RNI Buka Keran Investasi Asing Buat Peternakan di Indonesia

Banyak investor yang tertarik atas rencana pembangunan peternakan.

Antara
Peternakan sapi (ilustrasi)
Rep: Intan Pratiwi Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) membuka peluang bagi investor asing yang memang hendak membangun peternakan di Indonesia. Menurut ia, banyak investor yang tertarik atas rencana ini.

Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi menjelaskan saat ini RNI masih mempelajari peluang ini. Opsi opsinya bahkan kata Arief para perusahaan asing tersebut bisa sebagai mayoritas ataupun minoritas di perusahaan perternakan di Indonesia.

"Kita masih terus pelajari peluang ini. Kami membuka perusahaan luar untuk masuk ke Indonesia sebagai investor," ujar Arief secara virtual, Kamis (29/4).

Arief mengaku pihaknya kini tengah mencermati segala kemungkinan yang ada. Semisal, PT Berdikari yang memiliki 6.000 ha lahan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, yang bisa dikerjasamakan atau tidak.

"Kemudian teknologinya dari teman-teman luar seperti Belgia, atau ke depan ada Meksiko, atau ada Australia yang paling dekat. Semua kita buka possibility-nya," ungkap dia.

Kabar ini seolah jadi respons terhadap rencana Menteri BUMN Erick Thohir yang mau membeli peternakan sapi di Belgia dalam mendukung upaya transformasi ketahanan pangan.

Arief menyatakan, RNI juga telah menyambut baik ide tersebut. Sebagai calon induk holding pangan, perusahaan tengah melakukan rencana transformasi pangan dari beberapa komoditas.

Salah satunya daging sapi untuk peningkatan ketahanan pangan serta inklusifitas nilai tukar peternak. "Bagi kami, rencana Menteri Erick membeli peternakan sapi Belgia merupakan terobosan transformasi pangan komoditas sapi," kata Arief.



Baca Juga

 
Berita Terpopuler