Pembangunan PLTA Jatigede Capai 85 Persen

PLTA Jatigede akan dimanfaatkan mendukung sistem kelistrikan interkoneksi Jawa-Bali

ANTARA FOTO
Pekerja berada di proyek pembangunan rumah turbin untuk PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat. Progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 2x25 Mega Watt (MW) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat telah mencapai 85 persen. .
Rep: Retno Wulandhari Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 2x25 Mega Watt (MW) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat telah mencapai 85 persen. Percepatan pembangunan ini sejalan dengan komitmen PLN, pilar green yang tertuang dalam transformasi PLN guna meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Direktur Mega Proyek dan EBT PLN, M Ikhsan Asaad didampingi General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT), Octavianus Duha melakukan kunjungan secara langsung untuk memastikan progres pembangunan PLTA Jatigede sesuai dengan target.

Dalam kunjungannya, Ikhsan menyampaikan progres pembangunan PLTA Jatigede yang telah dimulai sejak 2015 lalu saat ini telah menunjukkan progres signifikan. PLTA Jatigede nantinya dimanfaatkan untuk mendukung sistem kelistrikan interkoneksi Jawa-Bali.  

"Proyek PLTA saat ini sudah mencapai 85 persen, meski ada beberapa tantangan tersendiri namun kami yakin dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik antara PLN, Unit pelaksana dan juga kontraktor, serta dukungan dari Kementerian ESDM dan Kementrian PUPR proyek ini akan dapat kami selesaikan di tahun 2021 ini," tutur Ikhsan melalui keterangan tertulis, Ahad (4/4).

Dengan kapasitas total 110 MW, PLTA Jatigede memiliki potensi target produksi listrik tahunan sebesar 462,6 Giga Watt Hour (GWH) dengan peak hour 157,4 GWH dan off peak hour 305,2 GWH. 

Saat ini progress pengerjaan meliputi pembangunan gedung pembangkit (power house) dengan tipe semi-underground, saluran pembawa air (water ways), tangki pandatar air (surge tank) pipa pesat (penstock), saluran buang (tailrace), bangunan transmisi (transformer yard, switchyard), jaringan transmisi (transmission line) dan peralatan electromechanical (turbin, generator, control unit) serta bangunan penunjang lainnya. 

Adapun nilai investasi pembangkit ini mencapai 85 juta dolar AS dan Rp 735 miliar dengan sumber dana yang berasal dari Anggaran PLN (APLN) dan Export Credit Agency (ECA). Sedangkan untuk pekerjaan utama PLTA Jatigede, PLN telah menunjuk kontraktor pelaksana yaitu Konsorsium Sinohydro PT PP (Persero) dan PLN Enjiniring sebagai konsultan. 

Salah satu capaian penting dalam progres pengerjaan PLTA, PLN UIP JBT pada Oktober 2019 lalu telah berhasil menyelesaikan pekerjaan top heading excavation atau penggalian saluran air di headrace tunnel sepanjang 2.218,73 meter. 

Headrace tunnel berfungsi sebagai terowongan penghubung penampungan air dengan penstock, yang juga terhubung dengan power station. Saat beroperasi nanti, pembangkit ini direncanakan akan memanfaatkan air dari Waduk Jatigede di Sungai Cimanuk, dengan membuat struktur intake untuk mengalirkan air ke terowongan menuju power house dan menghasilkan listrik sebesar 110 MW. 

M Ikhsan menyebutkan, selain PLTA Jati Gede, PLN juga membangun beberapa proyek pembangkit listrik EBT lainnya di Provinsi Jawa Barat. "PLN sangat mendukung pencapaian target program energi terbarukan 23 persen pada 2025. Selain PLTA Jatigede, kami akan terus menggenjot penyelesaian program-program EBT lainnya di Jawa Barat", imbuh Ikhsan. 

Proyek tersebut diantaranya PLTA Upper Cisokan Pumped Storage 4 x260 MW yang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Serta, PLTP Tangkuban Perahu 3 x 20 MW yang terletak di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sehingga total pembangkit listrik green energy di Jawa Barat yang akan dibangun oleh PLN adalah sebesar 1210 MW (sumber data RUPTL PT PLN (Persero) Tahun 2019-2028.

 

 
Berita Terpopuler