Polling: Lacak Medsos Guru Cegah Radikalisme Berlebihan

Republika menggelar polling wacana Mencegah Radikalisme, Media Sosial Guru Dilacak

Reuters/Robert Galbraith
Republika menggelar polling di Twitter tentang melacak medsos guru
Rep: Tim Medsos Republika Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Media Sosial Republika Online menggelar polling tentang wacana "Mencegah Radikalisme, Media Sosial Guru akan Dilacak" di Twitter pada 1-2 Mei 2021. Ada 1.690 netizen ikut dalam polling ini.

Mayoritas netizen Twitter di Republika Online menyatakan 'Berlebihan' atas rencana melacak media sosial guru tersebut. Dari 1.690 suara dalam polling ini, 70,4 persen mengakui itu 'Berlebihan'.

Mereka yang 'Sangat Setuju' adanya pelacakan media sosial guru ada 15,1 persen. Sementara, netizen yang memilih 'Tidak Perlu' ada 14,5 persen.

 

Wacana ini muncul setelah anggota DPR dari PDI Perjuangan Agustina Wilujeng menyatakan pemerintah bakal melakukan pelacakan konten-konten negatif yang diunggah para guru dalam akunnya di berbagai media sosial.

Langkah itu dilakukan guna mencegah berkembangnya paham radikal di dunia pendidikan.

Wakil Ketua Komisi X DPR ini menegaskan pelacakan konten medsos guru maupun siswa itu telah dibahas dalam raker bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga : Kecurigaan Pakar IT Soal Bocornya Data Munarman di Traveloka

Hal ini berkaitan dengan adanya laporan tentang sejumlah guru yang menganut paham radikal dan bertentangan dengan ideologi Pancasila.

 

Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan salah satu cara sederhana melakukan pelacakan adalah guru diminta menjadi pengikut akun resmi medsos Kemendikbud. 

Dengan demikian, ini akan lebih mudah mengetahui aktivitas medsosnya, termasuk saat guru menjadi narasumber, maka bisa diketahui apa saja yang disampaikan.

Agustina mendorong Mendikbud Nadiem Makarim untuk memanfaatkan teknologi guna memperkuat pendidikan karakter dan ideologi Pancasila karena mendapat laporan adanya guru yang memiliki paham radikal dan intoleran. 

Dia menyampaikan, Pancasila harus diperkuat dan ditanamkan kembali sebagai pendidikan karakter di semua jenjang sekolah.

Terkait dengan hal itu, Agustina menambahkan, guru menjadi faktor penting meskipun peran orang tua dan masyarakat juga menjadi kunci keberhasilannya agar pelajar memahami nilai-nilai Pancasila dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 
Berita Terpopuler