Korut Kemungkinan akan Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua

Uji coba rudal balistik antarbenua oleh Korut akan dilakukan dalam waktu dekat

EPA
Peluncuran rudal Korut, ilustrasi
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Komando Utara militer Amerika Serikat (AS) Glen VanHerck mengatakan, Korea Utara (Korut) kemungkinan akan memulai uji penerbangan dengan desain yang ditingkatkan untuk rudal balistik antarbenua (ICBM) "dalam waktu dekat". Langkah itu dinilai akan meningkatkan ketegangan antara Pyongyang dan Washington.

Baca Juga

“Rezim Korea Utara juga telah mengindikasikan bahwa mereka tidak lagi terikat oleh moratorium pengujian nuklir dan ICBM sepihak yang diumumkan pada tahun 2018, yang menunjukkan bahwa Kim Jong-un dapat memulai pengujian penerbangan dengan desain ICBM yang lebih baik dalam waktu dekat,” ujar VanHerck, dilansir Aljazirah, Rabu (17/3). 

VanHerck mengatakan kepada komite Senat bahwa, ICBM Pyongyang memiliki kemampuan yang lebih besar, sehingga dapat meningkatkan ancaman terhadap AS. Meski begitu, dia menyatakan keyakinannya pada pertahanan rudal AS.

Pernyataan VanHerck muncul ketika Korut meluncurkan ICBM terbesar dalam parade militer pada Oktober lalu. Pemimpin Korut Kim Jong-un sebelumnya telah menyerukan produksi senjata nuklir yang berkelanjutan untuk persenjataannya, serta meluncurkan serangkaian rudal yang lebih kecil. Kim juga menyerukan peluncuran ICBM terbesar yang dimiliki oleh Korut.

Gedung Putih telah melakukan upaya diplomasi kepada Korut namun tidak mendapatkan tanggapan. Pemerintah AS mengatakan, Washington melakukan pendekatan ke Pyongyang dengan cara diplomasi dan denuklirisasi.

 

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sejauh ini berhati-hati dalam menjelaskan secara terbuka pendekatannya ke Korut. Pemerintahan Biden mengatakan, mereka melakukan tinjauan kebijakan yang komprehensif. Pejabat pemerintahan Biden mengatakan, tampaknya tidak ada dialog aktif antara AS dan Korut selama lebih dari setahun, termasuk di akhir pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. 

Sebuah laporan rahasia PBB menemukan bahwa Korut telah mengembangkan program rudal nuklir dan balistik sepanjang 2020, yang melanggar sanksi internasional. Laporan oleh pengawas sanksi independen mengatakan Pyongyang "memproduksi bahan fisil, memelihara fasilitas nuklir dan meningkatkan infrastruktur rudal balistiknya" sambil terus mencari bahan dan teknologi untuk program tersebut dari luar negeri. 

 
Berita Terpopuler