Blinken Sebut Kebijakan Luar Negeri China Kian Agresif

China dinilai semakin represif di dalam negeri dan semakin agresif di luar negeri

EPA
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Ilustrasi.
Rep: Lintar Satria Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan China 'semakin agresif di luar negeri' dan sikapnya 'semakin memusuhi'. Hal ini Blinken sampaikan dalam program 60 Minutes di stasiun televisi CBS.

Dalam kesempatan itu ia ditanya apakah Washington akan melakukan konfrontasi militer dengan Beijing. Blinken menjawab hal tersebut sangat bertentangan dengan kepentingan AS dan China.

"Apa yang kami saksikan dalam beberapa tahun terakhir China semakin represif di dalam negeri dan semakin agresif di luar negeri, itu faktanya," kata Blinken, Senin (3/5).  

Ia juga ditanya mengenai laporan China mencuri hak intelektual dan rahasia dagang perusahaan-perusahaan AS senilai ratusan miliar dolar. Blinken mengatakan pemerintahaan Presiden AS Joe Biden 'sangat prihatin' dengan isu hak cipta.

Menteri Luar Negeri itu mengatakan tindakan tersebut seperti 'seseorang yang ingin bersaing dengan cara yang tidak adil dan bersikap memusuhi'. Blinken mengatakan responsnya akan lebih kuat apabila AS dapat menyatukan negara-negara lain yang sama-sama dirugikan dan sepemikiran.

"Dan bersama-sama mengatakan pada Beijing: 'Hal ini tidak dapat bertahan dan tidak akan bertahan'," katanya.

Kedutaan Besar China di Washington belum menjawab permintaan komentar mengenai pernyataan Blinken. Pada Jumat (30/4) lalu pemerintahan AS mengatakan China gagal memenuhi komitmen untuk melindungi hak cipta AS yang disepakati dalam perjanjian dagang Tahap 1 yang ditandatangani tahun lalu.

Komitmen itu bagian dari perjanjian pemerintahan mantan presiden Donald Trump dan Beijing. Dalam kesepakatan itu China berjanji untuk membeli 200 miliar ekspor AS selama dua tahun dan mengubah peraturan bioteknologi pertanian.

Ahad (2/5) kemarin Blinken tiba di London untuk menghadiri pertemuan G7. China menjadi salah satu agenda yang dibahas tujuh negara kaya tersebut.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler