Gaya Hidup Frugal Penting di Masa Pandemi, Apa Itu?

Gaya hidup frugal fokus pada hemat, minimalis, dan cermat dalam ambil keputusan.

Wihdan Hidayat/Republika
Belanja hemat dan cermat (ilustrasi). Gaya hidup frugal merupakan gaya hidup yang hemat, minimalis, dan cermat dalam mengambil keputusan. Gaya hidup seperti ini dapat membantu seseorang untuk mengambil keputusan agar tidak ada pengeluaran yang berlebih atau sia-sia.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelolaan keuangan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang sangat terdampak pada masa pandemi. Gaya hidup frugal dapat menjadi solusi untuk menghadapi perubahan tersebut.

Gaya hidup frugal merupakan gaya hidup yang hemat, minimalis, dan cermat dalam mengambil keputusan. Gaya hidup seperti ini dapat membantu seseorang untuk mengambil keputusan agar tidak ada pengeluaran yang berlebih atau sia-sia. Dengan kata lain, gaya hidup frugal lebih memprioritaskan pengeluaran yang penting dibandingkan yang tidak penting.

Branding and Communication Startegist MiPOWER by Sequis Ivan Christian Winata MM RFP mengatakan, gaya hidup frugal dan pelit merupakan dua hal yang berbeda. Dibandingkan mengutamakan harga yang murah, Ivan mengatakan, gaya hidup frugal lebih mengutamakan nilai atau kualitas suatu barang.

Ivan mencontohkan, seseorang yang menjalani gaya hidup frugal perlu membeli sepatu baru. Ketika dihadapkan pada pilihan dua sepatu, yaitu sepatu murah yang hanya bertahan beberapa bulan dan sepatu yang lebih mahal namun berkualitas dan awet, dia akan memilih opsi kedua. Pertimbangan seperti ini dilakukan untuk menghindari segala sesuatu yang bersifat boros.

"Dengan disiplin menerapkan gaya hidup frugal sejak dini, kita akan terbiasa melakukan prioritas saat akan berbelanja," tukas Ivan seperti disampaikan dalam siaran pers Sequis yang diterima Republika.co.id.

Dalam jangka panjang, penerapan gaya hidup frugal juga dapat membantu seseorang meraih kebebasan finansial dan tidak terlilit utang.

Baca juga : Survei Catat 63 Persen Penyintas Indonesia Alami Long Covid

Ivan mengatakan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan utnuk memulai gaya hidup ini. Berikut ini adalah empat di antaranya

 

Evaluasi Cash Flow

Langkah pertama adalah mengevaluasi kembali cash flow atau arus kas. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan cara menentukan skala prioritas pada tiap pengeluaran yang dilakukan. Urutkan pengeluaran dari yang paling perlu sampai yang bisa ditunda.

Beragam pengeluaran atau anggaran yang hanya bertujuan untuk memberi kesenangan sesaat atau tidak terlalu mendesak sebaiknya dicoret. Cara ini akan membantu menambah jumlah uang yang bisa ditabung.

 

Untuk memudahkan evaluasi, coba catat pengeluaran harian pada bulan ini. Setelah itu, lakukan evaluasi pada bulan berikutnya setelah gaji atau pendapatan berikutnya diterima.

Manfaatkan Promo

Beragam promo dan diskon bisa sangat membantu menghemat pengeluaran. Namun, pastikan bahwa promo dan diskon ini hanya dimanfaatkan untuk barang yang memang benar-benar dibutuhkan. Sisa uang yang berhasil dihemat dengan penggunaan promo atau diskon ini dapat disimpan.

 

Abaikan Pengakuan Sosial

Banyak orang yang mungkin dihadapkan pada dorongan dan keinginan untuk mendapatkan pengakuan status sosial dari lingkungan. Perlu diingat bahwa hal seperti ini bukanlah kebutuhan, melainkan keinginan atau gengsi.

Bila dibiarkan, keinginan seperti ini dapat berujung pada kebiasaan berbelanja barang-barang yang "dianggap" penting walaupun sebenarnya tidak sedang dibutuhkan. Misalnya, mengganti gawai berbasis Android menjadi iOS hanya agar bisa ikut eksis di aplikasi kekinian Clubhouse.

Padahal, informasi bermanfaat juga bisa didapatkan dari berbagai sumber lain tanpa harus mengganti ponsel, misalnya melalui discord group, portal berita, webinar, Youtube, hingga siaran podcast.

"Ketika kita menganggap ekspektasi orang lain atas diri kita terlalu penting sampai membeli barang yang sangat mahal, tentunya akan berbahaya bagi kesehatan finansial, kesehatan fisik, dan jiwa," ungkap Ivan.

Ivan mengatakan, orang-orang, termasuk generasi milenial, perlu lebih bijaksana untuk mengetahui perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Pilah hal-hal apa saja yang perlu dipenuhi dengan segera dan hal-hal yang masih bisa ditunda atau mungkin dihilangkan.

"Penuhi saja apa yang kita butuhkan, bukan apa yang orang lain nilai bahwa kita membutuhkannya," sebut Ivan.

Asuransi Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang tetap perlu diperhatikan dalam mengelola keuangan, terlebih pada masa pandemi seperti ini. Ivan menilai memiliki asuransi kesehatan perlu menjadi salah satu prioritas. Jatuh sakit tanpa ada jaminan dari asuransi kesehatan akan menjadi beban tambahan bagi keuangan pribadi. Padahal, biaya tersebut bisa dialokasikan untuk hal-hal lain yang sifatnya lebih produktif.

"Salah satunya, Sequis Q Infinite MedCare, dengan limit pertanggungan hingga Rp 90 miliar per tahun. Jika harus dirawat inap, semua biaya perawatan ditanggung sesuai tagihan dan plan yang diambil," ujar Ivan.

 

Ivan mengatakan, memiliki asuransi kesehatan juga sesuai dengan nilai-nilai dalam gaya hidup frugal. Di mana, Ivan menambahkan, gaya hidup ini memilih untuk hemat, minimalis, dan cermat dalam mengambil keputusan. 

 
Berita Terpopuler