Munjung Lebaran: Ada Cinta Dalam Sepotong Roti

Ada Cinta Dalam Sepotong Roti Lebaran

Istimewa
Berbagai makanan di lebaran tempo dulu.
Red: Muhammad Subarkah

REPUBLIKA.CO.ID, Uttiek M Panji Astuti, Traveller dan Penulis.

Di dunia ini ternyata ada banyak makanan yang mirip, baik bentuk maupun rasanya, meski penamaannya berbeda-beda.

Salah satunya adalah serabi. Makanan sejenis serabi ini ternyata ada di hampir seluruh belahan dunia. Di Eropa atau di Amerika dikenal sebagai pancake. Di Jepang dinamakan dorayaki. Di Korea disebut hotteok.

Di Mesir dinamakan qatayef yang merupakan sajian khas Ramadhan. Di luar bulan Ramadhan, agak sulit mendapatkannya.

Di Palestine disebut katatif, di Turki dinamakan  katmer, di Kyrgistan dan Asia Tengah disebut kattama. Wuih, banyak ya namanya?

                         

 

 

 

                        ****

Cara penyajiannya pun variatif. Di Solo, serabi tradisional dinamakan begitu saja tanpa apa-apa. Belakangan, ditambahkan meises, keju, cokelat dan sebagainya. Di Jakarta dan Jawa Barat, surabi dimakan dengan kinca alias kuah manis dari gula aren. 

Condiment atau pelengkap pancake sangat beragam. Yang paling umum adalah madu atau simple syrup. Bisa juga dengan selai dan potongan buah segar. 

Awalnya, qatayef disajikan dengan saus kacang saja, namun seiring perkembangan zaman, qatayef mulai dipadukan dengan berbagai saus, seperti cokelat, keju, stroberi dan lain-lain.

Tak hanya kue basah, kue kering pun banyak yang mirip. Salah satunya adalah kue khak dari Mesir  yang serupa dengan kue putri salju di Indonesia. Keduanya pun sama-sama kue khas Ramadhan dan Lebaran.

“Di Mesir tidak dinamakan putri salju, mbak, karena di Mesir tidak ada salju. Kalau mau dinamakan putri pasir, karena di sini hanya ada pasir.” Seloroh yang membuat saya tertawa.

Tradisi memberikan hantaran Lebaran yang awalnya berupa nasi lengkap atau lontong opor perlahan mulai bergeser menjadi aneka kue. Sekalipun masyarakat Indonesia tidak bertradisi makan kue. Namun, hari-hari ini, kue menjadi hantaran wajib yang berseliweran menjelang Lebaran.

Makanan lebaran pun bermacam-macam. Di Medan ada gulai nangka yang disajikan dengan lontong dan ketupat. Di Maduran ada 'Kellapate', makanan yang dibuat dari ikan tenggiri segar yang dimasak dengan santan dicampur belimbing wuluh dan cabai.

Di Betawi, ada tradisi nganter di lebaran yang berisi tukar rantang antar keluarga yang berisi makanan khas Betawi. Yang diantar biasanya ada dodol, maupun lauk pauk seperti semur daging, ketupat sayur, hingga rendang. Semur Betawi misalnya terbuta dari daging sapi yang ditumis bersama bumbu sebagai pelumurnya. Semur daging disantap bersama nasi uduk atau ketupat sayur.

Di masyarakat Banjar ada menu spesial lebaran. Makanan ini namanya Panggang Haruan yang terbuat dari ian gabus yang dimasak dengan cara diasap serta dikasaih kuah santan.

Begitu juga di Makassar ada makanan khas yang dipakai sebagai hantaran lebaran, yakni ayam gagape. Makanan khas Idul Fitri ini  adalah daging ayam dimasak bersama air, serai, lengkuas, daun salam, dan kunyit hingga setengah matang dan mengering.

Setelah itu, ayam kemudian ditambahkan dengan bumbu tumis yang terdiri dari bawang merah dan bawang putih bersama santan sambil diaduk agar santan tidak pecah. Di akhir proses memasak, tambahkan kelapa parut sangrai agar kuahnya lebih kental dan gurih. 

 

                       *****

Budaya memberikan hantaran istilahnya bermacam-macam. Di Jawa ada istilah munjung. di Betawi ada tradisi tukar rantang. Dan di tempat lain pun begitu, punya traidisi yang sama meski dengan nama berbeda.

Lebaran ini tak hanya ada di Indonesia. Di Turki dikenal dengan nama Seker Bayram yang secara harafiah berarti festival gula. Yakni mengantarkan manisan ke rumah-rumah tetangga terdekat.

Di Mesir, ada makanan khas bernama ranja yang terbuat dari ikan asin dan acar, yang hanya muncul di hari Lebaran. Keluarga terdekat akan berkumpul di taman sambil membawa makanan masing-masing dari rumah, lalu saling berbagi dan makan bersama.

Tradisi membagi makanan dalam Islam telah dicontohkan Rasulullah SAW. Saat menyembelih kambing, Rasulullah SAW akan teringat dengan sahabat-sabahat istri tercintanya, ibunda Khadijah, dan meminta sebagian dibagi untuk mereka sebagai tanda kasih sayang.

Bahkan syariat zakat fitrah, yakni membagikan makanan pokok di malam Lebaran pun salah satu tujuannya adalah memastikan tidak ada Muslimin yang tidak punya makanan di Hari Raya.

Karenanya, begitu bungah hati saya ketika menerima pesan WA dari negeri yang jauh, “Mbak, saya mau kirim makanan ke Solo, okey ya?” Yang spontan langsung saya jawab, “Beneer yaaa. Aku tunggu.” Dan saya pun berdebar-debar menunggu makanan apa itu.

                 ****

Mengirimkan hadiah makanan untuk Lebaran bukan sekadar mengirimkan barang seperti biasa. Namun ada cinta dan ukhuwah yang terselip di dalamnya. Cinta dalam sepotong kue.

Yuk, kita saling berbagi kebahagiaan di 'Hari Kemenangan'.  

 
Berita Terpopuler