Positivity Rate Kembali Naik, Kematian Nakes Masih Terjadi

Rendahnya kapasitas testing sejurus dengan naiknya tingkat positif Covid-19.

Istimewa
Sejumlah orang melakukan penghormatan terakhir kepada nakes yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Garut, Jumat (5/2). IDI melaporkan, angka kematian nakes akibat Covid-19 hingga kini masih terus meningkat. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati, Antara

Sudah seperti 'penyakit kambuhan',  kapasitas testing Covid-19 di Indonesia selalu anjlok pada akhir pekan. Jumlah orang yang diperiksa pada Senin (1/3) bahkan hanya 18.940 orang, terendah sejak 1 November 2020 lalu.

Baca Juga

Rendahnya kapasitas testing sejurus dengan naiknya tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian. Dengan jumlah kasus baru mencapai 6.680 orang, hari ini dilaporkan angka positivity rate sebesar 35,26 persen.

Kembali melonjaknya tingkat positif mengubur prestasi rendahnya positivity rate selama sepekan terakhir. Rekor terendah bahkan tercatat pada Rabu (24/2) dengan 14,35 persen.

Namun di luar dua parameter tersebut, tren penambahan kasus Covid-19 harian masih konsisten turun. Sudah sepekan terakhir ini angka kasus harian tidak tembus 10 ribu orang per hari.

Dari penambahan kasus hari ini, DKI Jakarta kembali menyumbang angka tertinggi yakni 2.058 orang. Posisi kedua ditempati Jawa Barat dengan 1.662 kasus baru. Menyusul kemudian ada Jawa Tengah dengan 657 kasus, Kalimantan Timur dengan 437 kasus, dan Jawa Timur dengan 341 kasus.

Selain itu, jumlah kasus aktif Covid-19 level nasional juga terus menurun. Hari ini, terjadi penurunan jumlah kasus aktif mencapai 2,691, menyisakan 153.074 kasus aktif di Indonesia. Angka ini tentu jauh dibandingkan jumlah kasus aktif pada awal Februari lalu yang tembus 175 ribu orang.

Pasien sembuh juga terus bertambah. Satgas melaporkan ada 9.212 kasus sembuh dalam satu hari terakhir, sehingga jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh mencapai 1.151.915 orang.

Adapun, kasus kematian masih tercatat meningkat. Ada 159 kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah kumulatifnya menjadi 36.325 orang.

Angka kematian pada tenaga kesehatan (nakes) bahkan terus bertambah. Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat lebih dari 718 nakes tidak dapat tertolong akibat terpapar Covid-19 hingga per Ahad (28/2).

"Lebih dari 718 nakes gugur. Angka kematian tenaga medis ini terus meningkat," kata Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi saat konferensi virtual PB IDI, Senin (1/3) sore.

Adib memerinci, nakes yang terbanyak meninggal dunia yaitu dokter yaitu sebanyak 325 jiwa. Menurut catatan IDI, jumlah dokter yang meninggal dunia meningkat kalau dibandingkan dengan gugurnya tenaga kesehatan profesi ini per 17 Januari 2021 yaitu sebanyak 278 orang.

Kemudian, dia melanjutkan, nakes lainnya yang tidak tertolong adalah 33 dokter gigi, 234 perawat per 15 Februari 2021, 106 bidan per 10 Februari 2021, 11 apoteker, dan 17 ahli teknologi laboratorium medis (ATLM).

"Mudah-mudahan tidak ada lagi kematian nakes," ujarnya.

Ia menegaskan, peran dokter, dokter gigi, dan perawat krusial dalam penanganan Covid-19. "Sehingga, pemerintah diharapkan tetap memberikan satu konsentrasi untuk perlindungan terhadap tenaga kesehatan," ujarnya. 

 

Reaksi tubuh setelah divaksinasi - (Republika)

 

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menginginkan strategi 3T, yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) digencarkan pemerintah daerah (pemda). Penggencaran 3T sebagai upaya mengurangi laju penularan wabah Covid-19.

"Target operasinya atau tujuannya cuma satu, bagimana laju penularan Covid-19 bisa dikurangi, dan untuk bisa mengurangi laju penularan itu strateginya satu yaitu 3T, testing, tracing, dan treatment," kata Menkes Budi Gunadi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (1/3).

Hal itu disampaikan Menkes dalam kunjungan kerja di Puskesmas Bambanglipuro Bantul dalam rangka penguatan Puskesmas dalam akselerasi testing, tracing, dan treatment, dengan dukungan keterpaduan tenaga kesehatan, TNI/Polri dan pemberdayaan masyarakat.

"Dan itu artinya kita cari siapa yang kena (positif Covid-19), begitu kena dia harus cepat-cepat diindentifikasi, kalau ketemu (positif) dia harus isolasi, supaya tidak menular, karena tujuannya itu mengurangi laju penularan," katanya.

Dengan demikian, menurut Menkes, orang yang konfirmasi terpapar corona langsung dapat diobati dan tidak menulari lain. Karena, jangan sampai ketika ada kasus positif terlambat diketemukan dan menulari orang lain dengan jumlah lebih banyak.

"Kalau ada satu orang yang kena, jangan sampai dia menular kedua orang atau lima orang, atau 10 orang, itu yang bahaya. Kalau bisa dari satu orang kena, dia nulari satu orang saja, lebih bagus lagi kalau dari dua orang yang kena nularinya hanya satu, dan itu pasti turun kasusnya," katanya.

In Picture: Angka Kematian Covid-19 di Jakarta Turun 0,14 Persen

Petugas membawa peti mati jenazah pasien Covid-19 untuk dimakamkan di TPU Srengseng Sawah Dua, Jagakarsa, Jakarta, Kamis (25/2). Satgas Covid-19 mencatat DKI Jakarta mengalami penurunan angka kematian pasien Covid-19 dari 1,72 persen menjadi 1,58 persen atau turun sebesar 0,14 persen sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

 

 

 

Ihwal penggecaran 3T, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 mengakui masih terjadi perdebatan antarkementerian. Ketua Subbidang Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19/Koordinator Tim Supervisi PPKM Mikro Koesmedi Priharto mengakui, implementasi 3T bersamaan dengan pemberlakuan PPKM Mikro tidaklah mudah.

"Setelah menjalani, kami tahu ada beberapa permasalahan dan kami berkesimpulan diperlukan pemberdayaan masyarakat karena kami menyadari bahwa kesehatan tidak mampu menyelesaikan semuanya sendiri," ujarnya saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema "Perkembangan PPKM Mikro dan Pelepasan Tim Supervisi Tujuh Provinsi", Ahad (28/2) sore.

Artinya, dia melanjutkan, butuh budaya gotong royong untuk bersama-sama menuntaskan Covid-19. Oleh karena itu, dia melanjutkan, Satgas Penanganan Covid-19 berkoordinasi dengan banyak kementerian, TNI/polri dan masyarakat, baik di desa atau perkampungan untuk melaksanakan 3T.

Kemudian banyak kementerian bergerak untuk membuat model mengenai masalah ini. Harapannya bisa menjadi sebuah model untuk menghadapi Covid-19.

"Tetapi ketika dilakukan koordinasi di tingkat meja atau gedung ternyata banyak hal tidak ketemu, banyak perdebatan," ujarnya.

Oleh karena itu, dia melanjutkan, Kepala Satgas Doni Monardo menginstruksikan jajarannya turun ke lapangan dan berkoordinasi di lapangan. Koordinasi dilakukan antara Satgas dengan Babinsa, Babinkamtibmas, Lurah, RT, RW.

Pihaknya juga mengajak Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes), Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), persatuan epidemiologi, Litbangkes, bidang perubahan perilaku untuk membuat permodelan 3T di lapangan. Kemudian, permodelan ini akan disebarkan kepada semua masyarakat.

Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahun 2021 membengkak. - (Tim Infografis Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler