China Tunda Dialog Ekonomi dengan Australia

Australia menilai keputusan Beijing mengecewakan.

Republika
Infografis warga Australia semakin tidak percaya pada China
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengumumkan akan menunda dialog ekonomi dengan Australia. Langkah ini dilakukan saat hubungan kedua negara kian memburuk sejak Australia mendesak penyelidikan internasional independen asal mula virus Corona yang pertama kali terdeteksi di China.

"Baru-baru ini sejumlah pejabat Pemerintah Persemakmuran Australia meluncurkan serangkaian langkah untuk mengganggu pertukaran dan kerja sama antara China dan Australia dengan kerangka berpikir Perang Dingin dan ideologi diskriminatif," kata Komite Reformasi dan Pembangunan Nasional China, dalam pernyataannya seperti dikutip Deutsche Welle, Kamis (6/5).

Dalam pernyataan tersebut, China yang menjadi mitra dagang terbesar Australia mengatakan akan 'menunda sampai waktu yang belum ditentukan semua aktivitas berdasarkan kerangka' kerja sama. Australia sudah menanggapi keputusan Cina ini.

Menteri Perdagangan Australia Dan Tehan menggambarkan keputusan Beijing 'mengecewakan'. Namun ia menegaskan Canberra masih terbuka untuk menggelar pertemuan walaupun hibungan kedua negara kembali memburuk.

Baca Juga

Tidak lama setelah berita China menunda dialog ini nilai dolar Australia jatuh 0,6 persen terhadap dolar AS. Pertemuan yang dinamakan Dialog Ekonomi Strategis China-Australia untuk menengahi perdagangan kedua negara dan mendorong pembicaraan bilateral untuk menyelesaikan sengketa ekonomi.

Sebelumnya Australia menggambarkan kesepakatan itu sebagai 'salah satu pertemuan utama bilateral ekonomi dengan China' Pengamat stasiun televisi ABC Jeffrey Wilson mengatakan  langkah terbaru China tampaknya 'tidak berdampak substantif'. Pasalnya Beijing sudah menerapkan tarif ke sejumlah industri Australia tahun lalu.  

"Dengan menggunakan termonuklir pada tahun 2020, kini keputusan China tidak berdampak substantif terhadap Australia dan sebagian besar langkah simbolisnya tidak berarti," kata Wilson.

Bulan lalu Australia membatalkan kesepakatan Belt and Road antara Beijing dan negara bagian Victoria. Langkah ini membuat China marah.

Belt and Road Initiative yang diprakarsai Presiden Xi Jinping ini proyek senilai satu triliun dolar AS untuk membangun jaringan infrastruktur dan investasi di seluruh Asia dan Dunia. Pekan ini Canberra juga mengumumkan meninjau ulang penyewaan Pelabuhan Darwin selama 99 tahun. n Lintar Satria

 
Berita Terpopuler