Juni, Cakupan Vaksinasi Lansia Ditargetkan Capai 90 Persen

Meningkatkan vaksinasi lansia, Kemenkes bebaskan aturan domisili

Antara/Prasetia Fauzani
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac kepada lansia di Balai Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (6/4/2021). Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memulai vaksinasi Covid-19 untuk lanjut usia (lansia) sejak 17 Februari lalu. Pemerintah menargetkan cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama untuk lansia bisa mencapai 90 persen hingga akhir Juni 2021.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memulai vaksinasi Covid-19 untuk lanjut usia (lansia) sejak 17 Februari lalu. Pemerintah menargetkan cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama untuk lansia bisa mencapai 90 persen hingga akhir Juni 2021.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengaku pihaknya terus berusaha mengakselerasi cakupan imunisasi Covid-19.

"Kami harapkan minimum di akhir Juni 2021, vaksinasi untuk lansia yang mendapatkan dosis pertama selesai minimal 90 persen," ujarnya saat mengisi konferensi virtual bertema Tugas Mulia Urus Lansia, Selasa (6/4).

Untuk mewujudkan target ini, pihaknya kini membuat aturan lansia bisa divaksin tanpa terikat dengan domisili. Artinya, vaksinasi bisa dilakukan di semua daerah dengan cukup membawa kartu identitas KTP.  Selain itu, pihaknya tetap fokus pada sentra vaksinasi. Nadia menambahkan, sentra vaksinasi ini akan dioptimalkan Kemenkes untuk terus menambah cakupan lansia yang divaksin.

"Kami tetap membuka layanan vaksinasi untuk lansia karena mungkin saja lansia itu kan ada yang sudah datang namun karena ada kendala kondisi kesehatan sehingga vaksinnya tertunda. Atau ada juga lansia baru sembuh dari Covid-19 sehingga mereka harus menunda 3 bulan sebelum mendapatkan vaksinasi," katanya.

Kendati demikian, Nadia menilai upaya ini belum cukup untuk membantu lansia. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat juga ikut berperan mengajak lansia untuk mendapatkan vaksinasi. Menurutnya, kelompok renta ini membutuhkan uluran tangan. 

"Kita harus betul-betul mengantarkan dan mencari lansia yang bisa divaksinasi," ujarnya.

 

Memang, ia mengakui tidak mudah mengajak lansia ke tempat vaksinasi apalagi harus mengajak, memberi penjelasan pada orang tua yang telah lanjut usia untuk mendapatkan vaksin. Bisa saja anggota keluarga lain tidak pas dengan jadwal lansia untuk menuju sentra vaksinasi. 

"Sehingga, kami mencoba mendorong anak-anak yang masih muda ataupun keluarga bisa membantu terutama keluarga terdekatnya, membawa tantenya, pamannya atau juga neneknya atau keluarga terdekat yang masih berhubungan untuk dibawa ke sentra vaksinasi untuk mendapatkan vaksinasi," katanya.

Untuk meningkatkan minat anak muda mengajak lansia mendapatkan vaksinasi Covid-19, pihaknya juga memiliki program jika satu anak muda bisa membawa dua orang lansia maka bisa mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Ia menambahkan, lansia yang diajak bukan hanya anggota keluarga melainkan juga orang lain seperti tetangga yang telah berusia lanjut.

"Tetapi utamakan orang tua yang lansia, kemudian kita juga bisa membantu tetangga atau lansia di sekitar kita kaena prinsipnya kita harus saling membantu untuk sama-sama keluar dari situasi pandemi Covid-19," katanya.

Ia menambahkan, lansia ini harus melalui proses registrasi terlebih dahulu sebelum divaksin dan membawa kartu identitas. Kendati demikian, ia mengakui, program ini baru berlaku di kota besar, di provinsi yang punya beban besar, dan di ibu kota provinsi.

"Kami belum bisa melakukan di semua tempat karena ada potensi para lansia dibantu untuk mendapatkan vaksinasi," ujarnya.

Artinya, dia melanjutkan, para kelompok manula ini dibantu orang-orang di sekitarnya kemudian mengantar mendapatkan vaksin ke sentra vaksinasi. Nadia optimistis jika upaya-upaya ini bisa dilakukan lebih banyak orang maka lebih baik.

 

"Kita bisa segera mempercepat pelaksanaan vaksinasi pada lansia. Kalau dipercepat proses vaksinasinya maka kerentanan bisa dikurangi," katanya. 

 
Berita Terpopuler