Kebakaran Dua Pasar, Alarm Bagi PD Pasar Jaya

Kebakaran pasar di Tanah Abang dan Pasar Minggu timbulkan kerugian hingga Rp 3 M.

Republika/Thoudy Badai
Garis polisi terpasang di area Pasar Inpres Blok C Pasar Minggu pasca kebakaran di Jakarta, Selasa (13/4). Kebakaran yang diduga akibat arus pendek tersebut menghanguskan sekitar 389 kios di gedung Blok C dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Febryan A

Hanya dalam selang waktu dua hari, dua pasar besar di Jakarta kebakaran. Terakhir adalah kebakaran di Pasar Inpres Blok C, Pasar Minggu, Jaksel, pada Senin (12/4) malam. Sebelumnya, Kamis (8/4) malam, Pasar Kambing, Tanah Abang, terbakar. Dua peristiwa kebakaran tersebut diduga disebabkan korsleting listrik.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai, Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) perlu melakukan evaluasi. Salah satunya dengan menganjurkan supervisi aliran listrik.

"Kebakaran sering terjadi disebabkan sirkuit pendek listrik. Ini terjadi di perumahan padat (penduduk) dan bangunan tua seperti pasar. Saya kira data seperti ini perlu disimak oleh Damkar dengan menganjurkan supervisi aliran listrik dan menganjurkan peremajaan (bangunan)," kata Gilbert saat dihubungi Republika, Selasa (13/4).

Kemudian, sambung dia, banyak lokasi yang sulit diakses oleh mobil pemadam kebakaran. Sebab, sejumlah akses jalan banyak yang ditutup atau dipalang akibat pandemi Covid-19. Menurut Gilbert, sudah saatnya akses jalan tersebut kembali dibuka.

Selain itu, Gilbert menyebut, perlu dibentuk pula tim di masing-masing pemukiman maupun pasar. Sehingga dapat dengan cepat melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran.

"Ketersediaan tenaga setempat untuk bergerak cepat, seperti dilakukan di Surabaya juga penting, sebagai petugas respons cepat," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, menilai, peristiwa kebakaran yang terjadi akhir-akhir ini menuntut Pemprov DKI Jakarta, khususnya Dinas Gulkarmat untuk melakukan sosialisasi secara masif tentang pencegahan kebakaran. Kemudian, melakukan perencanaan yang matang untuk mengatasi persoalan kebakaran, terutama di daerah permukiman padat penduduk.

“Menurut saya, apar (alat pemadam kebakaran) dan hidran mandiri harusnya menjadi program prioritas Gulkarmat di daerah permukiman padat penduduk. Sehingga akan terbangun rasa tanggung jawab warga masyarakat untuk melindungi warganya dari bahaya kebakaran,” jelas Gembong.

Humas Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Mulat Wijayanto, menuturkan, pihaknya terus mengimbau masyarakat mengenai pencegahan kebakaran, terutama di tengah pandemi covid-19 saat ini. Dia menyebut, imbauan itu disampaikan melalui pengeras suara di masjid maupun dari sisi respons cepat (motor) yang dibentuk Dinas Gulkarmat DKI Jakarta.

“Kita kerahkan petugas ke semua wilayah di setiap harinya untuk mengingatkan kepada warga agar selalau waspada dan mengontrol kondisi rumah, supaya terhindar dari risiko kebakaran. Di lingkungan pun juga kita sudah membentuk Tim Sistem Ketahanan Kebakaran Lingkungan (SKKL) yang kita sosialisasikan dan kita latih untuk membantu dalam pencegahan risiko kebakaran,” ungkap Mulat.

Baca Juga

Suasana Pasar Inpres Blok C Pasar Minggu pasca kebakaran di Jakarta, Selasa (13/4). Kebakaran yang diduga akibat arus pendek tersebut menghanguskan sekitar 389 kios di gedung Blok C dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)



Selain dua pasar tersebut beberapa peristiwa kebakaran juga terjadi di Ibu Kota dalam waktu belum lama ini. Salah satunya adalah kebakaran yang terjadi pada rumah petak di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3) dini hari. Selain menghanguskan lima rumah petak, peristiwa tersebut juga mengakibatkan 10 orang meninggal dunia lantaran diduga tidak sempat menyelamatkan diri.

Berselang dua pekan kemudian, kebakaran kembali terjadi. Kali ini menimpa Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis (8/4). Insiden itu tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, mengakibatkan kerugian yang ditaksir mencapai miliaran rupiah karena menghanguskan ratusan kios dan los para pedagang.

Sebanyak 136 lapak dan 40 kios di Pasar Kambing hangus terbakar. "Kerugian materi ditaksir Rp 1 miliar," kata Mulat Wijayanto.

Tidak sampai disitu, empat hari kemudian, tepatnya Senin (12/4) kebakaran juga terjadi di Pasar Inpres Blok C, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 18.30 WIB diperkirakan telah menghanguskan 300 tempat usaha dengan total kerugian kurang lebih mencapai Rp 2 miliar.

"Kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan Rp 2 miliar," kata Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Helbert Pilder Lumba Gaol.  

Ketua DPW Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) DKI Jakarta, Miftahudin, menyebut, dua kebakaran pasar ini jadi alarm bagi PD Pasar Jaya soal potensi kebakaran di pasar lainnya. Ia pun meminta PD Pasar Jaya segera mencari solusi atas kebakaran beruntun ini.

"(Salah satunya) kami mendorong PD Pasar Jaya mempersiapkan APAR atau penanganan kebakaran secara dini di pasar-pasar," kata Miftahudin.

Dia menambahkan, kebakaran di dua pasar itu adalah pukulan berat bagi para pedagang. Semakin berat karena terjadi jelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri di mana penjualan biasanya sedang naik drastis. "Kita tahu bahwa kebakaran di bulan Ramadhan merupakan pukulan berat bagi pedagang pasar," ungkapnya.

Plt Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji, memastikan tak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran di pasar yang berlokasi di Kelurahan dan Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu. "Korban jiwa Alhamdulillah tidak ada," kata Isnawa usai meninjau kondisi Blok C pada Selasa (13/4).

Isnawa menjelaskan, Blok C Pasar Minggu mulai terbakar pada Senin pukul 18.35 WIB. Sekitar 35 unit mobil pemadam dan 150 petugas dikerahkan untuk memadamkan api.

Akibat kebakaran, empat blok tempat berjualan di Pasar Minggu belum bisa beroperasi lantaran karena terdampak kebakaran yang terjadi pada Senin (12/4) lalu. Praktis, hanya satu blok saja yang bisa digunakan untuk berjualan.

Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin, mengatakan, Pasar Minggu terdiri dari lima blok. Lapak yang terbakar hanya di Blok C.

Namun demikian, pedagang Blok B, E, dan F juga tak bisa berjualan. "Tiga blok itu masih tutup karena menunggu listrik dinyalakan kembali oleh PLN," kata Arief dalam keterangannya, Selasa (13/4).

Kini, kata dia, aktivitas perdagangan di Pasar Minggu hanya berlangsung di blok D. Kebanyakan di Blok D adalah pedagang sayur dan buah.

Arief menambahkan, sebanyak 391 pedagang dari total 392 pedagang yang ada di Blok C terdampak langsung oleh kebakaran. 391 pedagang itu tak bisa berjualan karena kiosnya ludes dilalap si jago merah.

"Pedagang yang terkena dampak kebakaran untuk sementara waktu ini akan dipindahkan ke Blok B sambil menunggu hasil investigasi dari pihak terkait dan dilakukan audit kelayakan struktur bangunan (Blok C)," kata Arief.

Sejumlah kambing berada di sisa-sisa kebakaran Pasar Lontar atau Pasar Kambing di Jalan Sabeni, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (10/4/2021). Sejumlah warga mulai membersihkan lapak mereka yang masih tersisa pasca kebakaran pada Kamis, 8 April lalu. - (ANTARA/Sigid Kurniawan)





 
Berita Terpopuler