Warga AS Tuntut Keadilan Bagi Korban Penembakan Salon Spa

Sebagian besar korban dalam penembakan di salon spa adalah perempuan keturunan Asia

AP Photo/Evan Vucci
Unjuk rasa di AS, ilustrasi
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Masyarakat dari berbagai latar belakang dan ras berkumpul di dekat Gedung Kongres Negara Bagian Georgia menuntut keadilan bagi korban penembakan di sebuah salon spa. Dalam aksi itu, mereka juga mengutuk rasialisme, xenophobia, dan misogini.

Baca Juga

Ratusan orang dari berbagai latar belakang etnik, ras dan usia berkumpul di Liberty Plaza dan di lokasi-lokasi serupa di seluruh negeri. Mereka mengibarkan spanduk, bendera dan meneriakkan slogan.

Para pengunjuk rasa bersorak saat Senator Raphael Warnock, Jon Ossoff dan anggota House of Representative keturunan Vietnam pertama yang mewakili Georgia, Bee Nguyen, naik ke atas panggung.

"Saya hanya ingin mampir untuk mengatakan pada saudara dan saudari keturunan Asia, kami melihat kalian dan yang paling penting kami bersama kalian," kata Warnock yang disusul suara sorakan dan klakson tanda dukungan, Ahad (20/3).  

Polisi mendakwa Robert Aaron Long, seorang pria kulit putih berusia 21 membunuh empat orang di dua salon spa di Atlanta dan empat lagi di panti pijat yang terletak 50 kilometer dari Cherokee County. Enam dari delapan orang korban tewas adalah perempuan keturunan Asia. Satu orang tertembak tapi selamat.

Penyidik mengatakan Long mengakui pembantaian tersebut tapi ia mengatakan motifnya bukan kebencian rasial. Pihak berwenang mengatakan pelaku mengklaim memiliki kecanduan seksual yang mendorongnya melampiaskan hasratnya saat ia melihat sumber pelampiasan.  

Hingga kini polisi mengatakan mereka belum menetapkan motif dari penembakan massal tersebut. Mereka juga sedang mencari tahu apakah serangan ini dapat dikategorikan kejahatan kebencian.

Tahun lalu, anggota parlemen Georgia meloloskan undang-undang yang membuat pelaku kejahatan bermotif kebencian terhadap ras, warna kulit, agama, kewarganegaraan, orientasi seksual, gender atau disabilitas tertentu dihukum lebih berat.

Berdasarkan hukum Georgia undang-undang kejahatan bermotif kebencian itu bukan undang-undang tersendiri. Tetapi dapat digunakan untuk menambah masa hukuman tersangka yang melakukan kejahatan tertentu.

"Tidak peduli bagaimana Anda memutar balikannya, faktanya masih sama, ini penyerangan terhadap komunitas Asia," kata Nguyen.

Anggota House of Representative itu juga seorang advokat komunitas Asia dan Perempuan. Ia mencatat pelaku penembakan sengaja mengincar bisnis yang dikelola perempuan keturunan Asia.

"Mari bergandengan tangan dengan komunitas sekutu dan menuntut keadian tidak hanya para korban ini tapi semua korban supremasi kulit putih," katanya.

Ratusan orang juga berkumpul di taman-taman Atlanta lainnya dan berpawai untuk bergabung dengan massa yang lebih besar. Mereka bersorak 'Hentikan Kebencian pada Asia' dan 'Kami Amerika yang Sebenarnya'.

Unjuk rasa itu diselenggarakan Frankie Laguna yang tumbuh di Atlanta tapi kini tinggal di Tennessee. Di depan massa, ia mengatakan ia adalah orang pertama di keluarganya yang lahir di AS setelah ibunya bermigrasi dari Taiwan.

"Saya muak diremehkan dan dipandang sebagai objek seksual dan dibenci karena siapa diri saya, sesuatu yang tidak bisa saya ubah," katanya saat massa mulai berkumpul.

 

Mahasiswa Georgia Tech yang berasal dari China, Bernard Dong mengatakan ia turun ke jalan tidak hanya untuk komunitas Asia tapi juga semua masyarakat minoritas."Sering kali masyarakat Asia terlalu bungkam, tapi sudah waktunya berubah," kata Dong.

Ia mengatakan 'marah dan jijik' dengan penembakan yang menewaskan delapan orang. Terutama kebencian terhadap Asia, minoritas dan perempuan masih terjadi pada tahun 2021.

Laki-laki kulit hitam yang berpartisipasi dalam unjuk rasa ini Otis Wilson mengatakan masyarakat harus lebih memperhatikan diskriminasi terhadap mereka yang berwajah Asia. "Tahun lalu kami mengalaminya bersama masyarakat Kulit Hitam, dan kami bukan satu-satunya yang mengalami ini," kata fotografer berusia 38 tahun itu.

Seorang perempuan kulit hitam, Camden Hunt mengatakan ia sudah terlibat dalam gerakan sosial sejak masih tinggal di kota kelahirannya di Baltimore. Ia ikut turun ke jalan memprotes kematian Freddie Gray, seorang laki-laki kulit hitam yang lehernya patah saat ditahan polisi tahun 2015 lalu.

Hunt pindah ke Atlanta empat tahun yang lalu dan terlibat dalam kegiatan masyarakat. Tahun lalu ia menggelar acara untuk membantu perempuan kulit hitam yang menjadi korban kekerasan polisi. Ia mengatakan datang untuk 'menunjukkan solidaritas masyarakat kulit hitam dan Asia'.  

"Saya pikir ini luar biasa, saya melihat sekeliling dan melihat orang dari berbagai warga kulit, usia dan latar belakang," katanya.

Unjuk rasa serupa juga digelar di berbagai penjuru Amerika. Di San Francisco ratusan orang berkumpul di Portsmouth Square, di Chinatown. Mereka menggelar upacara berkabung dan menuntut agar kekerasan bermotif ras dan gender terhadap masyarakat Asia Amerika dihentikan. 

 
Berita Terpopuler