harus dihindari setiap Muslim. Di antaranya yang melebih-lebihkan pujian agar tidak terjatuh pada dusta. Rasulullah SAW bersabda:

لَأنْ يمتلئَ جوفُ أحدِكم قيحًا حتَّى يَرِيَه خيرٌ له مِن أنْ يمتلئَ شِعرًا "Bila perut salah seorang dari kalian dipenuhi dengan nanah yang merusaknya, itu lebih baik daripada dipenuhi syair (yang membuatnya terlena)." (HR Ibnu Hibban) 

13. Bercanda

Bercanda yang dilarang dalam Islam adalah yang berlebihan, menurunkan martabat seseorang, dan menyebabkan ketawa berlebihan yang merusak hati.

14. Mengejek

Seorang Muslim diperingatkan untuk tidak mengejek seseorang, misalnya dengan menyebut kekurangan yang dimilikinya dengan maksud menertawakan atau meremehkan. Ejekan ini bisa dalam bentuk senyuman kecil, atau tertawa terbahak-bahak. Jika orang yang diejeknya tidak ada, menjadi ghibah. Allah SWT pun memperingatkan kita melalui Surah al Hujurat Ayat 11.

15. Memuji

Islam mengajarkan untuk tidak memberikan pujian pada tempat yang salah, dan tidak dibolehkan memberi pujian secara berlebihan karena bisa menyebabkan orang berdusta akibat pujiannya itu.

Sikap tersebut juga dapat menyebabkan seseorang terjerumus pada kemunafikan jika pujian itu membawa kebahagiaan di hati orang yang tidak memerintah dengan adil dan tidak bermoral.

Dari Abu Bakrah bahwa seorang laki-laki di sisi Nabi SAW lalu seseorang memuji kebaikannya dan kemudian Nabi SAW bersabda: 

إن كان أحدُكم مادِحًا لا مَحالةً فلْيقلْ: أَحسَبُ كذا وكذا، إن كان يَرى أنه كذلك، واللهُ حَسيبُه، ولا يُزَكِّي على اللهِ أحدًا

 Sekiranya salah seorang di antara kalian harus memuji orang lain tanpa batasan, maka hendaknya dia mengucapkan, 'Saya mengira ini dan itu yang akan menilai adalah Allah, dan seseorang tidaklah mensucikan orang lain mendahului Allah.'"

16. Membocorkan rahasia

Ini dilarang karena merupakan perbuatan pengkhianatan terhadap orang yang telah memercayakan rahasia tersebut pada orang lain. Rasulullah SAW bersabda: 

إذا حَدَّثَ الرجلُ الحديثَ ثم التَفَتَ فهي أمانةٌ  "Apabila ada seseorang yang mengajak bicara dan sebelum berbicara dia nengok kanan-kiri terlebih dulu, maka itu rahasia, dan itu amanah." (HR Tirmidzi)

17. Membuat janji palsu

Janji palsu adalah perbuatan lisan yang membinasakan seorang Muslim dan ini perbuatan yang diharamkan. Janji adalah ditepati dan tidak boleh diingkari. Rasulullah SAW bersabda: 

ثلاثٌ من كنَّ فيه فهو منافقٌ إذا حدَّث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتُمن خان، "Tanda-tanda munafik ada tiga, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanat dia khianat."

18. Berbohong dalam ucapan dan sumpah

Perbuatan ini adalah salah satu perbuatan lisan yang paling besar dalam membinasakan seorang Muslim. Sebab, akibat perbuatan ini ialah membuat seseorang percaya pada dusta dan menyebabkan kebodohan sehingga menimbulkan kerugian. Rasulullah SAW bersabda: 

إياكم والكذبَ، فإنه مع الفجورِ، وهما في النارِ "Waspadalah terhadap dusta, karena itu termasuk maksiat dan keduanya (maksiat dan dusta) ada di neraka tempatnya." (HR Al-Wadi'i)

19. Mengabaikan kesalahan dalam ucapan

Sering kali kali kita mengalami keseleo lidah sehingga apa yang telah diucapkan itu memuat kesalahan. Jika ini terjadi karena ketidaktahuan maka Allah SWT akan memaafkannya dan ke depannya harus lebih berhati-hati.  Sedangkan untuk ulama, jika mengalami salah ucap, maka harus mengoreksi atau meluruskan ucapannya yang berkaitan dengan persoalan agama.

20. Bertanya pada orang awam tentang agama 

Setiap Muslim harus menghindari bertanya pada orang awam tentang sifat dan kalam Allah SWT serta hal lain yang terkait dengan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu lain yang belum mendapat penjelasan. 

Bertanya pada orang awam merupakan salah satu godaan terbesar dalam agama. Apalagi bila sampai merasa puas atas jawaban yang diperoleh, padahal jawaban itu disampaikan oleh orang yang tidak mendalami urusan agama.

Sumber: mawdoo3

 
Berita Terpopuler