Hati-Hati, GERD Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

Studi sebut ada hubungan antara GERD dengan beberapa risiko kanker.

youtube
Studi sebut ada hubungan antara GERD dengan beberapa risiko kanker.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan sebuah penyakit saluran pencernaan kronis. Studi terbaru yang dilakukan tim peneliti di Amerika Serikat menemukan adanya hubungan antara GERD dengan risiko beberapa jenis kanker.

Baca Juga

GERD merupakan penyakit saluran pencernaan kronis yang menyebabkan isi lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini bsia terjadi karena sphincter atau "katup" di bagian bawah kerongkongan melemah atau menjadi rileks di waktu yang tidak tepat.

Beberapa faktor risiko dari GERD adalah kegemukan atau obesitas, merokok, dan kehamilan. Orang-orang dengan GERD dapat mengalami gejala seperti heartburn atau sensasi seperti terbakar di dada, nyeri dada, mual, sulit menelan, atau batuk persisten.

Melalui jurnal Cancer, tim peneliti mengatakan studi-studi terdahulu mengenai hubungan GERD dan risiko kanker tampak tidak konsisten. Oleh karena itu, tim peneliti melakukan sebuah studi prospektif yang melibatkan lebih dari 490 ribu partisipan berusia 50-71 tahun di Amerika Serikat.

Para partisipan ditanyai tentang ebrbagai faktor risiko yang mereka miliki terkait GERD. Sebagian di antaranya adalah konsumsi alkohol, penggunaan tembakau, pola makan, bentuk tubuh, dan masalah kesehatan. Studi yang dimulai pada era 1990-an ini juga meminta partisipan untuk mengisi kuesioner.

Baca juga : Tips Kembali Berolah Raga Bagi Penyintas Covid-19

 

Hasil studi menunjukkan bahwa partisipan dengan GERD memiliki risiko dua kali lebih besar untuk terkena beberapa jenis kanker dalam waktu 16 tahun setelah mereka mengisi kuesioner. Beberapa jenis kanker yang dimaksud adalah karsinoma sel skuamosa laring (LSCC), karsinoma sel skuamosa esofagus (ESCC), dan adenokarsinoma esofagus (EADC).

Akan tetapi, tim peneliti menegaskan bahwa studi mereka juga memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, studi lebih lanjut akan dibutuhkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai GERD dan kaitannya dengan risiko kanker.

"Penelitian tambahan dibutuhkan untuk mereplikasi temuan ini dan menetapkan GERD sebagai faktor risiko untuk kanker dan penyakit lain," pungkas Investigator Senior National Cancer Institute Dr Christian C Abnet, seperti dilansir Medical News Today, Kamis (4/3).

Studi lebih lanjut juga perlu dilakukan untuk mengevaluasi apakah terapi terhadap gejala GERD dapat mengubah risiko kanker. Bila temuan terbaru ini sudah terkonfirmasi, peneliti juga berharap mereka bisa menganjurkan pengawasan klinis terhadap pasien GERD.

"Dan menyarankan cara-cara baru untuk mencegah keganasan (kanker) ini," papar tim peneliti.

 
Berita Terpopuler