Muhammadiyah Gagas Peta Jalan Pendidikan
Pendidikan nasional harus senapas dan sejiwa dengan akar historisitas diknas.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Arah pendidikan nasional merupakan keharusan agar capaian masa depan pendidikan nasional memiliki pandangan dan pijakan pendidikan. Ketua Dikdasmen PP Muhammadiyah Baedhowi menilai, arah pendidikan harus pula berdisrupsi dan bertransformasi.
Dia menekankan, pendidikan nasional harus memiliki pijakan terhadap falsafah konstitusi yang tercermin dari koridor UUD 1945 dan Pancasila. Tidak kalah penting, kata Baedhowi, pendidikan nasional harus senapas dan sejiwa dengan akar historisitas pendidikan nasional.
"Karena pendidikan nasional terbalut berbagai jejak historisitas pendidikan nasional jauh sebelum negeri ini memproklamirkan kemerdekaannya. Sehingga, cetak biru pendidikan nasional pada masa depan bukanlah berada di ruang kosong," kata Baedhowi, Rabu (3/3).
Untuk itu, peran serta organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan sangat penting. Apalagi, mereka telah menapaki terlebih dulu bidang pendidikan nasional dan keagamaan, yang telah pula memberikan peran besar berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, kondisi bangsa yang multikultural, religius, kaya dan kental budaya nilai-nilai kearifan lokal tidak boleh diabaikan. Walau, pijakan disrupsi teknologi digital saat ini masih terus diusahakan agar menjadi pijakan pendidikan masa depan Indonesia.
"Karakter ahlak mulia yang jadi amanah Undang-Undang Pendidikan Nasional jadi ruh utama arah pendidikan nasional, selain mengusahakan literasi dan numerasi yang didorong jadi agenda utama bersama transformasi digital teknologi dan informasi," ujar Baedhowi.
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah memandang peta jalan pendidikan yang dirilis Menteri Dikbud Nadiem Makarim pada 2020 mencoba memberi kontribusi terhadap konsep peta jalan tersebut. Sejalan peran Muhammadiyah yang salah satunya berkhidmat di dunia pendidikan.
Baedhowi menekankan, Peta Jalan Pendidikan Muhammadiyah saat ini sudah siap dirilis. Dia berharap, peta jalan pendidikan jadi salah satu usaha kontribusi dalam rangka menatap masa depan sekaligus menjawab arah pendidikan Indonesia pada masa yang akan datang.
"Karena itu, Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah menggelar diskusi-diskusi mengenai Peta Jalan Kemdikbud yang masih perlu banyak masukan dan catatan kritis agar peta jalan yang kini dibahas tidak lepas dari pijakan pendidikan secara otentik," kata Baedhowi.