Tekanan pada Deschamps untuk Panggil Benzema Kian Kuat

Karim Benzema dibekukan dari timnas Prancis sejak 2016 silam.

REUTERS/Charles Platiau
Karim Benzema (kiri) saat bersama pelatih timnas Prancis Didier Deschamps.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Perdebatan soal kelayakan Karim Benzema kembali memperkuat timnas Prancis terus mengemuka setiap jeda internasional ataupun saat Les Bleus tengah bersiap menghadapi turnamen bergengsi. Perdebatan ini pun kian runcing pada jeda internasional kali ini dan saat Les Bleus tengah mempersiapkan diri tampil di putaran final Piala Eropa 2020.

Benzema dibekukan dari timnas Prancis sejak 2016 silam. Pada saat itu, striker Real Madrid itu dicoret dari Les Bleus lantaran tersandung kasus hukum. Mantan penyerang Lyon itu kedapatan melakukan upaya pemerasan terhadap rekan satu timnya di timnas Prancis, Mathieu Valbuena.

Hingga saat ini, seperti dilansir Marca, Jumat (26/3), Benzema pun tidak pernah dipanggil lagi memperkuat Les Bleus. Namun, setelah lebih dari lima tahun Benzema absen dari timnas Prancis, suara-suara dukungan terhadap striker berusia 33 tahun itu untuk kembali tampil buat Les Bleus mulai menguat. Ada tren perubahan persepsi dan penerimaan dari publik Prancis terhadap Benzema.

Pada tahun-tahun sebelumnya, hasil polling yang dilakukan sejumlah media selalu menunjukkan dukungan publik terhadap keputusan Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) untuk membekukan Benzema dari timnas. Kendati begitu, dalam polling terbaru yang digelar surat kabar El Figaro, ada peningkatan jumlah dukungan terhadap Benzema. Dari 30 ribu responden, 55 persen menyatakan setuju Benzema untuk terus dibekukan dari timnas Prancis. Angka ini jauh menurun dari tahun-tahun sebelumnya, yang bisa mencapai 70 hingga 80 persen.

Agaknya, performa Benzema bersama Los Blancos secara perlahan mulai mengubah persepsi tersebut. Dalam dua musim terakhir, pemain keturunan Aljazair itu selalu mampu mengakhiri musim kompetisi dengan koleksi lebih dari 20 gol. Pada musim ini, Benzema tercatat telah mengemas 23 gol dari 32 penampilan di semua ajang.

Benzema pun terpilih menjadi pesepak bola terbaik asal Prancis pada tahun lalu versi majalah France Football. Menilik tren performa Benzema pada musim ini, sepertinya hanya Kylian Mbappe yang bisa menghentikan Benzema untuk meraih gelar serupa pada tahun ini.

Mantan pemain timnas Prancis dan PSG, Jean Michel Largue, menilai, pelatih Didier Deschamps mesti memaafkan kesalahan yang dilakukan Benzema dan memberinya kesempatan untuk kembali memperkuat Les Bleus.

''Saya tidak menyalahkan Deschamps atas apa yang terjadi. Namun, bisa saya katakan, memaafkan akan menunjukkan kualitas seorang pria. Memaafkan mungkin bisa membuat Deschamps tumbuh,'' ujar Larque kepada RMC Sports.

Kendati begitu, Deschamps agaknya masih belum bisa melupakan komentar yang dilontarkan Benzema soal dirinya terkait pencoretannya dari timnas Prancis jelang gelaran Piala Eropa 2016 silam. Pada saat itu, Benzema menyebut, Deschamps sebagai orang yang tunduk pada orang-orang rasis yang ada di Pemerintahan Prancis.

Buntutnya, rumah Deschamps sempat dipenuhi dengan coretan yang menyebut dirinya sebagai rasis, yang dilakukan oleh orang tak dikenal.

''Itu telah menjadi luka. Seiring waktu, hal itu mungkin bisa terlupakan, tapi saya tidak akan melupakannya. Ini bukan hanya terkait pernyataan Benzema, tapi juga komentar pihak-pihak lain. Komentar itu menyulut aksi kekerasan yang berdampak pada keluarga saya. Di titik ini, ada batas yang telah dilewati dan saya tidak akan melupakan hal itu,'' tegas Deschamps seperti dilansir Marca, beberapa waktu lalu.

 
Berita Terpopuler