Hujan Berkurang, Harga Gabah Petani Sedikit Membaik

Di awal panen, harga gabah sempat rendah karena kualitasnya kurang baik.

Agus Yulianto/Republika
Buruh panen padi mengangkut karung berisi gabah hasil panen padi di Blok Ki Buyut Depong, Desa Terusan, Kecamatan Sidang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jabar,  Sabtu (28/3). Harga gabah di tingkat petani di Kabupaten indramayu mulai sedikit membaik dibandingkan awal panen. Hal itu menyusul berkurangnya hujan sehingga gabah yang basah bisa dijemur dan kualitasnya meningkat.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NDRAMAYU -- Harga gabah di tingkat petani di Kabupaten indramayu mulai sedikit membaik dibandingkan awal panen. Hal itu menyusul berkurangnya hujan sehingga gabah yang basah bisa dijemur dan kualitasnya meningkat.

Baca Juga

Wakil Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, dari luas tanaman padi yang mencapai 112 ribu hektare di Kabupaten Indramayu, lahan yang sudah panen sekitar 20 persen. Areal yang sudah panen tersebar di Kecamatan Sindang, Pasekan, Gantar dan Terisi.

"Saat ini memang belum banyak yang panen," kata Sutatang, Rabu (17/3).

Sutatang mengatakan, di awal panen, harga gabah di tingkat petani sangat rendah, hanya di kisaran Rp 3.500 per kg sampai Rp 3.800 per kg. Bahkan, ada yang mencapai Rp 2.800 per kg.  

Menurut Sutatang, anjloknya harga itu dikarenakan kualitas gabah yang dipanen cukup rendah. Pasalnya, masa panen bersamaan dengan tingginya curah hujan. Ditambah lagi, adanya rencana impor beras yang disampaikan pemerintah, membuat harga gabah terjun bebas.

Namun untuk beberapa hari terakhir, Sutatang mengakui harga gabah sudah sedikit mengalami kenaikan. Dia menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani saat ini sudah mencapai Rp 3.800 - Rp 4.000 per kg.

Sutatang menilai, membaiknya harga gabah di tingkat petani terjadi seiring curah hujan yang mulai berkurang. Bahkan, beberapa hari terakhir cuaca di siang hari sangat panas sehingga petani bisa menjemur gabahnya yang baru dipanen.

"Kalau petani tidak ingin melepas gabahnya karena harganya murah, mereka bisa menyimpannya karena kondisi gabah sudah kering," ucap Sutatang.

 

Sutatang menambahkan, kenaikan harga gabah di tingkat petani yang terjadi saat ini sebenarnya belum ideal. Bahkan, masih di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Berdasarkan Permendag Nomor 24 Tahun 2020, HPP GKP mencapai Rp 4.200 per kg di tingkat petani. 

Selain masih dibawah HPP, lanjut Sutatang, harga gabah saat inipun masih belum sebagus harga gabah pada musim tanam sebelumnya. Saat itu, harga gabah mencapai Rp 4.500 per kg.

"Tapi ya memang harga sekarang sudah lebih baik dibandingkan awal panen," tutur Sutatang.

Di sisi lain, Sutatang mengaku khawatir harga gabah yang kini sedikit membaik akan turun lagi. Pasalnya, areal tanaman padi yang memasuki masa panen akan terus bertambah. Puncak panen raya diprediksi pada April mendatang.

Wakil Pemimpin Bulog Cabang Indramayu, Tirta Duwinta, menjelaskan, pihaknya hanya bisa menyerap sesuai kualitas yang ditentukan dalam Permendag 24/2020. Di antaranya, menyangkut kadar air paling tinggi 25 persen dan kadar hampa/kotoran paling tinggi 10 persen untuk gabah kering panen (GKP). Untuk gabah kering giling (GKG), kriteria kualitas kadar airnya paling tinggi 14 persen dan kadar hampa/kotoran paling tinggi tiga persen.

Sedangkan untuk beras, kualitas kadar airnya paling tinggi 14 persen, butir patah paling tinggi 20 persen, kadar menir paling tinggi dua persen dan derajat sosoh paling sedikit 95 persen.

 

"Untuk penyerapan sudah kami mulai sejak Rabu (10/3)," kata Tirta.

 
Berita Terpopuler