MK Mali Putuskan Pemimpin Kudeta Jadi Presiden Sementara

Kudeta telah membahayakan transisi Mali kembali ke demokrasi.

AP/Harouna Traore
MK Mali Putuskan Pemimpin Kudeta Jadi Presiden Sementara. Tentara Mali.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Mahkamah Konstitusi Mali menyatakan kolonel yang memimpin kudeta militer pekan ini, Assimi Goita, menjadi presiden sementara yang baru, Jumat (28/5).

Baca Juga

Keputusan itu meningkatkan pertaruhannya ketika para pemimpin Afrika Barat bersiap bertemu pada Ahad untuk menanggapi pengambilalihan tersebut. Kudeta telah membahayakan transisi kembali ke demokrasi dan dapat merusak perjuangan regional melawan militan.

Goita menjadi wakil presiden sementara setelah memimpin kudeta Agustus lalu yang menggulingkan Presiden Ibrahim Boubacar Keita. Dia memerintahkan penangkapan Presiden Bah Ndaw dan Perdana Menteri Moctar Ouane pada Senin.

Keduanya mengundurkan diri pada Rabu saat masih dalam tahanan. Mereka kemudian dibebaskan.

Pengadilan mengatakan dalam keputusannya Goita harus mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pengunduran diri Ndaw untuk memimpin proses transisi sampai pada kesimpulannya dan menyandang gelar presiden transisi, kepala negara. Putusan itu menetapkan Mali pada jalur yang bertentangan dengan Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) yang beranggotakan 15 orang.

 

ECOWAS berpendirian bahwa transisi, yang akan berakhir dengan pemilihan pada Februari, tetap dipimpin oleh sipil. Setelah menyetujui pada Oktober untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan setelah kudeta terhadap Keita, ECOWAS mengatakan dalam sebuah deklarasi, wakil presiden transisi dalam keadaan apa pun tidak dapat menggantikan presiden.

Kepala negara ECOWAS dijadwalkan bertemu di Ghana pada Ahad. Mereka dan kekuatan Barat termasuk Prancis dan Amerika Serikat khawatir krisis politik dapat memperburuk ketidakstabilan di Mali utara dan tengah, markas bagi afiliasi regional Alqaidah dan ISIS.

Goita, seorang komandan pasukan khusus berusia 38 tahun, adalah salah satu dari beberapa kolonel yang memimpin kudeta terhadap Keita. Dia menggulingkan Ndaw setelah presiden sementara menunjuk kabinet baru yang mencopot dua dari pemimpin kudeta lainnya dari jabatan kementerian mereka. 

Goita mengatakan di televisi nasional dia akan menunjuk perdana menteri baru dari antara anggota koalisi M5-RFP, Jumat malam (28/5). Anggota koalisi M5-RFP memimpin protes terhadap Keita tahun lalu dan berselisih dengan Ndaw dan Ouane selama transisi. Jeamille Bitar, anggota koalisi, mengatakan pilihannya adalah mantan menteri pemerintah Choguel Maiga.

 
Berita Terpopuler