Februari, Penjaminan KUR Askrindo Melebihi Rp 20 Triliun

Stimulus pemerintah membantu Askrindo menjaga rasio tingkat penjaminan yang sehat.

ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH
PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mencatatkan kinerja penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga melebihi Rp 20 triliun di tengah masa pandemi.
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mencatatkan kinerja penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga melebihi Rp 20 triliun di tengah masa pandemi. Penjaminan KUR menjadi salah satu upaya menjaga kelangsungan usaha mikro dan kecil sejalan dengan upaya pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Dalam masa dua bulan pertama tahun 2021, asuransi milik BUMN ini telah memberikan penjaminan kredit mencapai Rp 20,69 triliun, atau naik sekitar 20 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Total jumlah debitur mencapai 553.537 UMKM dan jumlah tenaga kerja yang diserap mencapai 827.649 orang.

Direktur Utama PT Askrindo Dedi Sunardi mengatakan keberadaan stimulus pemerintah dalam rangka menghadapi dampak Covid-19 telah membantu Askrindo untuk bisa menjaga rasio tingkat penjaminan atau yang lebih dikenal dengan ratio Non Performing Guarantee (NPG) dilevel yang sehat yakni sebesar 0,7 persen.

"Hal ini memperlihatkan kemampuan UMKM untuk membayar kewajibannya tetap berjalan dengan baik," katanya dalam keterangan, Kamis (18/3).

Tantangan kedepannya adalah menjaga rasio NPG dilevel yang sehat bila nanti keringanan dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah dicabut. Dedi juga menambahkan, Askrindo akan meningkatkan likuiditas perusahaan.

Antara lain dengan cara menaikkan cadangan imbal jasa penjaminan (IJP) dan cadangan klaim dan reasuransi.  Disamping upaya tersebut, PT Askrindo akan meningkatkan perolehan recoveries dengan tetap melakukan penagihan secara intens baik kepada perbankan maupun mitra bisnis secara langsung.

 

Penjaminan kredit yang diberikan oleh anak usaha Indonesia Financial Group (IFG) ini, antara lain diberikan untuk sektor perdagangan mencapai Rp 9,31 triliun, dengan serapan tenaga kerja mencapai 291.265 orang, sektor pertanian dan kehutanan mencapai Rp 6,1 triliun, serapan tenaga kerja mencapai 365.343 orang.

Penjaminan kredit bagi industri kecil sebesar Rp 1,97 triliun, dengan serapan tenaga kerja sebesar 52.666 orang, sektor jasa dan sektor lainnya sebesar Rp 1,87 triliun, dengan serapan tenaga kerja mencapai 70.452 orang, sektor penyediaan akomodasi sebesar Rp 1,04 trliun, dengan serapan tenaga kerja mencapai 35.449 orang, dan sektor perikanan dan kelautan sebesar Rp 374 milyar dengan serapan tenaga kerja mencapai 11.993 orang serta sektor konstruksi sebesar Rp 24 miliar dengan serapan tenaga kerja mencapai 482 orang.    

Hingga akhir tahun ini, pemerintah menetapkan target penyaluran KUR mencapai Rp 253 triliun. Askrindo menargetkan akan mengambil porsi sebesar Rp 126,5 triliun. Imbal jasa penjaminan KUR diperkirakan mencapai Rp 2,9 triliun, dengan tingkat risiko kredit yang terukur.  

 

"Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami dalam menjalankan tugas menjamin KUR dimasa Pandemi saat ini," ujar Dedi.

 
Berita Terpopuler