House AS Batalkan Sesi Sidang untuk Hindari Serangan Milisi

Laporan intelijen mengungkap plot serangan ke Capitol Hill pada 4 Maret.

AP/Ted S. Warren
Dalam foto file 6 Januari 2021 ini, dua pria berdiri bersenjata di depan Rumah Gubernur di Olympia, Washington, selama protes mendukung Presiden Donald Trump dan menentang penghitungan suara elektoral di Washington, DC, menegaskan Kemenangan Presiden terpilih Joe Biden. Setelah siklus pemilu 2020 yang didominasi oleh teori konspirasi dan klaim palsu tentang pemungutan suara, pejabat tinggi pemilu di seluruh negeri menanti pemilu di masa depan dan bergulat dengan bagaimana mereka dapat melawan gelombang informasi yang salah yang menyebabkan ancaman kekerasan terhadap mereka dan akhirnya kerusuhan yang mematikan. di Capitol.
Rep: Lintar Satria/Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--House of Representative Amerika Serikat (AS) membatalkan sesi sidang Kamis (4/3) usai kepolisian Capitol Hill mengungkapkan soal rencana penyerangan ke Gedung Kongres oleh kelompok bersenjata. House dijadwalkan menggelar pemungutan suara dan debat mengenai undang-undang reformasi kepolisian.

Seorang staf dari Partai Demokrat mengatakan, jadwal tersebut dibatalkan usai polisi memperingatkan rencana penyerangan tersebut. Badan intelijen AS mengungkapkan 'kelompok milisi yang telah teridentifikasi' dapat menimbulkan ancaman ke Gedung Kongres. Sementara itu debat mengenai paket bantuan Covid-19 Presiden AS Joe Biden di Senat baru digelar Jumat (5/3) besok.

Baca Juga

Pihak berwenang mengatakan ekstremis sayap kanan salah satu kelompok yang akan bergabung dengan pendukung mantan Presiden Donald Trump dalam aksi ini. Mereka terlibat dalam penyerangan Capitol Hill pada 6 Januari lalu untuk mencegah Kongres meresmikan kemenangan Biden.

Sejumlah kelompok sayap kanan mempercayai teori konspirasi, Trump yang kalah dalam pemilihan presiden bulan November lalu sebenarnya menang dan akan dilantik pada 4 Maret 2021. Departemen Kehakiman sudah mendakwa lebih dari 300 orang yang terlibat dalam penyerbuan ke Capitol Hill yang menewaskan lima orang termasuk satu orang petugas polisi.

Pihak berwenang AS juga menangkap kelompok-kelompok sayap kanan seperti Oath Keepers, Three Percenters dan Proud Boys terkait penyerangan ke Gedung Kongres. Oath Keepers dan Three Percenters adalah kelompok milisi bersenjata.

"Departemen Kepolisian Capitol Hill Amerika Serikat mengetahui dan bersiap pada setiap potensi ancaman terhadap anggota Kongres dan terhadap kompleks Capitol Hill," kata kepolisian Capitol Hill dalam pernyataannya, Kamis (4/3).  

Mereka mengatakan telah bekerja sama dengan badan keamanan federal, lokal dan negara bagian 'untuk menghentikan setiap ancaman terhadap Capitol Hill'. "Kami menanggapi data intelijen dengan serius," tambah mereka.

Dalam pernyataan itu polisi mengatakan telah 'meningkatkan keamanan' di Capitol Hill, rumah para anggota House dan Senat. Pada Selasa (2/3) lalu pelaksana tugas pejabat keamanan di House, Sergeant at Arms Timothy Blodgett mengirimkan notifikasi pada anggota Kongres mengenai kemungkinan ancaman mulai dari Kamis hingga (6/3).

"Potensi protes dan aktivitas demonstrasi yang beberapa pihak sebut sebagai 'hari pelantikan sebenarnya'," kata Blodgett dalam notifikasi tersebut.

Selama satu abad terakhir tanggal pelantikan presiden AS adalah 20 Januari termasuk Biden yang dilantik bulan lalu. Sebelumnya tanggal 4 Maret menjadi tanggal pengambilan sumpah.

Pada 25 Februari lalu pelaksana tugas kepala Kepolisian Capitol Hil Yogananda Pittman bersaksi di hadapan Kongres. Ia mengatakan para pendukung Trump yang menyerang Gedung Kongres tampaknya ingin 'meledakan' gedung dan membunuh anggota parlemen. Sejak kerusuhan 6 Januari pihak berwenang telah mengerahkan Garda Nasional untuk mengamankan Gedung Kongres.

 
Berita Terpopuler