Psikolog Ungkap Alasan Masyarakat Nekat Mudik Meski Pandemi

Larangan mudik harus diimbangi dengan pemberian sanksi tegas.

Prayogi/Republika.
Psikolog Ungkap Alasan Masyarakat Nekat Mudik Meski Pandemi. Seorang pemudik yang baru tiba berjalan menuju lokasi tes cepat antigen di Terminal Bus Kalideres, Jakarta, Ahad (23/5). Tes cepat antigen secara random/acak kepada pemudik arus balik tersebut dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif COVID-19 pasca lebaran.Prayogi/Republika.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dari Universitas Indonesia Rose Mini Agoes Salim menilai fenomena kelelahan akibat pandemi (pandemic fatigue) menjadi alasan sebagian masyarakat nekat menerobos larangan mudik kendati ada penyekatan.

Baca Juga

"(Lebaran) tahun kemarin sudah dikekang kita tidak boleh melakukan apa-apa tidak boleh kemana-mana, maka sekarang dorongan untuk pulang untuk silaturahimnya menjadi lebih besar. Ini internal kontrolnya ketika kemarin sudah tidak ketemu (silaturahim), masa tidak ketemu lagi," ujar Rose saat dihubungi, Kamis (27/5).

Rose mengatakan kurangnya sosialisasi soal manfaat vaksin juga menjadi salah satu penyebab lain. Masyarakat seolah sudah tak khawatir lagi soal Covid-19 karena telah divaksinasi.

Padahal program vaksinasi bukan membuat seseorang kebal terhadap penularan virus berbahaya ini, namun untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan apabila terjangkit Covid-19. "Itu yang membuat banyak orang mencoba melanggar atau nggak peduli dan kemudian mereka ada vaksin. Kemudian meremehkan ini (vaksin) kayaknya sudah aman," katanya.

Di sisi lain, Ia menilai nekatnya masyarakat menerobos larangan mudik akibat lemahnya aturan dari pemerintah. Pemerintah dinilai tidak ajeg dalam memberlakukan aturan larangan mudik.

 

Seharusnya, ketika pemerintah mengeluarkan larangan mudik, harus diimbangi dengan pemberian sanksi tegas termasuk tidak membuka tempat wisata. Karena jika aturan labil, masyarakat pun akan mengabaikan ketentuan dari pemerintah.

"Faktor eksternal juga harus ajeg bukan hanya untuk masyarakat tapi juga aturan pemerintah melakukan hal yang sama sehingga masyarakat mau mengikuti aturan. Di kita antarsatu daerah aturannya tidak sama, sementara di luar negeri sama. Ada denda yang besar sehingga membuat mereka lebih baik tidak ke mana-mana," katanya.

Rose mendorong pemerintah agar tidak hanya memberikan informasi soal statistik angka penularan saja, tapi lebih menonjolkan sisi fakta bahayanya virus serta edukasi mengenai vaksin. "Harusnya lebih detail seperti seberapa berpengaruh vaksin bisa membantu, sosialisasinya harus bagus. Kita sudah beradaptasi dengan situasi sulit dan vaksin jadi harapan baru untuk keinginan bergerak agar ekonomi bergejolak. Aturan harus ajeg," kata dia.

 
Berita Terpopuler