Jepang Pertimbangkan Perpanjang Masa Darurat Covid-19

Langkah itu mendorong keraguan Olimpiade dapat digelar sesuai jadwal.

EPA-EFE/Eugene Hoshiko
Patung Miraitowa, center, dan Someity yang diresmikan, maskot resmi untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, diresmikan selama upacara yang diadakan untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020 di gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo di Tokyo, Jepang. , 14 April 2021
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang mempertimbangkan untuk memperpanjang masa darurat Covid-19 yang diterapkan di Tokyo dan sejumlah wilayah perkotaan lainnya. Langkah itu mendorong keraguan Olimpiade dapat digelar sesuai jadwal.

Baca Juga

Pada Rabu (5/5), surat kabar Yomiuri melaporkan pemerintah sedang mempertimbangkan memperpanjang masa darurat di Tokyo, Prefektur Osaka, Kyoto dan Hyogo yang harusnya sudah selesai pada 11 Mei mendatang. Sebab, lonjakan kasus infeksi Covid-19 masih terjadi.

Keputusan memperpanjang masa darurat yang diberlakukan sejak 25 April itu akan menambah keraguan apakah Olimpiade Tokyo tetap digelar sesuai rencana. Ajang olahraga terbesar di dunia dijadwalkan dibuka pada 23 Juli mendatang.

Pandemi virus corona telah menunda pesta olahraga internasional ini tahun lalu. Kota Sapporo yang terletak di utara Pulau Hokkaido menggelar test event cabang olahraga setengah maraton pada Rabu ini.

 

Tanpa mengutip sumber Yomiuri melaporkan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan bertemu dengan menteri-menterinya untuk membahas perpanjangan masa darurat tersebut. Yomiuri tidak mengungkap dengan detail mengenai lama perpanjangan masa darurat tersebut.

Namun, media lokal melaporkan gubernur Prefektur Osaka mengatakan memperpanjang masa darurat selama tiga pekan mungkin diperlukan. Kantor Perdana Menteri Jepang tidak menjawab panggilan telepon.

Gedung-gedung pemerintahan dan pasar finansial Jepang tutup selama hari libur Golden Week. Selama masa darurat restoran, bar, tempat karaoke dan tempat yang menyajikan minuman alkohol di Tokyo dan prefektur lainnya yang terdampak ditutup.

Pusat perbelanjaan dan bioskop juga ditutup sementara pertandingan olahraga digelar tanpa penonton. Yomiuri melaporkan belum diketahui kapan pemerintah Jepang akan melonggarkan peraturan pembatasan sosial untuk sektor jasa. 

 
Berita Terpopuler