Empat Tanda Riya Menurut Ali bin Abu Thalib

Riya termasuk syirik kecil yang wajib dijauhi oleh setiap Muslim.

Pixabay
Empat Tanda Riya Menurut Ali bin Abu Thalib
Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riya adalah salah satu perbuatan tercela yang dibenci oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Seperti apa riya Allah SWT telah menjelaskannya dalam beberapa surah dalam Alquran. 

Baca Juga

Di antaranya surah Al-Baqarah ayat 264

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

Tentang riya juga dijelaskan dalam surah An-Nisa ayat 38.

وَالَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ ۗ وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا

"Dan (juga) orang-orang yang menafkankan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya."

Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani berpendapat mengenai riya yang ditulis dalam kitabnya Fathul Baari berkata riya ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan tersebut. Imam Al-Ghazali berpendapat riya adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan. 

Imam Habib Abdullah Haddad juga berpendapat mengenai riya, ia berkata riya adalah menuntut kedudukan atau meminta dihormati daripada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat. Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizul Qur'an & Ilmu hadist Barokah Madinah Al-Minangkabawi KH. Zulkifli Ahmad Jundim mengatakan riya termasuk syirik kecil yang wajib dijauhi oleh setiap Muslim.

Menurut bahasa, riya (الرياء) berasal dari kata الرؤية (ru'yah) yang artinya menampakkan. Dalam Kitab Tanbihul Ghofilin, ulama fiqih dan pakar hadits kelahiran Samarkan Uzbekistan, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) menukil perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib (RA) yang menyebutkan empat tanda orang riya, yakni sebagai berikut.  

 

  • Malas beramal jika sendirian.
  • Tangkas (semangat) beramal shaleh jika di depan orang banyak.
  • Menambahkan amal kebaikannya jika dipuji.
  • Mengurangi amal shalehnya dan putus asa jika amalannya dicela.

 
Berita Terpopuler