Benarkah Konsumsi Almond Kurangi Keriput Wajah?

Kacang almond dikenal sebagai salah satu camilan sehat yang kaya akan gizi.

Womanitely
Keriput (Ilustrasi)
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kacang almond dikenal sebagai salah satu camilan sehat yang kaya akan gizi. Selain baik untuk kesehatan tubuh, konsumsi kacang almond ternyata juga dapat menunjang kecantikan kulit, khususnya terkait tampilan keriput wajah.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi yang diterbitkan pada jurnal Nutrients. Studi tersebut mengungkapkan bahwa konsumsi kacang almond setiap hari dapat mengurangi kerutan pada perempuan pascamenopause.

Studi ini dilakukan oleh peneliti dari University of California (UC). Selama prosesnya, studi ini melibatkan 49 perempuan sehat pascamenopause dengan tipe kulit 1 atau 2 menurut skala Fitzpatrick. Para partisipan ini terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Perempuan pada kelompok intervensi diminta untuk mengonsumsi kacang almond sebagai cemilan. Jumlah kacang almond yang dikonsumsi adalah sekitar 20 persen dari total asupan kalori harian atau sekitar 340 kalori per hari. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 60 gram kacang almond.

Perempuan pada kelompok kontrol diminta untuk mengonsumsi cemilan lain dengan jumlah kalori yang setara, yaitu sekitar 20 persen dari total asupan kalori harian. Cemilan yang dikonsumsi perempuan pada kelompok kontrol ini berupa fig bar, granola bar, atau pretzel.

Selama studi berlangsung, semua partisipan diminta untuk menerapkan pola makan mereka seperti iasa. Akan tetapi, mereka tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi kacang-kacangan lain atau produk yang mengandung kacang.

Tim peneliti juga melakukan penilaian kulit pada partisipan sebanyak empat kali. Penilaian ini dilakukan di awal studi, pada pekan kedelapan, pekan ke-16, dan pekan ke-24.

Dalam penilaian kulit ini, peneliti menggunakan pencitraan wajah beresolusitinggi serta model dan pengukuran wajah 3 dimensi tervalidasi. Teknologi tersebut dimanfaatkan untuk menilai intensitas pigmen serta kerutan atau keriput wajah.

Hal lain yang turut dinilai adalah hidrasi kulit, transepidermal water loss (TEWL) dan pengeluaran sebum. TEWL merupakan jumlah air yang menguap secara pasif melalui kulit ke lingkungan karena gradien tekanan uap air pada kedua sisi barrier kulit.

Melalui studi ini, peneliti menemukan adanya penurunan keparahan keriput yang signifikan pada perempuan di kelompok intervensi yang mengonsumsi kacang almond. Setelah 16 pekan mengonsumsi kacang almond sebagai cemilan, terjadi penurunan keriput sebesar 15 persen dan setelah 24 pekan penurunan keriput menjadi sebesar 16 persen.

Selain itu, intensitas pigmen wajah atau warna kulit yang tak merata juga tampak mengalami penurunan signifikan pada kelompok pengonsumsi kacang almond. Terdapat penurunan sebesar 20 persen pada pekan ke-16 dan penurunan tersebut tetap sama pada pekan ke-24.


Dari segi berat badan, konsumsi kacang almond sebanyak 20 persen dari total kebutuhan kalori harian tampak tidak mempengaruhi berat badan. Berat badan pada partisipan dari kedua kelompok tetap sama sejak awal studi hingga pekan ke-24.

"Konsumsi kacang almond harian dapat menjadi cara yang efektif untuk memperbaiki tampilan kerutan wajah dan warna kulit pada perempuan pascamenopause dengan tipe kulit 1 dan 2 skala Fitzpatrick," ungkap ketua tim peneliti dan ahli dermatologi Raja Sivamani, seperti dilansir Indian Express.

Sivamani mengatakan almond merupakan maknaan yang kaya akan zat gizi, termasuk alpha-tocopherol (vitamin E) dan lemak tak jenuh. Alpha-tocopherol diketahui memiliki fungsi antioksidan serta turut berperan penurunan kerutan serta kondisi warna kulit tak merata pada perempuan pascamenopause.

Di sisi lain, tim peneliti menyoroti bahwa studi ini memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah terkait durasi studi yang hanya berlangsung selama 24 pekan. Oleh karena itu, studi ini belum bisa memberikan pandangan terkait potensi manfaat konsumsi kacang almond setiap hari dalam jangka panjang.

Keterbatasan lainnya adalah partisipan yang terlibat dalam studi ini hanya perempuan dengan tipe kulit 1 dan 2 dalam skala Fitzpatrick dan merupakan perempuan pascamenopasue. Studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat dampak konsumsi kacang almond pada kulit di populasi yang lebih luas.

 
Berita Terpopuler