Mereka yang Mati Syahid Selain dalam Berperang

Syuhada adalah mereka yang dimuliakan dalam kuburnya.

Edi Yusuf/Republika
Mereka yang Mati Syahid Selain dalam Berperang. Penampakan fenomena Supermoon, di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (8/5). Supermoon adalah penampakan bulan lebih besar dari biasanya karena posisi bulan berada di titik terdekat dengan bumi
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meninggal dalam keadaan syahid tidak selalu dalam kondisi perang. Rasulullah telah menyampaikan orang yang meninggal dalam keadaan syahid akan diselamatkan dari ujian (fitnah) dan siksa kubur.

Baca Juga

Suatu ketika, Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabatnya, “Siapa yang kalian anggap sebagai orang yang mati syahid?” kemudian para sahabatnya menjawab, “Wahai Rasulullah, barangsiapa yang terbunuh di jalan Allah maka dialah orang yang syahid.” Mendengar jawaban itu, Rasulullah kembali bertanya, “Jika demikian, berarti kaum syuhada yang berasal dari umatku hanyalah sedikit?”

Para sahabat bertanya lagi, “Lalu siapakah yang tergolong dalam kaum syuhada itu wahai Rasulullah?” Dia menjawab, “Barangsiapa yang terbunuh di jalan Allah berarti ia syahid. Barangsiapa yang mati di jalan Allah berarti ia syahid. Barangsiapa yang mati karena penyakit kusta maka ia syahid. Barangsiapa yang mati karena sakit perut maka ia syahid,” (HR Muslim).

Dijelaskan dalam buku Tamasya ke Negeri Akhirat oleh Syaikh Mahmud al-Mishri, beberapa hadits lain juga menjelaskan golongan manusia yang meninggal dalam keadaan syahid selain melalui perang. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mati karena sakit perutnya, maka tidak akan disiksa dalam kuburnya,” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi, al-Albani menetapkan dalam kitabnya Shahih al-Jami, 6461).

 

Sakit perut yang dimaksud dapat berupa menggelembungnya perut. Sebagian orang mengatakan sakit perut itu adalah mulas atau mereka yang mengeluhkan kondisi perutnya.

Di sisi lain, hadits yang diriwayatkan oleh Bukahri, Muslim, dan Anas menyebutkan “Mengalami kusta merupakan kesyahidan bagi setiap Muslim.”

Rasulullah juga bersabda, “Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya berarti mati syahid, barangsiapa yang terbunuh karena membela darahnya berarti mati syahid, barangsiapa yang terbunuh karena membela agamanya mati syahid, dan barangsiapa yang terbunuh karena membela keluarganya maka ia mati syahid,” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi, al-Albani menetapkan sebagai hadits shahih dalam kitab Shahih al-Jami’, 6445).

 

Mereka semua yang disebutkan Rasulullah itu sebagai syuhada adalah mereka yang dimuliakan dalam kuburnya. Allah memberikan kenikmatan dan selamat dari adzab dan fitnah kubur atau dimuliakan di akhirat berupa keabadian di dalam surga. 

 
Berita Terpopuler