MPM Muhammadiyah Luncurkan Jendela, Bantu Ekonomi Difabel

Jendela dihadirkan untuk membantu keberdayaan ekonomi kelompok difabel.

Reuters
Difabel (ilustrasi). Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah meluncurkan program Junjung Ekonomi Difabel Berdaya (Jendela) di Perum Kanoman, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman. Jendela dihadirkan untuk membantu keberdayaan ekonomi kelompok difabel.
Rep: Wahyu Suryana Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah meluncurkan program Junjung Ekonomi Difabel Berdaya (Jendela) di Perum Kanoman, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman. Jendela dihadirkan untuk membantu keberdayaan ekonomi kelompok difabel.

Ketua MPM PP Muhammadiyah, Nurul Yamin mengatakan, program ini tidak dijalankan sepihak oleh mereka. Tapi, akan bersinergi dengan pemangku-pemangku kebijakan lain untuk memperkuat dan mengangkat perekonomian kelompok rentan, khususnya difabel.

"Di balik jendela difabel itu banyak hal-hal yang bisa kita lihat, terdapat banyak hal-hal yang bisa dikerjakan secara bersama-sama, di antaranya teman-teman difabel sudah bergerak di bidang ekonomi," kata Yamin, Senin (3/5).

Ia menerangkan, program-program pemberdayaan kelompok difabel yang telah dilakukan MPM ke depannya bisa disinergikan. Salah satunya Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang diharapkan membantu pemberdayaan ekonomi kelompok difabel lebih maju.

Selain itu, Jendela ini bukan hanya terkhusus melakukan pemberdayaan di bidang ekonomi, tapi kesenian dan olah raga serta pemberdayaan sesuai minat dan bakat difabel. Yamien menerangkan, ada beberapa poin pemberdayaan yang dilakukan MPM.

Pertama, membangun kemandirian individu difabel melalui solidaritas. Kedua, dari level kebijakan, MPM PP Muhammadiyah tidak cuma memberdayakan secara langsung kepada kelompok difabel, juga melakukan advokasi kebijakan-kebijakan terkait.

"Mudah-mudahan dengan bersinergi akan lahir kebijakan-kebijakan dari pemangku kepentingan yang semakin memberdayakan, khususnya kepada teman-teman difabel," ujar Yamin.

Baca Juga

Amirullah dari ISEI Chapter Yogyakarta, mengaku senang dengan langkah kerja sama yang dibangun dengan MPM PP Muhammadiyah. Melalui sinergi ini, mereka akan berusaha membangun ekosistem ekonomi yang inklusif kepada kelompok difabel.

Selain itu, kerja sama ini rencananya akan dijadikan pilot project untuk Chapter ISEI Yogyakarta maupun daerah-daerah lain. Ia merasa takjub dengan capaian yang telah diraih kelompok-kelompok difabel dampingan MPM PP Muhammadiyah ini.

"Hal ini yang menjadikan kami optimistis difabel tidak lagi dipandang sebelah mata," kata Amirullah.

Bersamaan peluncuran program Jendela, dilaksanakan pembagian sebanyak 140 parsel Lebaran. Ini merupakan kerja sama dengan Pusat Studi Disabilitas dan Kemanusiaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, ISEI Chapter Yogyakarta dan MPM Muhammadiyah.

 
Berita Terpopuler