Teras Cihampelas Mati Suri Dihajar Pandemi Covid-19

Pedagang menyebut sebenarnya Teras Cihampelas sudah dari sebelum pandemi

Edi Yusuf/Republika
Kursi dan dinding Teras Cihampelas, Kota Bandung, dimural. Pemkot Bandung sempat menggelar revitalisasi meski begitu jumlah pengunjung Teras Cihampelas belum meningkat
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, Fauzi Ridwan/Wartawan Republika.co.id

Teras Cihampelas, Kota Bandung yang digadang-gadang menjadi salah satu pilihan destinasi wisata bagi para pelancong dari dalam negeri maupun mancanegara mati suri akibat dihajar pandemi Covid-19. Tanda-tanda lokasi tersebut sepi didatangi pengunjung mulai terlihat sejak dua tahun pasca diresmikan tahun 2017.

Berdasarkan pantauan, aktivitas pengunjung di Teras Cihampelas terbilang sepi. Hanya sesekali, terlihat orang yang berada di lokasi tersebut yang diketahui merupakan pedagang. Kios-kios milik pedagang pun hanya sedikit yang berjualan akibat sepinya pengunjung, mayoritas tutup.

Teras Cihampelas terlihat seperti bangunan-bangunan tua yang ditinggalkan oleh para penghuninya. Kusam, tidak terawat dan tidak menarik minat wisatawan untuk datang atau sekadar duduk santai.

Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung agar Teras Cihampelas ramai dikunjungi wisatawan seperti pertama kali diresmikan. Bangunan-bangunan yang ada dan tempat duduk pengunjung mulai dicat ulang dengan mural agar menarik.

Dinas Koperasi dan UMKM sempat membuat bazar dan pertunjukan musik di Teras Cihampelas pada saat bulan puasa Ramadhan. Namun, kegiatan-kegiatan tersebut belum mampu menarik pengunjung untuk datang.

Kebijakan lainnya, pemerintah berencana memudahkan pesepeda agar bisa naik ke Teras Cihampelas yang direncanakan bisa beroperasi pada akhir Ramadan. Namun, wacana tersebut belum terealisasi. Aktivitas jual beli oleh-oleh di Jalan Cihampelas pun terpantau sepi pengunjung.

Salah seorang pedagang, Oom mengatakan saat ini para pengunjung yang datang ke Teras Cihampelas tidak terlalu banyak dan bisa dihitung jari. Mereka bahkan kebingungan saat berada di atas sebab situasi di Teras Cihampelas yang sepi dan tidak terdapat aktivitas atau kegiatan.

"Pengunjung kalau ke atas, dia suka nanya ke ibu kapan bukanya mungkin malam ya, dia datang pagi atau siang. Kalau malam udah pada tutup mungkin (pengunjung bilang) bukanya siang atau pagi," ujarnya saat ditemui di Teras Cihampelas belum lama ini.

Ia menuturkan, tiap bulan Ramadan kondisi di Teras Cihampelas sepi terlebih saat ini di masa pandemi Covid-19. Namun begitu, sebelum virus Corona datang, situasi di Teras Cihampelas cenderung sudah sepi oleh pengunjung.

"Sebelum Covid-19 juga pengunjung kurang, pengunjung dari luar, kalau dari lokal cuma beberapa," katanya. Oom mengaku terbantu oleh pegawai toko oleh-oleh di bawah yang banyak mencari minuman atau makan ke pedagang di Teras Cihampelas.

"Kalau air mineral laku tiga atau lima sehari itu, kopi ada 10, gitu aja. Rata-rata yang belanja karyawan pengunjung jarang," ungkapnya. Meski sepi, ia tetap bertahan untuk berjualan.

Ia menceritakan pada saat awal peresmian Teras Cihampelas, dirinya bisa meraup untung hingga Rp 1 juta dalam satu hari. Namun, situasi dan kondisi tersebut saat ini sulit terwujud kembali. Ia mengaku mulai berjualan pada Januari 2021 kemarin sementara pada tahun 2020 tidak berjualan pada awal pandemi Covid-19.

 

Oom berharap Teras Cihampelas bisa kembali ramai didatangi pengunjung. Baginya, banyaknya pengunjung turut mendongkrak perekonomiannya.

 
Berita Terpopuler