Saat Erdogan dan Turki Melawan Mekanisme Pasar Bebas

Turki menegaskan tidak ada tempat bagi sistem ekonomi dengan mekanisme pasar

Mata uang Turki, lira (ilustrasi)
Rep: Anadolu/Elba Damhuri Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menghadapi persoalan ekonomi sangat serius dalam beberapa tahun ini. Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebut penyakit ekonomi Turki ini sebagai segitiga setan, meliputi inflasi tinggi, suku bunga tinggi, dan fluktuasi kurs mata uang lira.

Baca Juga

Erdogan tidak bersedia mendengarkan masukan-masukan Barat untuk perbaikan ekonomi negaranya, dengan menerapkan mekanisme pasar ala ekonomi liberal. Erdogan dan Turki memilih caranya sendiri untuk memperbaiki perekonomian mereka.

Turki pun kembali menegaskan tidak akan berkompromi dengan mekanisme pasar bebas karena negara itu mementingkan fungsi pasar yang efisien dan solid. 

Menteri Keuangan Turki Lutfi Elvan mengatakan rezim kebijakan pertukaran liberal akan terus berlanjut dengan tegas dan Turki tidak ada di pihak itu.

Elvan menekankan bahwa Turki akan mempertahankan kebijakan makroekonominya, serta memprioritaskan upaya disinflasi dengan tekad yang bulat sampai penurunan inflasi permanen tercapai.

"Kami akan terus menerapkan kebijakan fiskal untuk mendukung stabilitas harga dengan cara yang melengkapi kebijakan moneter," tutur dia.

Menyinggung paket reformasi ekonomi baru negara yang diumumkan pada 12 Maret, Elvan mengatakan paket itu akan semakin memperkuat fondasi struktural ekonomi negaranya dan meningkatkan ketahanannya terhadap guncangan.

Bank Sentral Republik Turki (CBRT) akan terus menggunakan transmisi kebijakan moneter secara efektif untuk mencapai penurunan inflasi permanen.

“Penurunan inflasi akan mendorong stabilitas makroekonomi melalui penurunan risiko dan perbaikan pembiayaan, dan akan berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan yang akan meningkatkan investasi, produksi, ekspor dan lapangan kerja,” kata Gubernur Bank Sentral Turki, Sahap Kavcioglu, Ahad.

Kavcioglu, mantan anggota parlemen, ditunjuk untuk memimpin CBRT setelah pemecatan Naci Agbal pada Sabtu dini hari waktu Turki.

Selain menyempitkan kesenjangan industri keuangan dengan sektor riil, Turki pun menghadapi masalah serius terkait pengangguran. Dalam beberapa tahun ini angka pengangguran di Turki berada di angka dua digit.

Namun, seiring perbaikan ekonomi, jumlah pengangguran ikut turun. Pada 2020, tingkat pengangguran Turki turun 0,5 persen menjadi 13,2%.

Pada tahun lalu, jumlah pengangguran adalah 4,08 juta, turun dari 4,4 juta pada 2019, angka TurkStat menunjukkan.

Jumlah penganggur --usia 15 tahun ke atas-- tercatat 4,06 juta tahun lalu, turun dari 4,4 juta pada 2019.

 

Reformasi Ekonomi Turki

Turki pada Jumat (12/3) mengumumkan rincian paket reformasi ekonomi barunya seperti yang dijanjikan oleh presiden negara itu pada November lalu.

Reformasi ini bertujuan meningkatkan investasi, produksi, lapangan kerja, dan ekspor

Target pertama Turki adalah menetapkan struktur keuangan publik yang lebih kuat untuk berjaga-jaga terhadap risiko, dengan mendisiplinkan fiskal sebagai prioritas utama.

"Paket itu bertujuan untuk menumbuhkan ekonomi Turki atas dasar investasi, produksi, pekerjaan, dan ekspor," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Pertemuan Pengantar Reformasi Ekonomi di Pusat Kongres Halic di Istanbul.

Ketiga sektor yang direformasi itu adalah sektor keuangan publik, pajak, dan industri perbankan.

Sektor keuangan publik yang lebih kuat

Pangsa devisa dalam total saham utang negara akan dipotong untuk mengurangi sensitivitasnya terhadap guncangan eksternal, kata Erdogan.

Dia menyoroti bahwa penghematan dalam administrasi publik akan diperluas seperti membatasi sewa kendaraan dan biaya perhotelan.

"Selain pemerintah pusat, kami juga bertujuan untuk menciptakan perspektif hemat di pemerintah daerah."

Memperhatikan pemerintah mengetahui kesulitan yang dihadapi pemilik usaha kecil selama pandemi, Erdogan mengatakan paket reformasi juga mencakup pembebasan pajak bagi pedagang berpenghasilan rendah.

"Kami akan membebaskan sekitar 850.000 pedagang yang tunduk pada aturan perpajakan usaha kecil, seperti penata rambut, tukang ledeng, tukang kelontong, tukang kayu, pembuat bubut, operator kedai teh, penjahit, dan tukang reparasi, dari pajak penghasilan, dan kami akan menghapus kewajiban pajak mereka," kata dia.

Meringankan pajak, kemitraan publik-swasta

Kantor pajak digital akan didirikan yang akan beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu untuk memungkinkan masyarakat melakukan transaksi mereka di lingkungan digital tanpa harus mengunjungi kantor pajak secara pribadi.

"Kami juga memasukkan masalah pajak yang dihadapi oleh investor internasional dalam reformasi," kata dia, menambahkan bahwa negara sedang merevisi perjanjian penghindaran pajak berganda untuk mencegah kemungkinan masalah yang mungkin timbul.

Karena negara itu memuji proyek kemitraan publik-swasta, yang dicontohkan oleh rumah sakit kota, Erdogan mengatakan undang-undang kerja sama sektor publik-swasta akan diberlakukan.

"Ini akan memungkinkan kami untuk memastikan bahwa investor berurusan dengan satu undang-undang, untuk memperkuat infrastruktur hukum proyek, memperkenalkan prioritas di antara sektor dan proyek, serta membuat proses lebih dapat diperkirakan," jelas Erdogan.

Menekankan salah satu agenda prioritas adalah perang melawan inflasi, Erdogan mengatakan Turki bertujuan untuk menurunkan inflasi menjadi satu digit.

Sistem peringatan dini akan dibentuk yang akan memastikan aliran data agar Komite Pangan dapat menyusun rekomendasi kebijakan dan memastikan bahwa pasar beroperasi secara efektif.

Mekanisme kontrak pertanian sedang dikembangkan untuk meningkatkan perkiraan produksi pertanian dan mencegah fluktuasi harga, tegas dia.

Turki sedang mempersiapkan undang-undang seragam yang akan mempercepat pengembangan sektor pembiayaan partisipasi.

Dia menggarisbawahi bahwa mekanisme arbitrase pembiayaan partisipasi dengan standar internasional akan dibentuk.

Sektor perbankan

Turki sedang berupaya menciptakan infrastruktur ekonomi, teknologi, dan hukum untuk mata uang digital, kata Erdogan.

“Kami akan membuat hubungan bank dan nasabahnya lebih transparan dengan membentuk mekanisme pengawasan yang akan melindungi konsumen,” jelas dia.

Memperhatikan Sistem Pensiun Pribadi Perorangan sedang diperluas ke segmen masyarakat yang jauh lebih luas, Erdogan mengatakan, "Kami menghilangkan hambatan bagi anak-anak di bawah usia 18 tahun, yang merupakan 25 persen dari populasi kami."

Untuk mengembangkan industri perawatan kesehatan yang inovatif dan kuat, Kepresidenan Industri Perawatan Kesehatan akan dibentuk, ujar dia.

"Departemen ini akan bertanggung jawab atas pengembangan kompetitif dan produksi banyak bahan strategis, dari obat-obatan hingga vaksin, dari perangkat medis hingga produk bioteknologi, dengan menggunakan sarana domestik," kata Erdogan.

Menggarisbawahi perlunya teknologi perangkat lunak untuk menjadi kompetitif dalam ekonomi, mengakses data yang tepat, menganalisis data dan mengembangkan solusi yang paling sesuai, Erdogan mengatakan Turki akan mendirikan Kepresidenan Industri Perangkat Lunak dan Perangkat Keras untuk mendapatkan daya saing global dan mendorong lapangan kerja bagi kaum muda.

 

Kinerja Ekonomi Turki

Di tengah krisis ekonomi akibat pandemi virus corona, ekonomi Turki tumbuh 1,8 persen secara tahunan (yoy) pada 2020, mengutip data badan statistik negara itu.

Produk domestik bruto (PDB) negara itu pada tahun lalu mencapai 5,1 triliun lira Turki (sekitar USD717,1 miliar), demikian data dari Institut Statistik Turki (TurkStat).

Dari 21 ekonom yang disurvei oleh Anadolu Agency, diproyeksikan ekonomi Turki tumbuh 2,2 persen pada 2020.

Pada kuartal terakhir tahun 2020, ekonomi Turki membukukan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 5,9 persen, menurut data TurkStat.

Angka itu juga mengungkapkan bahwa PDB yang disesuaikan secara musiman dan kalender meningkat 1,7 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Turki dan China adalah satu-satunya negara yang mencatat tingkat pertumbuhan positif di antara semua negara G20 yang datanya tersedia, sementara sisanya mengalami penyusutan atau minus selama periode yang sama.

Kinerja pada kuartal terakhir mendorong PDB kumulatif atas harga saat ini tumbuh sebesar 16,8 persen dari kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Perkiraan para ekonom, ekonomi Turki pada kuartal terakhir tahun 2020 tumbuh rata-rata 7 persen, proyeksi terendah tumbuh sebesar 5 persen dan proyeksi tertinggi di level 8,3 persen.

Ekonomi Turki mencatat pertumbuhan 6,3 persen pada kuartal ketiga tahun lalu, setelah terkontraksi 10,3 persen pada kuartal kedua karena dampak virus korona mulai terasa secara signifikan.

PDB Turki naik 4,5 persen pada kuartal pertama. Nilai tukar dolar AS terhadap Lira Turki rata-rata sekitar 7 Lira per dollar AS selama tahun 2020.

Program ekonomi baru Turki, yang diumumkan pada September lalu, membuat ekonomi Turki tumbuh 0,3 persen tahun lalu. Pada 2019, tingkat pertumbuhan negara itu hanya 0,9 persen.

Pertumbuhan pada 2020 naik 4,8 persen di sektor pertanian dan 2 persen di sektor industri dari tahun sebelumnya.

Namun pada tahun tersebut pertumbuhan turun di sektor jasa 4,3 persen - perdagangan grosir dan eceran, transportasi, penyimpanan, akomodasi, dan kegiatan layanan makanan - dan 3,5 persen di sektor konstruksi, karena keduanya terpukul parah oleh pandemi.

"Nilai tambah meningkat 21,4 persen di sektor keuangan dan asuransi, 13,7 persen dalam bidang informasi dan komunikasi," ungkap Turkstat.

Mengomentari laporan tahunan itu, Menteri Keuangan Lutfi Elvan mengungkapkan bahwa Turki adalah salah satu dari sedikit negara yang mengakhiri tahun 2020 dengan pertumbuhan positif.

Memastikan stabilitas harga adalah prioritas utama Turki pada 2021, kata Menteri Elvan di Twitter. "Kebijakan kami mengatasi inflasi akan membuka jalan bagi investasi, produksi, dan pertumbuhan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan," pungkas dia.

 

 
Berita Terpopuler