Alasan Tiga Mualaf Perempuan ini Memilih Islam

Islam merupakan agama damai.

Onislam
Mualaf (ilustrasi)
Rep: Meilida Laveza Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Islam merupakan agama damai. Beberapa orang diberikan hidayah oleh Allah sehingga mereka bisa masuk Islam. Cerita mereka temukan hidayah sangat menginspirasi kita.

Baca Juga

Berikut kisah tiga perempuan hebat yang menjadi mualaf seperti dilansir Swissinfo, Kamis (22/4):

1.Barbara Veljiji temukan kedamaian batin

Barbara Veljiji menaiki tangga ke kamar yang nyaman di rumah pertaniannya. Api berderak di tungku kayu bakar, menjaga ruangan tetap hangat di hari musim semi yang sejuk ini. Veljiji tinggal bersama suaminya yang berasal dari Albania, ketiga putranya, menantu, dan ibunya di pedesaan di barat Bern, Swiss.

Dia masuk Islam pada tahun 1992 saat usianya 23 tahun. “Saya pikir itu itikad baik. Berkat Islam, saya telah menemukan kedamaian batin,” kata Veljiji. Dia telah mengenakan jilbab selama sembilan tahun terakhir. Selain itu, dia juga shalat, berdoa, berpuasa, dan hanya makan produk halal.

Dia mengambil pendekatan pragmatis terhadap perannya dan suaminya. Karena dia menghasilkan lebih banyak dalam profesinya, dia telah menjadi pencari nafkah sejak kelahiran anak terakhirnya dan suaminya mengurus rumah tangga. Meskipun model ini tidak terlalu Islami, dia mengatakan dia tidak dapat membayangkannya dengan cara lain karena dia menikmati pekerjaannya.

 

 

2.Islam menjawab semua pertanyaan Natalia Darwich

Sebelum menjadi mualaf, Natalia Darwich adalah orang yang sangat religius dan aktif dalam komunitas gerejanya di Swiss tengah. Namun, saat berusia 30 tahun, dia mulai mempertanyakan gereja Katolik. Dia merasa salah berdoa kepada Tuhan dan Yesus. Dia tidak yakin oleh gagasan yang selama ini dia anut. Itu merupakan faktor mengapa dia meninggalkan Katolik.

Selama pendekatan spiritualisnya, dia mengambil pendekatan intelektual Islam dan membaca Alquran dua kali. “Itu menunjukkan saya bahwa Islam dapat menjawab pertanyaan secara logis,” kata Darwich.

Dia menikah dengan seorang pria dari Libanon. Beruntungnya, teman-temannya dan keluarganya mendukung keputusan Darwich. Selama tiga tahun terakhir, dia mengenakan kerudung.

 

 

3.Azan di Dubai buat Nora Illi menjadi mualaf

Awalnya, Nora Illi adalah wanita muda normal dari Zurich. Selayaknya wanita muda, dia berpesta, bereksperimen dengan Buddhisme, dan menjadi seorang vegetarian. Namun, itu semua berubah ketika ia melakukan perjalanan ke Dubai pada usia 18 tahun. Di sana, ia mendapat sebuah pencerahan dari mendengar azan yang dikumandangkan oleh muazin setempat.

 

Pada tahun 2002, Illi masuk Islam setelah dua pekan pacarnya yang sekarang menjadi suaminya juga masuk Islam. Dia mengaku pernah menyimpan prasangka buruk terhadap Muslim. “Saya pikir Muslimah itu ditindas,” kata Illi.

Namun, setelah menelusuri lebih lanjut, dia menyimpulkan ketidaksetaraan merupakan masalah budaya bukan dari Islam. Sekarang dia menutupi kepala dan wajahnya dengan niqab dan memiliki limah anak.

 
Berita Terpopuler