Ampuhkah Vaksin Hadapi Mutasi Virus Corona?

Lembaga Eijkman sebut belum ada rekomendasi mengubah vaksin terkait mutasi.

EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. Dua kasus positif varian baru virus corona yaitu B117 asal Inggris ditemukan pada dua TKI asal Karawang. Kasus tersebut mencatat temuan terbaru mutasi virus corona di Indonesia.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Inas Widyanuratikah, Uji Sukma Medianti, Shabrina Zakaria, Antara

Dua TKI asal Karawang yang kembali ke Tanah Air disebut positif varian baru Covid-19 dari Inggris B117. Publik pun bertanya apakah vaksin yang sudah mulai diberikan ke masyarakat bisa melindungi tubuh dari mutasi virus corona.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan, hingga saat ini vaksin yang diberikan kepada masyarakat masih bisa melindungi tubuh dari virus corona varian baru tersebut. Ia menjelaskan, memang ada laporan bahwa mutasi baru virus tersebut dapat mengurangi efikasi vaksin di beberapa negara. Namun, berdasarkan informasi yang ia dapatkan, beberapa perusahaan vaksin juga sudah menguji efikasinya terhadap varian baru tersebut. Hasilnya, mutasi tidak mengganggu kinerja vaksin.

"Tidak mengganggu kinerja vaksin sejauh ini. Juga belum ada rekomendasi untuk mengubah vaksin yang sekarang ini sudah beredar dan sudah dipakai," kata Amin saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (3/3).

Berdasarkan publikasi yang terbaru mengenai virus corona varian baru, karakteristiknya yakni bisa menginfeksi masuk ke dalam sel manusia lebih cepat daripada varian yang sebelumnya. Sifat varian baru ini 40-70 persen lebih cepat menular.

"Selain itu, juga diinterpretasikan sebagai bisa menular lebih cepat atau bisa menularkan ke lebih banyak orang," ujar Amin menjelaskan.

Varian baru ini juga dikhawatirkan akan mengganggu mengurangi kemampuan diagnosis PCR dalam mendeteksi virus corona. Walaupun demikian, terkait hal ini masih belum dikonfirmasi secara ilmiah. Amin menjelaskan, sejauh ini, belum ada arahan dari organisasi mana pun untuk mengubah pemeriksaan PCR.

Ia melanjutkan, meskipun varian baru ini lebih cepat menular, hingga saat ini tidak ada data yang menyatakan mutasi virus corona lebih berbahaya. "Belum ada data yang mengaitkan mutasi itu dengan derajat penyakitnya. Artinya, apakah tambah berat atau meningkatkan kematian, dan sebagainya, itu belum ada," kata dia lagi.

Proses vaksinasi di Indonesia sudah berjalan sejak awal 2021 dan saat ini memasuki tahapan kedua. Amin mengatakan, saat ini prosedur vaksin pun masih tidak ada perubahan, yaitu setidaknya dilakukan dua kali vaksinasi. Untuk usia 18-59 tahun, vaksinasi kedua sekitar dua pekan, untuk usia di atas 60 vaksinasi kedua sekitar 28 hari kemudian.

Para peneliti di London School of Hygiene and Tropical Medicine, seperti dikutip dari ABC News, Rabu (3/3), memperkirakan varian baru virus corona 56 persen lebih menular. Sebuah studi pracetak terpisah dari para peneliti di Imperial College London menemukan varian baru meningkatkan reproduksi virus dengan jumlah rata-rata orang yang terinfeksi orang yang positif antara 0,4 dan 0,7.

Kecepatan penyebaran B117 menunjukkan varian ini membawa fitur biologis tertentu atau mutasi dalam genomnya yang membuatnya lebih menular. Mutasi genetik sebenarnya bagian normal dan diharapkan dari evolusi virus.

"Tetapi, terkadang virus memperoleh mutasi menguntungkan yang memungkinkan mereka untuk mengungguli varian lain yang beredar," kata pakar virologi di University of Sydney, Prof Eddie Holmes.

Ada juga bukti awal yang menunjukkan varian B117 menghasilkan viral load (tingkat replikasi virus dalam tubuh) yang lebih tinggi. Ini artinya, ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka cenderung menyebarkan lebih banyak virus.

Varian ini menyebar dengan cara yang sama seperti virus corona. Anda kemungkinan besar tertular virus jika Anda menghabiskan waktu di ruang tertutup untuk menghirup udara orang yang terinfeksi.

Protokol kesehatan akan membantu melindungi Anda dari varian ini. Selain itu, jangan menghabiskan waktu di dalam ruangan dengan orang yang tidak tinggal serumah, hindari keramaian, dan menjaga jarak. Cucilah tangan sesering mungkin dan hindari menyentuh wajah.

"Hal pertama yang saya katakan kepada orang-orang ini bukanlah virus yang berbeda. Semua hal yang telah kami pelajari tentang virus ini masih berlaku," kata Dekan Brown University School of Public Health, Dr Ashish K Jha, seperti dikutip dari The New York Times.

Baca Juga

Varian Virus Corona B117 - (Republika)







Mutasi virus corona jenis baru yang sudah ditemukan pada dua TKI asal Karawang, membuat sejumlah daerah waspada. Sejauh ini Dinkes Kota Bekasi memastikan mutasi corona B117 belum masuk di wilayah tersebut.

Kepala Dinkes Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, menuturkan, sudah mendengar terkait varian baru virus tersebut. Namun, belum ada laporan dari para dokter spesialis di Kota Bekasi yang terdeteksi. "Kita belum mendapatkan laporan dari ahli atau dari peneliti," kata Tanti, kepada wartawan di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Rabu (3/3).

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kota Bekasi, menyebut varian virus baru masih memerlukan pembuktian penunjang. Berupa pemeriksaan medis maupun klinis. "Sejauh ini Kota Bekasi kita belum menemukan, diagnosanya masih sama dengan virus yang ada sebelumnya," ungkapnya.

"Biasanya kalau terlaporkan, akan diinfokan ke dinkes," lanjutnya.

Pemkab Bogor melalui Dinkes juga masih bersikap waspada. Pemkab belum mendapat instruksi terkait penanganan virus tersebut.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Dedi Syarif, menjelaskan, hal tersebut lantaran sejauh ini pihak Pemkab Bogor masih fokus dalam penanganan Covid-19 itu sendiri. "Belum ada instruksi. Tapi, pada prinsipnya kita di daerah itu sedang fokus penanganan Covid dan saat ini mulai melandai," kata Dedi.

Dia menerangkan, saat ini penanganan Covid-19 di Kabupaten Bogor sudah mulai teratasi yang dilihatnya melalui tiga indikasi. Pertama, menurut Dedi, tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) di Kabupaten Bogor sudah menurun hingga 54 persen, dimana sebelumnya pada Januari sempat hampir menyentuh 100 persen.

Kedua, lanjutnya, penambahan kasus harian saat ini mencapai rata-rata 90 kasus, bahkan sempat menyentuh 30 kasus saja per harinya. Terakhir, dengan adanya pencanangan vaksinasi, menurut Dedi menjadi salah satu cara untuk melawan Covid-19 di Kabupaten Bogor dengan menyiapkan herd immunity.

Dari Jawa Tengah dilaporkan, Pemprov mewaspadai adanya kemungkinan masuknya varian baru Covid-19 dari Inggris. "Tentu kita akan pantau, dari Dinas Kesehatan juga saya minta pantau terus dan kita koordinasi terus dengan pemerintah pusat agar kita bisa mencegah," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Menurut Ganjar, dua warga Provinsi Jabar yang teridentifikasi varian baru Covid-19 itu harus segera dilacak dan dilakukan berbagai tindakan pencegahan agar virus tidak menyebar. "Maksud saya, kalau dua orang itu langsung 'ditracing', maka langsung bisa diisolasi. Mereka tidak boleh keluar-keluar dulu untuk mengantisipasi penyebarannya," ujarnya.

Sekaligus, lanjut dia, tim riset dari Kementerian Kesehatan harus segera mencari sebenarnya varian baru itu seganas apa sehingga tindakan antisipatif bisa segera dilakukan. "Itu mesti cepet-cepet, ketemu dua orang, ya dua orang itu dikunci. Turunkan tim agar bisa meriset kondisinya, apakah perbedaannya tinggi atau tidak. Kalau harus dilakukan 'treatment' khusus, maka kira-kira 'treatment' yang bisa menangkal seperti apa. Kan kalau mendengarkan ini cepat menular dan mematikan, apakah benar seganas itu, maka jangan sampai orang takut semuanya," tegasnya.

Orang nomor satu di Jateng itu juga mengusulkan agar pintu-pintu masuk ke Indonesia diperketat mulai hari ini terkait dengan terdeteksinya varian baru yang masuk. "Ya menurut saya baik juga kalau ada varian baru dan sudah mulai terdeteksi, maka kita mesti hati-hati. Kalau perlu pintu-pintu masuk ke Indonesia diperketat mulai hari ini," katanya.

Perbedaan varian, mutasi dan strain virus. - (republika)




 
Berita Terpopuler