Australia Kampanye Kubur Celana Dalam, untuk Apa?

Kampanye Soil Your Undie Challenge kini menjadi gerakan di Australia.

Rep: Dwina Agustin Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, ARMIDALE -- Ratusan orang mengubur celana dalam katun mereka di kebun belakang untuk digali delapan minggu kemudian. Langkah ini sebagai bagian dari proyek sains warga yang disebut Soil Your Undies Challenge. Kampanye yang bermula di Amerika Serikat kini menjadi gerakan di Australia.

Kapas terbuat gula kompleks yang disebut selulosa. Ini menjadikannya makanan ringan yang lezat bagi mikroba dan pasukan pengurai kecil lainnya yang hidup di dalam tanah. Kondisi pakaian saat diambil akan menunjukkan kesehatan mikrobioma.

Jika sisa kain katun itu tidak banyak, berarti tanah dalam keadaan sehat dan penuh aktivitas. Jika sebagian besar masih utuh, maka pekerjaan diperlukan untuk memperbaiki situasi tanah itu.

Dosen senior di School of Environmental and Rural Science di University of New England di New South Wales, Oliver Knox, dan CottonInfo, program perluasan bersama industri kapas Australia, berada di belakang upaya tersebut. Gerakan ini dimulai pada 2018 ketika Knox dan Sally Dickinson yang seorang petugas penyuluhan regional dengan CottonInfo, bertanya kepada 50 petani untuk bersedia mengubur pakaian dalam mereka untuk ilmu pengetahuan.

"Mereka tidak hanya melakukannya, tetapi mereka bersaing satu sama lain, mengatakan hal-hal seperti: 'Tanah saya lebih baik daripada tanah Anda karena saya memiliki lebih banyak celana yang rusak,'” kata Knox sambil tertawa, dikutip dari Aljazirah.

Mikrobioma tanah yang sehat adalah sumber kehidupan tanaman. Mikrobioma yang sehat dapat mempercepat pertumbuhan dan bahkan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Para ahli percaya bahwa hal itu juga bisa mempengaruhi kandungan nutrisi makanan.

"Ini membuat mereka semua berpikir tentang tanah dan kami menyadari itu adalah cara yang indah dan dapat diakses untuk membuat penilaian tanah tersedia untuk publik. Itulah yang saya sukai dari proyek ini," kata Knox.

Sejak itu, kampanye Soil Your Undies telah menyebar di antara komunitas pertanian yang terjalin erat dan sekolah-sekolah juga telah bergabung. Diperkirakan 400 orang telah mengubur pakaian dalam di seluruh benua, memungkinkan para ilmuwan untuk mengeksplorasi kesehatan tanah di berbagai bagian Australia, serta mengumpulkan data untuk penelitian lain. Orang-orang sekarang datang untuk mengirimkan hasilnya ke CottonInfo.

Baca Juga

Selandia Baru juga menjalankan kampanye Soil Your Undies...

Sedangkan di negara tetangga Selandia Baru, sekolah-sekolah di Otago juga menjalankan kampanye Soil Your Undies. "Siswa sekolah dan guru mereka sangat bersemangat untuk belajar tentang dunia di bawah kaki mereka," ujar koordinator Soil Your Undies dan komunikator ilmu tanah, Michelle Cox.

Cox mengakui kebanyakan orang hanya sedikit tentang tanah. Mereka belum terlalu memikirkan bagaimana fungsinya dan betapa pentingnya itu bagi kesejahteraan manusia dan Bumi.

Pemerintah Selandia Baru pun menandai gerakan tersebut sebagai proyek percontohan dengan enam sekolah pada September 2020. Sementara enam lainnya akan menjadi bagian dari proyek pada Juli mendatang. Mereka akhirnya berharap untuk meluncurkannya secara nasional.

Tapi mengapa harus celana dalam? Ilmuwan telah lama menggunakan sesuatu yang disebut kain uji penguburan tanah Shirley. Namun, kain ini tidak sebanyak celana dalam. Sementara kapas murni juga tidak selalu mudah ditemukan.

Celana dalam katun poliester yang biasanya terbuat dari 65 persen katun tampaknya akan tetap utuh secara mengejutkan setelah delapan minggu. Sedangkan kapas mungkin akan dimakan habis dan tersisa seringkali berupa jaring halus yang melekat pada ikat pinggang padat karena 35 persen dari produk itu bukan katun.

Hasil tersebut membuat Knox berpikir tidak hanya tentang kesehatan tanah tetapi juga pilihan material yang dibuat orang dan apa yang berakhir di tempat pembuangan sampah. "Di bawah kondisi yang tepat, kami tahu kapas akan rusak tetapi bahan mentah apa pun yang dicampur dengan serat buatan tidak akan merespons dengan cara yang sama dan mungkin tetap berada di lingkungan kami untuk waktu yang sangat lama. Itu benar-benar sesuatu yang harus lebih kita pikirkan," katanya.

 
Berita Terpopuler