Bijak Kelola Keuangan dengan Metode Jepang 'Kakeibo'

'Kakeibo' bisa diartikan sebagai buku rekening untuk rumah tangga.

VOA
'Kakeibo' bisa diartikan sebagai buku rekening untuk rumah tangga.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengelola keuangan dengan baik merupakan kemampuan yang penting untuk dimiliki setiap orang, terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Bagi yang belum menemukan cara bijak dalam mengelola keuangannya sendiri, metode kakeibo mungkin patut dicoba.

Baca Juga

Secara harfiah, kakeibo bisa diartikan sebagai 'buku rekening untuk ekonomi rumah tangga'. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh jurnalis Makoto Hani asal Jepang pada 1904. Metode kakeibo lalu dipopulerkan kembali oleh Fumiko Chiba pada 2017 melalui buku Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money.

"Bagi yang sudah berkeluarga, pendapatan yang kita miliki tentunya akan digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan satu keluarga sehingga kita perlu memiliki keahlian mengatur keuangan," jelas Regional Head of Agency Development Sequis Fourrita Indah Ssos CFP CEC AEPP dalam siaran pers Sequis yang diterima republika.co.id, Rabu (21/4).

Berdasarkan metode kakeibo, Fourrita mengatakan salah satu langkah penting yang perlu dilakukan adalah mencatat pemasukan dan pengeluaran dengan rapi. Beberapa hal yang penting untuk dicatat adalah terkait penerimaan, perkiraan kebutuhan, serta pengeluaran dan jumlahnya dalam catatan harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan.

Proses pencatatan ini harus dilakukan secara rutin dan tidak ditunda-tunda. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dan juga sikap yang telaten dalam menerapkan metode kakeibo.

 

Mencatat Penerimaan

Dalam hal penerimaan atau penghasilan, catat secara rutin mengenai kapan dan dari mana sumber penghasilan didapatkan. Beberapa contoh sumber penghasilan adalah gaji bulanan, uang bulanan dari pasangan, atau penghasilan dari usaha sampingan.

Hal lain yang bisa dicatat sebagai penerimaan adalah piutang yang diterima dari pembayaran orang yang berutang. Bila memiliki asuransi dan mendapatkan nilai tunai, manfaat, atau tahapan dari asuransi tersebut, catat juga sebagai penerimaan.

 

Perkiraan Kebutuhan

Untuk memastikan agar cash flow tetap terjaga dengan sehat, penting juga untuk membuat anggaran terkait perkiraan kebutuhan. Agar mudah mengingatnya, bagi pengeluaran ke dalam beberapa pos seperti pengeluaran primer, pengeluaran sekunder, dan pengeluaran darurat.

Pengeluaran primer terdiri dari berbagai pengeluaran yang sudah pasti. Misalnya, belanja bulanan, transportasi, cicilan rumah, cicilan kendaraan bermotor, biaya sekolah anak, tagihan listrik, dan tagihan air.

Pengeluaran sekunder merupakan pengeluaran yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan lain di luar pengeluaran primer. Misalnya, belanja perlengkapan rumah, membeli pakaian baru, berjalan-jalan.

Pengeluaran darurat terdiri dari pengeluaran untuk situasi-situasi yang tak terduga. Misalnya, biaya perbaikan kendaraan yang rusak ke bengkel atau biaya ke dokter saat sakit. Setiap keluarga idealnya memiliki dana darurat sekitar 6-12 kali gaji atau pendapatan. Bila memiliki gaji Rp 5 juta, maka dana darurat yangs ebaiknya dimiliki adalah sekitar Rp 30-60 juta.

 

Pengeluaran

Pengeluaran rutin yang dilakukan setiap hari juga perlu dibagi ke dalam beberapa pos. Siapkan amplop menyimpan uang untuk masing-masing pos pengeluaran ini. Misalnya, amplop 'Belanja Bulanan' berisi uang untuk belanja bulanan dan amplop 'Jalan-Jalan' berisi uang untuk keperluan jalan-jalan. Bila isi amplop 'Belanja Bulanan' sudah habis, jangan mengambil uang dari amplop lain untuk belanja bulanan.

 

Evaluasi

Setelah mencatat rencana pengeluaran, catat pengeluaran yang benar-benar terjadi. Tambahkan informasi seperti kapan dan di mana transaksi tersebut dilakukan untuk mempermudah melakukan perbandingan harga pembelian barang yang sama di kemudian hari.

Selanjutnya, lakukan evaluasi dari amplop-amplop yang dimiliki. Teliti pos mana saja yang isi amplopnya masih tersisa dan pos mana yang banyak menghabiskan anggaran.

Dengan evaluasi ini, lakukan penyesuaian budgeting yang lebih baik di bulan berikutnya. Evaluasi dan pencatatan ini juga dapat memberitahu posisi dan kondisi keuangan diri sendiri secara detail. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk membantu membuat keputusan pengeluaran uang sesuai dengan prioritas. Seiring berjalannya waktu, pengeluaran pun bisa lebih ditekan dan akan ada lebih banyak uang yang bisa dihemat.

 
Berita Terpopuler