Sekum Muhammadiyah: Vaksinasi Ikhtiar Ilmiah dan Diniyyah

Vaksinasi disebut Sekum Muhammadiyah sebagai ikhtiar ilmiah dan diniyyah.

darmawan / republika
Sekum Muhammadiyah: Vaksinasi Ikhtiar Ilmiah dan Diniyyah. Foto: Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti
Rep: Rossi Handayani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengatakan, vaksinasi covid-19 merupakan sebuah ikhtiar ilmiah (keilmuan) dan diniyyah (keagamaan). Hal ini dilakukan sebagai pencegahan terhadap penyebaran covid-19.

"Vaksinasi adalah ikhtiar ilmiah dan diniyyah agar kita melindungi diri dari kemungkinan tertular Covid-19 dan menghindari penularan Covid-19 kepada orang lain. Vaksinasi adalah ikhtiar agar kita sehat dan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain. Dari sisi agama, vaksinasi dapat bernilai ibadah karena Allah memerintahkan kepada kita untuk hidup sehat dan menciptakan kemaslahatan," kata Mu'ti pada Selasa (9/3).

Saat ini PP Muhammadiyah juga tengah menggelar program vaksinasi yang digelar di dua kota yakni, Jakarta dan Jogjakarta pada Selasa. Mu'ti mengatakan, dari awal Muhammadiyah mendukung adanya vaksinasi dengan kejelasan kehalalannya.

"Sejak awal Muhammadiyah mendukung sepenuhnya vaksinasi Covid-19 sepanjang halal dan aman. Berdasarkan fatwa MUI vaksin yang dipakai saat ini
halal dan bersih. Menurut BPOM vaksin aman untuk kesehatan," kata Mu'ti.

Pada 9-10 Maret Muhammadiyah bekerjasama dengan Kementerian kesehatan menyelenggarakan vaksinasi di kantor Jakarta dan Jogjakarta. Vaksinasi diperuntukkan bagi pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiah, majelis, lembaga, organisasi otonom, dan amal usaha Muhammadiyah.

Sementara itu Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad mengungkapkan, sebaiknya masyarakat tidak ragu akan vaksinasi covid-19. Sebab vaksin dibuat oleh para ahli, sejauh ada rekomendasi dari dokter lebih baik mengikuti vaksinasi.

"Kita berharap 2021 vaksinasi selesai dan kehidupan berangsur normal, termasuk ekonomi maju, sehingga kita bisa berkehidupan normal. Walaupun 2021 diprediksi vaksinasi belum selesai, tapi harapannya 2021 bisa tertangani, dan kasusnya menurun sehingga masyarakat bisa beraktivitas kembali," kata Dadang.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler